Kamis, 29 September 2011

SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI




BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
 Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang - kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad  renik (Anonymous. 2008).  Mikrobiologi  merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata terlanjang. Dalam bahasa Yunani “Mikrobiologi” diartikan  micros  yang berarti kecil, bios yang artinya hidup dan logos yang artinya kata atau ilmu. Dalam  konteks  pembagian ilmu modern, Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), jamur (mikologi), dan virus (virologi).
Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora normal), beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe / oncom, kecap, dll, produksi penisilin, sebagai agen biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah. Mikroorganisme tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan biotic maupun lingkungan abiotik dari suatu ekosistem karena berperan sebagai pengurai. Oleh karena itu organisme yang hidup di dalam tanah berperan aktif dalam proses - proses pembusukan, humifikasi dan mineralisasi. Ada juga mikroorganisme tertentu yang dapat mengikat zat lemas  (N ) dari udara bebas sehungga dapat menyuburkan tanah.
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak bumi di dasar - dasar samudra sampai proses pembuatan tempe, semuanya merupakan ‘pekerjaan’ mikroorganisme. Bukan Cuma itu, sekarang mikroorganisme telah digunakan dalam  pembuatan antibiotika, berbagai bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa genetika modern. Begitu banyak dan dominannya peranan mikroorganisme dalam  kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi (Ali, Iqbal. 2008).
Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai  penyakit ( hewan,  tumbuhan,  manusia), diantaranya: flu burung dan flu babi yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Pada tahun 1675 Antonie, membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, sehingga dia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan air  jambangan bunga. Dari air hujan yang menggenang di kubangan - kubangan dan dari air jambangan bunga, ia peroleh beraneka hewan bersel satu dengan menggunakan mikroskop buatan yang diperbesar hingga 300 kali. Ia tertarik dengan banyaknya benda - benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda - benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan - hewan yang sangat kecil. Selain itu ia juga menemukan adanya hewan bersel satu ini kemudian diberi nama Infusoria atau “hewan tuangan”. Penemuan  ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda -  benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumbuk  lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat  250 mikroskop yang mampu  memperbesar  200 -  300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut dan mengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal  7 September 1674  ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963 - 1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan  bakteri. Pentingnya penemuan tersebut tidak dihargai pada saat itu terlebih lagi penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan dari mana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat yang muncul, satu mengatakan  animalcules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung terori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan ganaratio spotanea. Pendapat ini mengatakan bahwa animalcules tadi berasal dari animalcules sebelumnya seperti halnya organisme tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini memerlukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana dan perlu waktu lebih dari 100 tahun.. Baru setelah hampir 200 tahun berikutnya, seorang ahli Perancis, Louis Pasteur, Louis Pasteur (1822 – 1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisme, Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti peran mikroba dalam industri anggur dan pembuatan alkohol dalam mempelajari proses fermentasi dan menunjukkan bahwa mikro organismelah penyebab rasa asam yang tidak dikehendaki pada beberapa jenis anggur. Kenyataannya, ada satu jenis mikro organisme yang membantu pembuatan anggur, namun ada organisme lain yang menyebabkan rusaknya minuman  anggur. Setelah gagasan ini diterima studi tentang organisme dengan proses metabolisme menjadi ilmu yang penting.
Antara tahun 1674 sampai 1683 ia terus menerus mengadakan hubungan  dengan lembaga “ Royal Society ” di Inggris. Ia melaporkan hal - hal yang diamatinya dengan miskroskop itu kepada lembaga tersebut. Laporan - laporan itu disertai dengan gambar - gambar mikro organisme yang beraneka ragam. Atas kecermatan ketelitian pengamatan leeuwenhock nyata sekali pada gambar –gambar tersebut. Kemudian ia membuat sketsa bakteri dengan bentuk bola (kokus), silindris atau bentuk batang (basillus), spiral (spirilum). Akan tetapi arti penemuan leeuwcnhock tidak dihiraukan sebelum tahun 1800, ketika orang belum menyadari benar bahwa mikroorganisme adalah penyebab banyak penyakit atau menyebabkan perubahan kimia pada bahan – bahan disekitar kita yang tidak terhitung banyaknya. Dalam sejarah mikrobiologi, Leeuwenhoek dapat dipandang sebagai peletak dasar utama atau bapak mikrobiologi.


1.2   Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian dari mikrobiologi?
2.      Bagaimanakah perkembangan studi mikroorganisme?
3.      Bagaimanakah proses fermentasi sebagai proses mikrobiologis?
4.      Apa sajakah penemuan peranan mikroorganisme sebagai penyebab penyakit?
5.      Bagaimanakah era keemasan dalam mikroorganisme?
6.      Bagaimanakah era modern dalam mikroorganisme?

1.3     Tujuan

1.       Agar kita dapat mengerti tentang pengertian mikrobiologi
2.      Agar kita dapat mengetahui tentang perkembangan studi mikroorganisme.
3.      Agar kita dapat mengetahui fermentasi sebagai proses mikrobiologis.
4.      Agar kita dapat mengetahui tentang penemuan peranan mikroorganisme sebagai penyebab penyakit.
5.      Agar kita dapat mengetahui tentang era keemasan dalam mikroorganisme.
6.      Agar kita dapat mengetahui tentang era modern dalam mikroorganisme.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Mikroorganisme
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea (Anonymous.2009). Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya ia tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, micros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme sudah dikenal lebih kurang 4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks yang terdapat di laut, atau mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisme diduga merupakan nenek moyang dari semua makhluk hidup.
Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, antara lain mengkaji tentang:
1.      Karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan
2.      Karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang mampu hidup bebas, khususnya bakteri.
3.      Keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal bagaimana dan mengapa muncul macam-macam mikroorganisme.
4.      Keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.
5.      Peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi
6.      bagaimana memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu dalam memahami proses-proses biologi organisme yang lebih besar termasuk manusia.
Lebih dari satu abad yang lalu Louis Pasteur dan beberapa rekannya meyakinkan profesi medis bahwa sebenarnya organisme yang kecil inilah yang menyebabkan penyakit. Informasi yang diperoleh dari mikrobiologi membawa kemajuan besar untuk mengawasi banyaknya penyakit menular. Disamping itu mikroorganisme telah digunakan untuk mempelajari berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pada bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Jadi banyak fakta tentang metabolisme manusia yang diketahui oleh sekarang, mula - mula diketahui terjadi pada mikro organisme. Oleh karena itu, bahwa bidang mikro biologi bukan hanya studi tentang mikro organisme penyebab penyakit, tetapi merupakan studi tentang semua aktifitas hayati mikro organisme.
Secara garis besar mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat serum rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain, yaitu: biokimia. Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 oleh beberapa ilmuwan dan telah membuktikan bahwa mikroorganisme berasal dari mikro organisme sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa mikro organisme bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses fermentasi, misalnya buah anggur menjadi minuman yang mengandung alkohol. Ilmuwan juga menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikro organisme bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Awal abad 20 ahli mikro biologi telah meneliti bahwa mikro organisme mampu menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik yang baru. Hal inilah yang disebut dengan biohemial divesity atau keaneka ragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikro organisme. Disamping itu, yang penting lainnya adalah mekanisme perubahan kimia oleh mikro organisme sangat mirip dengan unity in biochemistry yang artinya bahwa proses biokimia pada mikro organisme adalah sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup termasuk manusia. Bukti yang lebih baru menunjukkan bahwa informasi genetik pada semua organisme dari mikroba hingga manusia adalah DNA.
Pengambilan informasi genetika dari mikro organisme karena sifatnya sederhana dan perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai variasi metabolisma. Saat ini mikro organisme diteliti secara insentif untuk mengetahui dasar fenomena biologi.
Mikro organisme juga merupakan sebagai sumber produk dan proses yang menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui proses fermentasi dapat digunakan sebagai sumber energi. Strain - strain dari mikro organisme yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika dapat diterima. Sekarang insulin yang dibutuhkan manusia dapat diproduksi dalam jumlah tak terhingga oleh bakteri yang telah direkayasa.
Mikroorganisme juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk membersihkan lingkungan, misalnya: dari tumpukan minyak di lautan dipergunakan sebagai herbisida dan insektisida di bidang pertanian. Hal ini karena mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk mendekomposisi / menguraikan senyawa kimia komplek. Kemampuan mikroorganisme yang telah direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan lahan baru dalam mikrobiologi industri yang dikenal dengan bioteknologi. Jika anda membaca tentang mikroorganisme anda akan menghargai, mengagumi mikroorganisme seperti bakteri, alga, protozoa dan virus merupakan organisme yang sering tidak terlihat. Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan maupun tumbuhan. Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak diantaranya berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa diantaranya digunakan dalam menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di bidang kesehatan maupun industri makanan (Minasari. 2008).

2.2   Perkembangan Studi Mikroorganisme
Studi pengaruh dan pemanfaatan mikroorganisme, sebenarnya sudah berlangsung selama ribuan tahun, tetapi baru 300 tahun yang lalu mikroorganisme dipelajari dan dikaji lebih mendalam.       
2.2.1 Antony van Leeuwenhoek (1632–1723)
Antony van Leeuwenhoek (1632–1723) sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebegai wine terster di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi.
Leewenhoek menggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, saliva, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda bergerak tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan animalcule yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan fungsi mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200–300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatan tersebut dan mengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1974 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil, sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1632–1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, kokus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil dan akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.
Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan dari mana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat, satu mengatakan animacules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari proses benda mati melalui abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan generatio spontanea. Kedua mengatakan bahwa animalcules berasal dari animalcules sebelumnya seperti halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini dilakukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana tetapi memerlukan waktu lebih dari 100 tahun (Minasari. 2008).


2.2.2   Kemenangan Teori Biogenesis
Franscesco Redi (1626–1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk adalah larva, yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio spontanea. Bagaimana dengan asal dari mikroorganisme yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop ?
John Needham (1713–1781) memasak sepotong daging untuk menghilangkan organisme yang ada dan menempatkannya dalam toples yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya koloni pada permukaan daging tersebut. Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisme terjadi spontan dari daging.
Lazarro Spalanzani (1729–1799) merebus kaldu daging selama 1 jam dan menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut. Jadi eksperimen ini menentang teori abiogenesis. Tetapi Neddham mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan Spalanzani tersebut tidak berinteraksi langsung dengan udara.
Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba memecahkan kontroversi tentang peran udara. Pada tahun 1836, Franz Schulze melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor Schwann mengalirkan udara panas melalui pipa ke dalam tabung tertutup yang berisi kaldu. Keduanya tidak menemukan adanya mikroba sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas. Tetapi para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba. Sampai akhirnya tahun 1954 peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan demikian mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori generatio spontanea adalah salah.

2.2.3 Teori Generatio Spontanea (Abiogenesis) dan Biogenesis
Pendukung Teori Abiogenesis
Terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae. Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, maka pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terkjadinya secara spontan, misalnya :
   1.      ikan dan katak berasal dari Lumpur.
   2.      Cacing berasal dari tanah, dan
   3.      Belatung berasal dari daging yang membusuk.
A)      Teori Harold Urey (1893)
Urey berpendapat bahwa kehidupan terjadi pertama kali di atmosfer. Pada saat tertentu dalah sejarah perkembangan bumi, terbentuk atmosfer yang kaya akan CH4 (metana), NH3 (ammonia), H2 (hidrogen) dan H2O (air). Molekul-molekul ini dengan bantuan petir yang menimbulkan loncatan listrik dan sinar kosmik akan membentuk asam amino yang merupakan awal dari kehidupan.
B)   Teori Oparin
Oparin sependapat dengan Urey bawah kehidupan pertama terjadi di cekungan pantai yang bahan-bahannya dari lautan.
Pendukung Teori Biogenesis
A.  Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Spallanzani menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut :    
Labu I          :  Diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC    selama  beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
 Labu II        :  Diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut.
Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
Labu I         :     Air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
Labu II        :     Air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut.
B.     Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur selengkapnya adalah sebagai berikut :
Langkah I     :  Labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan 
Langkah II   :    Selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
 Langkah III :  Labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme
Melalui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu.
Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk.  Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.
Berdasarkan hasil percobaan Spallanzani dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :
   1.      Omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.
   2.      Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup,  dan
   3.      Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab.
Ilmuwan-ilmuwan yang juga mengamati teori Generatio Spontanea antara lain:
1.        Francesco Redi
·      Percobaan Francesco Redi dan Controlled
Kebanyakan orang bisa menyebutkan satu ilmuwan abad ke-17 Italia yang berbasis di Florence yang menentang teori Aristoteles diterima secara luas dan untuk mempengaruhi cara Sains dilakukan pada abad yang akan datang? Sebenarnya ada dua! Yang lain selain Galileo Francesco Redi. Francesco Redi yang paling terkenal untuk demonstrasi yang sangat baik tentang penggunaan eksperimen terkontrol dan tantangan untuk teori generasi spontan.
Ketika seorang ilmuwan desain percobaan penting untuk menghilangkan yang tidak diketahui sebanyak mungkin. Sebagai contoh, jika seseorang mencoba untuk menilai dampak kesehatan dari obat pada manusia, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan hanya menghitung berapa banyak pasien mendapatkan lebih baik atau lebih buruk ketika diberikan obat ini tidak cukup baik. Kami ingin tahu berapa banyak menjadi lebih baik atau lebih buruk khususnya dari obat. Salah satu solusi yang mungkin untuk memperkenalkan kontrol untuk membandingkan obat berbasis tes terhadap beberapa kasus standar. Dalam obat-tes satu kelompok biasanya diberi obat dan kelompok lain, kelompok kontrol, diberi plasebo (umumnya gula-pil tanpa efek kesehatan yang diketahui). Subyek tidak tahu jenis pil yang mereka telah diberikan. Hasil obat dari kelompok uji kemudian dapat dibandingkan terhadap orang-orang dari kelompok kontrol dan kita bisa mendapatkan ide yang lebih baik dari yang efek hasil dari obat. Sangat menarik bahwa ini muka (dan sering diabaikan) penting dalam metode ilmiah diperkenalkan hanya 25 tahun setelah kematian Galileo dan hanya beberapa kilometer dari tempat ia tinggal.
·      Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi mampu membuktikan teori bahwa belatung bisa dihasilkan dari daging secara spontan dengan menggunakan eksperimen terkontrol. Generasi spontan, teori bahwa bentuk kehidupan dapat dihasilkan dari benda mati, telah ada sejak setidaknya zaman Aristoteles. Francesco mengambil delapan botol, ditempatkan daging di semua guci, melainkan berlapis empat dari stoples dengan kain muslin. Belatung dikembangkan dalam stoples terbuka tetapi tidak berkembang dalam stoples yang tertutup kain muslin. Hari ini eksperimen terkontrol biasanya dituntut oleh jurnal ilmiah dan kadang-kadang hukum diperlukan oleh badan pengawas (terutama untuk obat-obatan). Gambar berikut ini diambil dari Esperienze intorno alla generazione degl 'Insetti (hal. 187) di mana Francesco Redi menerbitkan deskripsi percobaan pada tahun 1668.
Penemuan Fransisco Redi
Francesco Redi sering dikreditkan dengan mengembangkan percobaan terkontrol seperti Galileo adalah sering dikreditkan dengan memperkenalkan metode eksperimental modern. Kedua keyakinan mungkin sederhana, namun. Francesco Redi dan Galileo Galileo menunjukkan efektivitas metode mereka menggunakan eksperimen yang sangat sederhana, kemudian menjelaskan prosedur dan hasil dengan cara yang jelas dan menarik. Percobaan ini adalah peristiwa DAS dalam sejarah ilmu pengetahuan. Itu tidak berarti bahwa para ilmuwan eksperimental sebelum Francesco Redi tidak menyadari kebutuhan untuk mengontrol variabel atau urutan langkah yang terlibat dalam metode Galileo belum dijelaskan oleh para filsuf sebelumnya alam. Ketika Galileo masih seorang anak muda, Giuseppe Moletti, profesor yang ia akhirnya akan berhasil di University of Padua, memutuskan untuk melakukan beberapa percobaan pada jatuh bebas dengan menjatuhkan beban di media yang berbeda. Uji dengan terjun bebas dalam air dan udara ditetapkan bahwa bola harus dari berat badan, substansi yang sama dan tokoh dalam rangka untuk menghapus keraguan. Dalam buku yang sama, ketika Moletti dijelaskan menjatuhkan bola dari kayu dan timah dari menara untuk menunjukkan bahwa jatuh bebas tidak tergantung pada berat badan (seperti Aristoteles mengatakan) ia berhati-hati untuk menghilangkan ukuran sebagai variabel gangguan dengan melakukan percobaan dengan kayu bola dari berbagai ukuran. Percobaan Moletti tentu tidak seanggun Francesco Redi, tetapi mereka menunjukkan bahwa ia memahami perlunya kontrol [_1_].
Berhati-hati untuk mengendalikan variabel-variabel yang diketahui tidak menjamin bahwa Anda akan mendapatkan hasil yang benar. Itu karena "Anda tidak tahu apa yang Anda tidak tahu". Bagaimana jika ada variabel yang perlu dikontrol bahwa Anda bahkan tidak tahu ada. Ini bisa menjelaskan mengapa Menara Pisa yang terkenal percobaan benar-benar datang dengan hasil yang salah. Banyak yang menganggap legenda Menara Pisa percobaan menjadi mitos. Percobaan itu terjadi. Hal ini dilakukan oleh Vincenzio Renieri, seorang biarawan Katolik  dan bukan Galileo sebagai umumnya dianggap. Vincenzio adalah teman Galileo. Seperti Moletti sebelum dia, Renieri, dikendalikan untuk ukuran ketika ia menjatuhkan dua bola dengan ukuran yang sama (salah satu dari kayu dan satu dari timah.) Ia datang dengan hasil yang salah. Ada hampir 2 meter perbedaan antara bola lebih berat dan lebih ringan ketika mereka menyentuh tanah. Galileo dijelaskan hasil yang serupa dalam beberapa karyanya. Para ilmuwan tidak mengetahui bahwa mereka perlu untuk mengendalikan fisiologi manusia juga. Percobaan modern dengan manusia menjatuhkan bola nyata bobot yang berbeda menunjukkan bahwa ada kecenderungan untuk pegangan bola berat lebih erat dan melepaskannya lebih lambat [_2_].
·      Francesco Redi dan Galileo Affai
Francesco Redi sangat penting bagi setiap diskusi tentang peristiwa yang berkaitan dengan Galileo dan Gereja. Kejadian-kejadian yang paling sering digambarkan sebagai bukti dramatis untuk "bentrokan berulang antara agama dan ilmu pengetahuan". Tapi begitu banyak fakta-fakta yang berkaitan dengan Francesco Redi tampaknya bertentangan dengan penafsiran ini. Francesco Redi hidup nyaman di Florence, berjalan-jalan yang sama dan bekerja untuk orang yang sama bahwa Galileo tidak (Medici). Dia meninggal tanpa menghadapi masalah dengan Gereja. Tergantung pada penulis, penggunaan bahasa Italia Galileo bukan Latin seharusnya menjadi masalah dengan Gereja. Tapi dengan Francesco Redi, itu tidak. Setiap tantangan untuk Aristoteles juga seharusnya menjadi masalah bagi Gereja. Tapi itu Aristoteles yang mengusulkan bentuk-bentuk kehidupan seperti belatung spontan dihasilkan, dan membuktikan bahwa Redi palsu (meskipun ia tetap percaya bentuk kehidupan lain mungkin akan menghasilkan spontan). Peristiwa Galileo seharusnya menyebabkan penurunan ilmu di Italia, namun kita kita memiliki salah satu kemajuan yang paling penting dalam metode ilmiah terjadi beberapa waktu kemudian di kota yang sama.
Kehidupan dan karya Francesco Redi memberikan alasan untuk memikirkan kembali penafsiran yang paling umum dari ucapan Galileo, bahwa itu, pada dasarnya, konflik antara ilmu dan gereja. Jika Peristiwa Galileo menunjukkan konflik inheren antara gereja dan ilmu pengetahuan mengapa tidak bertentangan ini terulang 25 tahun kemudian ketika keadaan sangat mirip muncul. Mungkin sudah ada faktor lain yang terlibat dalam apa yang terjadi. Mungkinkah kepribadian Galileo dan perselisihan pribadi dan profesional dengan para ilmuwan lain hari itu telah memainkan peran yang lebih sentral. Tentu saja, beberapa sejarawan paling penting dan filsuf berpikir begitu. Dan meninggalkan kepribadian samping, bisa juga bahwa Francesco Redi mungkin telah menunjukkan metodologi yang lebih baik dalam membuktikan Aristoteles daripada Galileo.
2  .    Franz Shchulze (1815-1873) dan Theodor Shcwann (1810-1882).
   Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti Franz Shchulze (1815-1873) dan Theodor Shcwann (1810-1882). Mereka berdua yang mencoba memecahkan kontroversi tentang peran udara. Pada tahun 1836, Franz Schulze dengan experimennya melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor Schwann mengalirkan udara melalui pipa yang dipanai ke dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu yang dipanasi dan membara ke dalam labu berisi kaldu daging yang dididihkan berjam-jam lamanya. Maka baik Schultze maupun Schwann tidak menemukan mikroorganisme di dalam kaldunya sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas. Tetapi para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba Namun tetap saja hal ini belum meyakinkan mereka yang menyokong konsepsi abiogenesis terhadap eksperimen kedua sarjana tersebut. Mereka mengatakan bahwa udara yang lewat asam ataupun pipa panas itu telah mengalami perubahan sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan dan tidak mendukung timbulnya kehidupan makhluk makhluk baru. Sampai akhirnya tahun 1954 peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang pada sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan demikian mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori generatio spontanea adalah salah.
3          Louis Pasteur dan John Tyndall
Louis Pasteur (1822-1895), seorang ahli kimia yang mendapat pengakuan nasional tidak lama setelah memulai karirnya ketika ia menemukan rumus bangun asam tertarat. Kemudian Pasteur tertarik pada industri minuman anggur dan perubahan-perubahan yang terjadi selama proses fermentasi. Melalui penelitian fermentasi gula, Pasteur mengatakan bahwa faktor lingkungan sangat penting bagi kehidupan mikroorganisme. Hal ini menandakan berakhirnya pertentangan konflik nonvital dan vital. Berdasarkan hasil-hasil percobaan ilmuwan yang juga seorang biologiwan bernama Louis Pasteur ini, dapat meyakinkan khalayak, bahwa tidak ada kehidupan baru yang dapat timbul dari benda mati, maka muncullah teori “Biogenesis” yaitu “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” yang berarti “semua kehidupan itu berasal dari telur, dan semua telur itu berasal dari sesuatu yang hidup”. Louis Pasteur sebenarnya seorang sarjana kimia, akan tetapi berkat jasa-jasanya dalam bidang mikrobiologi demikian banyaknya, sehingga ia disebut seorang pelopor mikrobiologi. Pernyataan Louis Pasteur tersebut, belum memberi jawaban atas pertanyaan “darimana asal bakteri?” Sesungguhnya, bahwa pertanyaan ini hingga sekarang belum terjawab, pertanyaan ini identik dengan pertanyaan “darimana asal kehidupan”. Jawaban atas semua ini bergantung pada pandangan hidup seseorang, dan dengan demikian terletak diluar bidang ilmu pengetahuan atau science. Seorang vitalist akan menjawab berlainan dengan paham gereja yang berlandaskan materialisme, sehingga akan menyebabkan timbulnya pemisahan antara ilmu dengan urusan agama dimana paham vital yang mengarah pada peranan adanya organisme dan paham non vital yang peranannya mengarah pada faktor diluar organisme.
Pada masa pasteur terdapat salah seorang penyokong yang penuh dedikasi terhadap generasi spontan (Abiogenesis) pasteur ialah Felix Arhimede Pautcht, seorang naturalis Perancis. Dalam tahun 1859 ia menerbitkan laporan panjang lebar untuk membuktikan kejadiannya, tetapi ia tidak memperhitungkan sifat Louis Pasteur yang cerdik, keras kepala dan tak kenal lelah.Karena merasa jengkel akan logika dan data Pouchet, maka Louis Pasteur didalam tahun 1865 melakukan percobaan untuk lebih meyakinkan dan untuk mengakhiri pertikaian itu untuk selama-selamanya. Louis Pasteur mempersiapkan larutan nutrien (kaldu) didalam labu yang dilengkapi dengan lubang atau pipa panjang dan sempit berbentuk “leher angsa”. Pasteur sendiri meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya. Dalam percobaannya menggunakan tabung berleher angsa, Pasteur memanaskan dengan merebus larutan nutrien (kaldu) itu dan udara tanpa perlakuan dan tanpa disaring kemudian dibiarkan lewat keluar masuk. Setelah sekian lama, ternyata tidak ada mikroorganisme yang tumbuh dalam larutan itu.
Pada prinsipnya udara mampu masuk ke dalam tabung, namun partikel-partikel debu yang mengandung mikroorganisme tidak mencapai larutan nutrien karena partikel debu akan menempel dan mengendap dalam bagian lengkungan tabung “leher angsa” yang berbentuk huruf V dan aliran udara demikian berkurangnya sehingga partikel-partikel debu yang mengandung mikroorganisme tidak terbawa masuk ke dalam labu. Dalam hal ini mikroba beserta debu akan mengendap pada bagian tabung yang berbentu U sehingga tidak akan dapat mencapai kaldu. Ia juga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen. Pasteur menemukan bahwa mikroorganime terbawa debu oleh udara dan ia menyimpilkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang terjadi. Dari hasil experiment tersebut Pada tanggal 7 April 1864 ia mengatakan bahwa: For I have kept them and am still keeping from them, that one thing that is above the power of man to make; I have kept from them, the germ that float in the air, I have kept them from life. Salah satu argumen klasik untuk menantang buiogenesis adalh bahwa panasang digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan juga dianggap merusak ‘vital force’. Mereka yang mendukung teori abiogenesis berpendapat bahwa tanpa adanya kekuatan vital force tersebut mikroorganisma tidka dapat muncul serta spontan. Untuk merespon argumen tersebut John Tyndall mengatakan udara dapat dengan mudah dibebaskan dari mikroorganisma dengan cara melakukan percobaab dengan meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti bahwa meskipun udara luar dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung dengan kaldu di dalamnya, namun tidak ditemukan adanya mikroba. Hasil percobaan
Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya konsep biogenesis.
Tabung leher angsa Pasteur
Di antara bukti-bukti yang paling penting ialah hasil percobaan John Tyndall pada awal tahun 1870-an, denan menciptakan sebuah kotak bebas debu, dan menempatkan tabung-tabung berisi kaldu steril didalamnya. Selama udara dalam kotak bebas dari debu maka selama itu pula kaldu akan mengendap dan tertahan pada tabung berleher angsa yang menuju ke dalam kotak, sehingga dari percobaan John Tyndall terbukti bahwa mikroorganisme terbawa oleh partikel partikel debu. Disamping percobaan abiogenesis Pasteur juga tertarik pada industry minuman anggur dan perubahan-perubahan yang terjadi selama proses fermentasi. Pada zaman dahulu, orang memperbaiki mutu produk-produk fermentasinya dengan cara mencoba-coba, tanpa menyadari bahwa mutu sesungguhnya bergantung kepada penyediaan atau perbaikan kondisi bagi pertumbuhan mikroorganisme pelaku fermentasi tersebut. Barulah setelah Pasteur menelaah peranan mikroorganisme dalam proses fermentasi pada pembuatan anggur maka orang menjadi mengerti bahwa mikroorganisme itulah yang menyebabkan terjadinya fermentasi. Dimana proses fermentasi terjadi karena enzim yakni zat yang dihasilkan sel hidup yang menyebabkan berlangsungnya reaksi-reaksi kimiawi tertentu.
Untuk masa berpuluh-puluh tahun tetap dianut adalah tentang proses fermentasi. Proses tersebut adalah suatu proses kimia.Karena jasad pemrosesannya tidak nampak. Serta kalaupun kemudian adanya pertumbuhan jasad (misal ragi) pada permukaan larutan dianggap sebagai akibat proses fermentasi. Tetapi berkat penelitian tiga orang ahli, antara lain Pasteur pada tahun 1830, dapat diketahui dan dipastikan bahwa proses fermentasi adalah proses biologis dimana mikroorganisme (ragi) yang berperan. Ia setelah membuktikan ketidakbenaran teori spontan, jadi memastikan bahwa mikroorganisme merupakan penyebab fermentasi, ia siap membantu para pembuat minuman anggur dan bir Perancis, yang acapkali menghadapi kesukaran untuk menghasilkan produk bermutu tinggi. Setelah memeriksa banyak kelompok minuman anggur, maka dia menemukan berbagai macam mikroorganisme.
Pasteur menetapkan bahwa dengan seleksi yang tepat terhadap mikroorganisme yang bersangkutan, maka dapat dipastikan bahwa akan diperoleh hasil yang baik dan merata secara konsisten. Untuk mencapai hal ini, maka mikroorganisme yang sudah ada dalam sari buah harus dihilangkan dan fermentasi yang baru dimulai dengan biakan, yaitu suatu pertumbuhan mikroorganisme yang diambil dari tong anggur yang dinilai baik. Pasteur menyarankan agar menghilangkan tipe-tipe mikroorganisme yang tidak diinginkan dengan pemanasan-yang tidak sampai merusaka aroma sari buah tetapi cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme. Ia mendapati bahwa perlakuan dengan suhu 62,80C selama setengah jam cukuplah untuk mencapai hal tersebut. Kini proses ini, dinamai pasteurisasi, digunakan secara meluas pada industry fermentasi, tetapi yang paling kita kenal ialah yang dimanfaatkan di industri hasil susu, untuk membunuh jasad-jasad renik penyebab penyakit yang terdapat dalam susu dan produk-produk susu. Bahkan sebelum Pasteur berhasil membuktikan bahwa bakteri menjadi sebab beberapa penyakit, banyak pengamatan yang cermat menentang keras adanya teori nutfah penyakit.
Dalam tahun 1546 Francastoro dari Verona (1483-1553) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh jasad renik yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang dipindahkan (ditularkan) dari seseorang ke seseorang lain. Pada tahun 1762 von Plnciz dari Vienna tidak hanya mengemukakan bahwa sesungguhnya makhluk hiduplah yang menjadi penyebab penyakit, tetapi juga berpendapat bahwa berbagai jasad renik menimbulkan bermacam macam penyakit pula. Konsepsi parasitisme, yakni adanya organism yang hidup pada atau didalam organisme lain dengan mengambil nutrient dari padanya, tersebar luas dalam tahun 1700-an. Dikarenakan keberhasilan Pasteur dalam memecahkan masalah fermentasi maka pemerintah Perancis memintanya untuk meneliti pebrine, penyakit pada ulat sutra yang menghancurkan industry sutra yang penting di Negara tersebut.
Ternyata masalah itu rumit, dan selama bertahun mereka mencari-cari pemecahannya dengan susah payah. Akan tetapi, pada akhirnya ia berhasil mengisolasi jasad renik (suatu protozoa) penyebabnya. Pasteur bahkan meningkat lebih lanjut dan menganjurkan kepada para petani ulat sutra agar mereka menyeleksi ulat–ulat / baru yang sehat dan bebas penyakit untuk menghindari penyakit itu. Kemudian pasteur (1877) menangani masalah antraks. Penyakit pada sapi, domba, dan terkadang manusia. Setelah mengamati penyebab penyakit itu dari darah hewan yang mati karena penyakit tersebut. Maka ia menumbuhkannya dalam labu –labu di laboratorium. Walaupun sejak jaman dulu sudah banyak ahli yang mempunyai keyakinan bahwa penyebab penyakit dapat berpindah tempat dan menyebar dari satu orang ke orang lain, baik melalui udara, melalui air.
Ataupun melalui pembawa lainnya. Baru oleh Fracastorius (1478 1553) dasar-dasar yang meyakinkan tentang perpindahan dan penyebaran jasad penyebab penyakit, mulai diungkapkan. Serta lebih kurang satu setengah abad kemudian oleh Kircher (1602-1680) cara-cara yang pasti tentang penularan, penyebaran dan perpindahan jasad penyebab penyakit lebih terperinci. Uraian, bahasan, dan batasan Kircher inilah yang kemudian dapat mengungkapkan berbagai jenis penyebab penyakit serta cara penyebaran dan penularannya, seperti yang kemudian dilanjutkan oleh Panum (1820-1885) ahli kedokteran Denmark untuk penyakit campak, Snow (1813-1858) dan Budd (1811-1880) tentang epidemi kolera Asia, dan sabagainya.
Pada periode ini terjadinya gejala pembengkakan pada luka yang dibiarkan,kemudian diketahui, disebabkan oleh adanya pertumbuhan mikroorganisme pengubah darah menjadi nanah yang kemudia banyak hidup di sekitar dan didalam luka. Menurut Pasteur, fermentasi asam laktat yang tidak ingin terjadi dari kontaminasi dengan bakteri berbentuk batang. Produksi etanol terjadi karena aktivitas sel khamir. Menurut penelitian yang dilakukan Pasteur bahwa jenis bakteri mampu mengubah gula menjadi produk akhir. Jadi suatu bakteri menyebabkan pembentukan asam laktat dari gula. Jenis lain membentuk asam butirat dan seterusnya. Pasteur menemukan bahwa proses fermentasi terjadi tanpa adanya udara. Ialah yang pertama menggunakan istilah aerob (aerobic) dan anaerob (anaerobic) yang artinya proses yang memerlukan udara dan proses yang yang tidak mungkin berlangsung jika tidak ada udara.

4.    Heinrich Hermann Robert Koch
Heinrich Hermann Robert Koch adalah seorang dokter Jerman. Dia menjadi terkenal setelah penemuan anthrax bacillus (1877), tubercle bacillus (1882), dan kolera bacillus (1883) dan pengembangan postulat Koch. Dia diberikan Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada 1905 dan dianggap sebagai pendiri bakteriologi. Robert Koch lahir pada 11 Desember 1843 di Clausthal, Jerman sebagai seorang anak pejabat pertambangan. Dia belajar medis dibawah Jacob Henle di Universitas Gottingen dan tamat pada 1866. Dia kemudian bekerja di Perang Perancis-Prusia dan kemudian menjadi opsir medis di distrik Wollstein. Bekerja dengan alat yang sangat terbatas, dia menjadi salah satu pendiri ilmu bakteriologi. 
Setelah Casimir Davaine menunjukkan transmisi langsung anthrax bacilus di antara sapi, Koch mempelajari anthrax lebih dekat lagi. Dia menemukan metode untuk memurnikan basilus dari sampel darah dan mengembangkan kultur murni. Dia menemukan bahwa, anthrax tidak dapat hidup di luar inang atau hospes dalam waktu yang lama, namun dapat membuat spora yang dapat bertahan lama. Spora-spora ini, tertanam dalam tanah, adalah penyebab dari merebaknya anthraks yang spontan dan tidak dapat dijelaskan. Dia mempublikasikan hasil penemuannya pada 1876 dan dihargai pekerjaan di "Kantor Kesehatan Istana" di Berlin pada 1880. Koch adalah seorang dokter yang tenang dan sangat teliti, ia terkadang melalaikan praktek dokternya untuk mengejar ilmu baru yang sangat memukau yaitu bakteriologi. Selanjutnya ia mulai meneliti dunia mikroorganisma yang sudah dilihat oleh Pasteur. Baik Pasteur maupun Koch menjadi rival bersama yang sama-sama ingin mengetahui penyebab penyakit anthrax yang sangat merugikan peternak sapi dan domba di Eropa. Koch akhirnya menemukan dari darah domba yang telah mati karena anthrax. Dengan sering meninggalkan prkateknya sebagai dokter, Koch membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara memisahkan bakteri untuk batang tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang sakit sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan dibakar atau dikubur yang dalam, setelah ia mengetahui bahwa spora yang dihasilkan oleh bakteri dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di daerah peternakan. Dengan penemuan anthraxnya Koch merupakan orang pertama yang membuktikan mikroba tertentu merupakan agen penyakit tertentu. Selanjutnya Koch dan kawan-kawan menemukan bakteri penyebab tuberculosis dan cholera. Koch dan  anggotanya banyak memberi kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya adalah prosedur pengecatan bakteri untuk pengamatan dengan mikroskop cahaya dan juga koch menemukan bakteri yang menimbulkan tuberkolosis dan kolera. Khusus mengenai Robert Koch yang sampai sekarang namanya tetap dikenang dan dihargai karena jasajasanya besarnya di bidang mikrobiologi kedokteran dan kemanusiaan. Berkat penelitian Koch ini maka ihwal dan penyebab penyakit TBC, tifus, difteri, kolera dan gonorhu serta antraks, dapat terungkap dan dipisahkan secara murni. Yang paling penting untuk diketahui adalah Postulat Koch yang menjadi dasar bagi seorang ahli untuk mencari, menemukan dan mengetahui jasad penyebab suatu penyakit didalam suatu wabah yang sedang berkecamuk. Tahap-tahap kerja Postulat tersebut mempunyai 4 dalil, yaitu :
1)         Bahwa mikroorganisme yang disangka penyebab harus selalu didapatkan pada semua penderita penyakit dan tidak didapatkan pada bukan penderita atau yang masih sehat.
2)          Bahwa mikroorganisme penyebab harus dapat dibiakkan secara murni di dalam media tanpa kehadiran bagian/jaringan jasad yang tadinya dikenai.
3)         Bahwa biakan jasad yang sudah dibiakkan, bila diinokulasikan (disuntikkan) kepada hewan percobaan, akan menimbulkan gejala penyakit yang sama.
4)         Bahwa biakan jasad yang sudah diinokulasikan. Dapat diisolasi/dipisahkan kembali serta kalau kemudian dibiakkan akan mempunyai bentuk yang sama seperti asal.

2.2.4  Teori Tentang Fermentasi
Fermentasi terjadi jika jus anggur kita biarkan. Melalui serangkaian perubahan biokimia, alkohol dan senyawa lain dihasilkan dari anggur tersebut. Salah satu alasan mengapa Pasteur ingin menentang pendapat generatio spontanea adalah keyakinannya bahwa produk fermentasi anggur merupakan hasil mikroorganisme yang ada, bukan fermentasi menghasilkan mikroorganisme sebagaimana yang dipercaya pada waktu tersebut. Pada tahun 1850. Pasteur memecahkan masalah yang timbul dalam industri anggur. Dengan meneliti anggur yang baik dan anggur yang kurang bagus Pasteur menemukan mikroorganisme yang berbeda.
Mikroorganisme tertentu mendominasi anggur yang bagus sementara tipe mikroorganisme lain mendominasi anggur yang kurang bagus. Dia menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisme yang sesuai akan menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu dia memusnahkan mikroba yang telah ada dalam sari buah anggur dengan cara memanaskannya. Setelah dingin ke dalam sari buah tersebut diinokulasi dengan anggur yang berkualitas baik yang mengandung mikroorganisme yang diinginkan. Hasilnya menunjukkan bahwa anggur yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak mengalami perubahan aroma selama disimpan jika sebelumnya dipanasi dulu selama beberapa menit pada 50–600 Proses ini dikenal dengan pasteurisasi yang digunakan secara luas di bidang industri makanan. Sebelumnya orang meningkatkan produk fermentasi melalui trial and error dimana sebelumnya tidak tahu bahwa kualitas produk tergantung pada mikroorganisme tertentu.
2.2.5 Penyebab Infeksi / Penyakit
Disamping membuat revolusi (perubahan besar) dalam bidang industri anggur, Pasteur dan asistennya juga mengemukakan teori baru mengenai penyebab penyakit. Dalam penelitiannya mereka menemukan agen penyebab penyakit serius baik pada hewan maupun manusia. Tetapi sebelum Pasteur telah membuktikan bahwa mikroba merupakan penyebab penyakit, beberapa peneliti membuat argumen yang kuat terhadap teori bakteri penyebab penyakit. Sebelumnya, dalam serajah manusia ada kepercayaan bahwa penyakit itu disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak jelas misalnya udara yang jelek, darah yang jelek dan lain-lainnya.
Pada tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483–1553) penyakit dapat disebabkan oleh mikroorganisme, ditularkan dari 1 orang ke orang lain. Sebagian besar informasinya berasal dari percakapannya dengan para pelaut yang baru pulang dari perjalanannya ke luar negeri, dimana mereka menyaksikan penyebaran berbagai penyakit. Lebih dari 200 tahun kemudian Anton von Plenciz (1705–1786) mengatakan bahwa tidak hanya makhluk hidup yang merupakan penyebab penyakit tetapi juga agen yang lain merupakan penyebab penyakit yang berbeda. Pada saat yang bersamaan konsep tentang makhluk hidup atau bentuk lain yang menggunakan nutrien mulai diterima. Setelah sukses dengan fermentasinya, Pasteur diminta untuk meneliti penyakit ulat sutra yang merugikan industri di Perancis. Dia menghabiskan waktu 6 tahun untuk membuktikan bahwa mikroorganisme yang disebut dengan protozoa dapat menyebabkan penyakit. Pasteur juga menunjukkan kepada petani ulat sutera bagaimana cara menghilangkan penyakit dengan cara memilih ulat sutera yang bebas penyakit untuk diternakkan.
Di Jerman, Robert Koch (1843–1910) seorang profesional di bidang kesehatan mendapat hadiah mikroskop dari isterinya untuk hadiah ulang tahunnya yang ke-28. Selanjutnya ia mulai meneliti dunia mikroorganisme yang sudah dilihat oleh Pasteur. Pasteur maupun Koch bersama-sama ingin mengetahui penyebab penyakit anthrax yang sangat merugikan peternak sapi dan domba di Eropa. Koch akhirnya menemukan dari darah domba yang telah mati karena anthrax. Dengan sering meninggalkan prakteknya sebagai dokter, Koch membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara memisahkan bakteri untuk bahan tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang sakit sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan dibakar atau dikubur yang dalam, setelah ia mengetahui bahwa spora yang dihasilkan oleh bakteri dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di daerah peternakan.
Dengan penemuan anthraxnya Koch merupakan orang pertama yang membuktikan mikroba tertentu merupakan agen penyakit tertentu. Selanjutnya Koch dan peneliti lain menemukan bakteri penyebab tuberculosis dan cholera. Perkembangan teknik laboratorium untuk mempelajari mikroorganisme. Koch dan anggotanya banyak memberi kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya adalah prosedur pengecatan bakteri untuk pengamatan dengan mikroskop cahaya. Salah satu kolega Koch adalah Paul Erlich (1854–1915) yang melakukan penelitian terhadap spesimen dan menggunakannya untuk mewarnai bakteri termasuk bakteri penyebab tuberkulosis.
2.2.6    Chemoterapi
Chemoterapi telah dilakukan selama ratusan tahun. Misalnya; merkuri telah digunakan untuk mengobati sifilis pada tahun 1495 dan kulit kayu pohon kina (cinchona) digunakan untuk mengobati malaria. Orang tahu bahwa tumbuhan berperan sebagai bahan untuk chemoterapi.
 Paul Erlich melalui chemoterapi modern dengan membuat senyawa kimia yang dapat membunuh mikroba spesifik penyebab sifilis. Untuk penemuan tersebut ia mendapat Nobel tahun 1908. Alexander Fleming (1881–1955) menemukan penicilin, senyawa kimia yang dihasilkan mikroorganisme jamur Penicellium notatum. Fleming menduga bahwa jamur tersebut menghasilkan sesuatu yang menghambatpertumbuhan bakteri. Tulisannya mengenai hal tersebut tidak mendapat perhatian sampai 10 tahun kemudian saat peneliti dari Universitas Oxford mencoba menemukan senyawa antibakteri yang berasal dari mikroorganisme. Sebagian dari riset ini untuk mengobati korban perang dunia kedua dan penyakit ternak. Peneliti yang dipimpin oleh Howard W. Florey dan Ernest Chain melakukan pengobatan dengan penicilin yang hasilnya sangat memuaskan. Penicilin selanjutnya dianggap sebagai obat mujarab. Florey, Chain, dan Fleming mendapat Nobel untuk penemuan tersebut. Dalam perkembangannya mikrobiologi juga ditandai dengan beberapa hadiah nobel dalam bidang mikrobiologi.  Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tahun
Penemu
Hal yang ditemukan
1913
1919
1928
1930
1939
1945
1951
1952
1954
1958
1959
1960
1961
1965
1966
1968
1969
1972
1974
1975
1976
1977
1978
1983
1984
1987
Rickkets
Bordet
Nicolle
Landsteiner
Domagk
Fleming, Florey, dan Chain
Theiler
Waksman
Ender
Lederberg, Tatum, dan Beadle
Ochoa Kornberg
Burnet, dan Medawar
Watson, dan Crick
Jacob, Monod, dan Lwoff
Rous
Nirenberg, Holley, dan Khuranna
Dulbeco, Luria, dan Delbruck
Porter dan Edelman
Christian
Dulbeco, Baltimore, dan Teonin
Gajdusck, dan Blumberg
Rosalyn Yalow
Arber, Nathans, dan Smith
Barbara Mc Clintosh
Niele Jerne dan George Koehler
Tonegawa Susuma
Anafilaksis
Imunologi
Demam tikus
Golongan darah
Sulfonamida
Penisilin
Vaksin demam kuning
Streptomisin
Biakan sel virus polio
Genetika
ARN
Struktur imunologi
Kode genetika, struktur ADN
Episom Genetik dan profaga
Virus penyebab kanker
Sintesis ADN
Genetika, mutasi
Struktur imunoglobulin
Lisosom
Genetika dan mutasi
Virus lambat dan antigen Australia
Radioimmunoassay
Enzim pembatas
Unsur genetika yang dapat berpindah pindah
Antibodimonoklonal
Terjadinya keanekaragaman imunoglobin
(Sumber: Waluyo. 2005)
2.2.7   Penemuan-Penemuan Berharga Para Tokoh Mikrobiologi
Pada sekitar periode ketiga banyak sekali ditemukan penemuan-penemuan dalam bidang mikrobiologi, diantaranya:
  1. Gram (1844) menemukan sistem pewarnaan bakteri, sehingga bakteri terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan grram negatif;
  2. Chamberland (1887) menemukan bahan dengan sistem saringan atau filter secara fisik;
  3. Spencer (1851) menemukan penyakit kolera;
  4. Lord Lister (1854) menggunakan semprotan asam karbolat pada luka selama berlangsungnya pembedahan;
  5. Hansen (1874) menemukan kuman lepra;
  6. Neisser (1879) menemukan kuman gonokokus;
  7. Ogston (1881) menemukan stafilokokus;
  8. Nicolaier (1884) mengamati kuman tetanus pada nanah;
  9. Fraenkel (1886) menemukan kuman pneumokkokus;
  10. Schaudin dan Hoffman manamukan kuman spiroketa sifilis
  11. Roux dan Yersin (1888) menjelaskan mekanisme dari patogenis difteri setelah menemukan toksin bakteri.
  12. Welch (1894) menemukan penyakit tifus;
  13. Loeffler dan Frosch (1898) mengamati bahwa penyakit kuku dan mulut pada ternak disebabkan oleh mikroba yang dapat melewati saringan kuman, yakni virus;
  14. Landsteiner dan Popper (1909) menyatakan bahwa poliomeilitis disebabkan oleh mikroba yang dapat melewati saringan kuman, yakni virus;
  15. Mc Coy (1910) menemukan penyakit difteri (Waluyo. 2005).
2.2.8  Imunisasi
Tahun 1880, Pasteur menggunakan teknik dari Konch untuk mengisolasi dan membiakkan bakteri yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan penemuannya, Pasteur membuat demonstrasi di hadapan publik tentang percobaannya yang telah dilakukan berulang kali di laboratorium. Dia menginjeksikan biakan bakteri kolera pada ayam sehat dan menunggunya sampai ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu karena ayamnya tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkah-langkah yang menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan bahwa secara kebetulan dia menggunakan biakan tua seperti yang telah dilakukan sebelumnya, dan satu kelompok adalah ayam yang tidak pernah diinokulasi. Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut diinjeksi dengan biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang kelompok ayam pertama tetap sehat. 
Hal ini mebuatnya bingung, tetapi Pasteur segara menemukan jawabannya. Pasteur menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh menjadi biakan tua menjadi avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau kemampuan untuk menyebakan penyakit. Tetapi bakteri avirulen ini masih dapat menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi berikutnya menjadi imun atau tahan terhadap penyakit. Pasteur selanjutnya menerapkan prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax. Pasteur menyebutkan bakteri yang telah avirulen tersebut dengan vaccine dari bahasa latin ”vacca” artinya sapi dan imunisasi dengan biakan tersebut dikenal dengan vaksinasi.
Dengan vaksinasi tersebut Pasteur mengenali mengetahui hasil kerja sebelumnya oleh Edward Jenner (1823-1949) yang telah sukses memvaksinasikan para pekerjanya di peternakan yang telah terkena cowpox dari ternak sapinya tetapi tidak pernah berkembang menjadi serius. Jenner menduga bahwa menghadapi cawpox akan mencegahnya dari serangan smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya Jenner menginokulasi pendapat dari James Philips pertama dengan materi yang menyebabkan cowpox yang diambil dari luka, kemudian dari agen smallpox. Anak laki-laki tersebut tidak menununjukkan gejala smallpox. Nama Pasteur selanjutnya dikenal dimana-mana banyak orang dianggap sebagai peneliti tentang mikroorganisme yang ajaib. Untuk itu ia diminta membuat vaccin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan anjing, kucing atau hewan yang terinfeksi lainnya. Pasteur adalah seorang ahli kimia, bukan dokter dan Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping kenyataan bahwa penyebab penyakit rabies belum diketahui, tetapi Pasteur mempunyai keyakinan yang kuat bahwa itu adalah mikroorganisme. Ia dapat membuat kelinci terkena penyakit setelah diinokulasi dengan saliva anjing. Selanjutnya Pasteur dan asistennya mengambil otak dan tulangbelakang kelinci tersebut dan menginginkannya dan membuatnya menjadi larutan. Anjing yang diinokulasi dengan campuran tersebut dapat terhindar dari rabies. Akan tetapi vaksinasi terhadap anjing sangat berbeda dengan manusia. Pada bulan Juli 1885, seorang anak laki-laki bernama Joseph Meister digigit oleh serigala dan keluarganya membujuk Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut Kekawatiran Pasteur dan orang-orang menjadi berkurang setelah anak laki-laki tersebut tidak mati. Selanjutnya Pasteur menjadi terkenal dan memperoleh banyak dana yang kemudian digunakan untuk mendirikan Institute Pasteur di Paris yang sangat terkenal (Minasari. 2008).
2.2.9 Perjalanan Panjang Sejarah Perkembangan Mikrobiologi dan Perseteruan yang menyeliputinya
Dalam perkembangannya, mikrobiologi terdapat banyak perselisisihan paham antara penganut paham teori abiogenesis dan biogenesis. Dan dengan semakin berkembangnya mikrobiologi maka dari pemahaman abiogenesis yang sudah mendarah daging dapat tergantikan oleh biogenesis yang sejalan dengan fakta dari peneletian yang ada. Selain itu, penemuan-penemuan beberapa tokoh juga ikut andil dalam perkembangan mikrobiologi hingga saat ini.


2.3   Era Modern
Pada era ini ditandai dengan dipakainya metode dan alat yang mutakhir, seperti misalnya mikroskop elektron, kromatografi sampai dengan computer Masalah - masalah penting yang sebelumnya belum terungkap dan belum dijelaskan misalnya antibiotik, vaksin, serum sekarang telah diketahui.
Virus, misalnya sudah sejak lama Pasteur dan Koch telah melakukan penelitian. Tetapi publikasi yang lebih lanjut mengenai virus baru diumumkan oleh Iwanowski yaitu sebagai penyebab penyakit aneh pada daun tembakau (TMV=tobacco mozaic virus) terungkaplah.
Herelle (1967) dan Towert (1951) menemukan fenomena lisis pada biakan kuman, yang disebabkan oleh bakteriofage (virus yang menyerang bakteri). Fleming (1925) secara kebetulan menemukan jamur Penicillium yang dapat membuat zat penghancur bakteri Stafilokokus. Jeme (1955) mengungkapkan teoriseleksi ilmiah dari sintesis antibodi. Burner (1957) mengemukakan seleksi klonal, dan Burnet (1967) memperkenalkan daya pencegahan imunologis. Periode modern masih akan ditandai masih akan mempunyai sejarah panjang di zaman sekarang, kalau dikaitkan dengan semakin luasnya wawasan mikrobiologi di berbagai bidang ilmu lainnya.
Mengkaji sejarah perkembangan mikrobiologi diatas sangatlah menjadi hal yang menarik, dikarenakan banyaknya segala upaya para ilmuan yang intinya ingin mengetahui asal mulanya kehidupan. Dalam hal ini terjadi sebuah benturan-benturan dan pertentangan antar para ilmuan, mereka berlomba-lomba mencari kebenaran dari sebuah teori dan ilmu pengetahuan mereka, dan tidak jarang kita dapatkan fenomena bahwa mereka saling menjatuhkan dalam hal pendapat, dengan segala penelitian yang dilakukan. Dan mereka menganggap bahwa asal mula kehidupan adalah dari benda mati. Disinilah terjadi perdebatan dan pertentangan pendapat dan hasil eksperimen yang dilakukan. Jawaban dari semua ini tergantung dari semua ini tergantung dari pandangan hidup seseorang, jika dikaitkan dengan segi spiritual yaitu aqidah islam, maka bukti-bukti tentang penciptaan alam semesta termasuk didalamnya seluruh makhluk hidup di muka bumi, jelas tercantum di dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah yaitu:
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”(Qs Al-Baqarah : 29)
“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya[1053]”( Qs Al-Furqon : 2)
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia” ( Qs Yasin :82)
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud” ( Qs Al-Hijjr :28-29)
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah” ( Qs Al-Hajj :5)
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[1188]. Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at[1189]. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? ( Qs As-Sajadah :4)
Dari penggalan bukti ayat-ayat Al-quran tersebut telah jelas bahwa kita sebagai orang yang beriman, yang yakin akan adanya sang Khalik harus percaya bahwa seluruh makhluk baik di langit dan di bumi, baik berukuran besar maupun kecil, bahkan sampai mikroorganisme (jasad renik) yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang adalah makhluk ciptaan Allah SWT, sehingga dengan mempelajari sejarah mikrobiologi. Secara tidak langsung pengetahuan tentang aqidah kitapun semakin bertambah. Sesungguhnya manusia hanyalah sedikit pengetahuannya, jika dibandingkan dengan ilmu Allah SWT yang maha luas dan tak terbatas.




BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme (makhluk ) kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang dan hanya dapat dilihat dengan miskroskop (bahasa Yunani : mikros  = kecil, bios = hidup, dan logos = ilmu). Organisme kecil itu disebut dengan mikroorganisma, mikroorganisme, mikroba, mikrobe, protista atau jasad renik. Pada umumnya diambil ketentuan, bahwa semua makhluk hidup yang berukuran beberapa mikron atau lebih kecil lagi yang kita sebut mikrobe. Satu (1) mikron disingkat 1 µ = 0,001 mm. Mata manusia sama sekali tidak dapat menangkap suatu benda yang berdiameter kurang dari 0,1 mm dan kurang jelas untuk melihat suatu benda yang berdiameter 1 mm atau kurang.
Penemu mikroba pertama adalah Anthony Van Leeuwenhoek (1632-1723). Penemuan ini diawali oleh penemuan mikroskop. Lensa mikroskop buatannya masih sangat terbatas perbesarannya (200-300 kali).
Aristoteles (300 sm) telah berpendapat, bahwa mahluk-mahluk kecil terjadi begitu saja dari benda mati. Pendapat ini juga di anut oleh Needham, seorang bangsa polandia selama 5 tahun mengadakan eksperimen-eksperimen dengan berbagai rebusan padi-padian daging dan lain sebagainya.
Francesco Redi, seorang dokter dari italia dari hasil percobaannya, ditunjukkan bahwa ulat berkembang biak di dalam daging busuk tidak akan terjadi bila daging disimpan dalam suatu tempat di tutup dengan kasa halus sehingga lalat tidak dapat menaruh telurnya dalam dalam daging itu.
Lazzaro Spallanzani mengatakan bahwa perebusan dan penutupan botol-botol berisi air rebusan yang dilakukan oleh Needham  tidak sempurna spallanzani sendiri merebus sepotong daging sampai berjam-jam lamanya, kemudian air rebusan itu di tutup rapat-rapat di dalam botol, dengan demikian tidak diperoleh mikroorganisme baru.
Thyndall melakukan serangkaian percobaan dengan kaldu yang terbuat dari daging dan sayuran segar, ia memperoleh cara sterilisasi dengan menaruh tabung-tabung kaldu ayam dalam air garam yang sudah mendidih 5 menit.
Pada tahun 1836 Schultze memperbaiki eksperimen spallanzani dengan mengalirkan udara lewat suatu asam atau basa yang keras kedalam botol isi kaldu yang telah direbus dengan baik terlebih dahulu.
Pada tahun 1865 Louis Pasteur melakukan percobaan, dimana dia menggunakan suatu botol yang berisi kaldu dengan di tutup oleh pipa yang melengkung seperti leher angsa. Dengan akal yang istimewa ini pasteur dapat meyakinkan kepada khalayak, bahwa tidak ada kehidupan baru yang timbul dari barang mati.
Pada tahun 1837, C. Cagniard-Latour, Th. Schawann,dan  F.Kutzing secara terpisah mengemukakan bahwa khamir yang terdapat pada proses fermentasi yang menghasilkan alkohol adalah tumbuhan renik. Francastorius (Italia,1546), berkat pengamatannya mengenai penularan penyakit seperti pes, cacar, toberkolosis, karena adanya sesuatu “seminaria”(benih) yang tular menular dari seseorang ke orang lain. Kemudian Kircher, 1654 telah mengetahui cara penyebaran.penularan, dan perpindahan jasat penyebab penyakit, karena ia menemukan cacing-cacing kecil di dalam darah penderita pes. Penemuan Kircher dapat memberikan jalan ditemukannya penyakit campak oleh Panum (Ahli kedokteran dari Denmark, 1820-1885)dan penyebab epidemi kolera-Asia oleh Snow(1813-1858) dan Budd(1811-1880). Pada tahun 1840, Henle seorang ahli ilmu penyakit bangsa Jerman menyatakan suatu penyakit tertentu disebabkan oleh mikroorganisme tertentu pula. Sebenarnya pendapat Henle ini sudah dimiliki oleh Von Plencis,1787 (Austria), ia menyatakan bahwa tiap penyakit disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme (penyebab yang berbeda), dibuktikan oleh Wollstein,1787 dengan menggesekan sesuatu yang diambil dari rongga hidung kuda menderita pilek kepada rongga hidung yang sehat, dan ternyata kuda yang sehat itu pilek juga. Oiver Wendell Holmes,1843 dan Ignaz dipakai oleh dokter yang mengadakan pembedaan perlu sekali disinfeksi dulu agar tidak membawa bibit penyakit kepada pasien. Dengan mencuci tangan dengan larutan antiseptik,maka hal tersebut dapat dicegah.
Pollender (1849) menemukan mikroorganisme di dalam darah ternak yang menderita penyakit antrax, dan darah yang mengandung mikroorganisme tersebut dapat menjangkiti ternak yang masih sehat. Secara umum pada periode perintis ini masalah mikrobiologi bidang penyakit (kedokteran) yang paling banyak diteliti, diamati dan diungkapkan.
Herelle (1967) dan Towert (1951) menemukan fenomena lisis pada biakan kuman, yang disebabkan oleh bakteriofage (virus yang menyerang bakteri). Fleming (1925) secara kebetulan menemukan jamur Penicillium yang dapat membuat zat penghancur bakteri Stafilokokus. Jeme (1955) mengungkapkan teoriseleksi ilmiah dari sintesis antibodi. Burner (1957) mengemukakan seleksi klonal, dan Burnet (1967) memperkenalkan daya pencegahan imunologis. Periode modern masih akan ditandai masih akan mempunyai sejarah panjang di zaman sekarang, kalau dikaitkan dengan semakin luasnya wafwasan mikrobiologi di berbagai bidang ilmu lainnya.

3.2    Saran
Dari kesimpulan di atas di harapkan dapat memberikan informasi kepada khalayak luas tentang sejarah perkembangan mikrobiologi.










DAFTAR PUSTAKA
Agus krisno B, Moch. DR. H. M. Kes.2002. ”MIKROBIOLOGI TERAPAN”.UMM Press. Malang.
Chambell, N.A et al.1999.Biologi.Terjemah Rahayu Lestari dkk., Jakarta : Penerbit Erlangga
Keeton, Williem T. 2000. Biology science. W.W Norton. New York
Kurikulum 2004, Standar kompetensi Mata Pembelajaran Biologi SMA dan MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Madiadipura, A.1987. ”Rabies. hal ikwal Imunisasi dan Aplikasinya”pp.117-187. perum Bi Farma, Bandung
Minasari dan Lista Unita Rasyid. 2008. Mikrobiologi Umum Final. http://pdfstack.com/ download. diakses tanggal 15 September 2009
Waluyo. Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang
Anonymous. 2009. Mikrobiologi. http://id.wikipedia.org/mikrobiologi. diakses tanggal 15 September 2009
Anonymous. 2008. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi. http://www.ubb.ac.id/. diakses tanggal 10 September 2009
Anonymous. 2008. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi. http://biologionline.blogspot.com/. diakses tanggal 10 September 2009

0 komentar:

Posting Komentar

TV Streaming

tutorial blogger Indonesia

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | WordPress Themes Review