Jumat, 25 November 2011

OPTIMALISASI KESELARASAN GIZI PADA ATLET DALAM MENGONSUMSI MAKAN

DISINI UNTUK MEN-DOWNLOAD
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar belakang
Pengetahuan gizi  atlet  bagi masyarakat secara umum serta atlet yang berprestasi sangat penting. Kita ketahui bahwa dalam masa pertumbuhan serta perkembangan, proses kehidupan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya asukan zat gizi. Disamping itu gizi  juga berpengaruh dalam mempertahankan dan memperkuat daya tahan tubuh.
Perihal diatas barlaku pula bagi para atlet meskipun secara lebih khusus kebutuhan jenis dan jumlah zat bagi seseorang altel akan berbeda dengan kelompok bukan atlet, karena kegiatan fisik dan psikis berbeda, baik selama masa latian maupun pada saat pertandingan, prestasi olahraga yang dicapai oleh para atlet berkait erat dengan ketepatan penentuan dan penyediaan jenis dan jumlah zat gizi yang diperlukan.
1.2  Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta mampu memberikan pelayanan gizi atlet untuk meningkatkan prestasi bagi atlet.
1.3   Permasalahan
1.  Keinginan untuk menang pada atlet menyebabkan banyak atlet menggunakan cara – cara ekstrem  yang biasanya tanpa dasar ilmiah dan dapat membahayakan kinerja olahraga dengan resiko ketidak seimbangan gizi
2.  Gangguan makan sering ditemui pada atlet karena mereka terlalu mementingkan berat badan dan berkeinginan sangat keras untuk menang sehingga menjadi obsesi.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Kebutuhan Gizi Pada Atlet
Nutrisi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seseorang atlet pada saat bertanding. Selain itu nutrisi dibutuhkan pula pada kerja biologik tubuh, untuk penyediaan energi tubuh pada saat seseorang atlet melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya pada saat latihan, bertanding dan pada saat pemulihan, baik setelah latihan ataupun bertanding. Nutrisi juga diperlukan untuk memperbaiki dan mengganti sel –sel tubuh yang  rusak. Banyak pelatih atau atlet  yang menganggap bahwa asupan nutrisi pada atlet sama saja dengan yang bukan atlet. Kenyataannya tidak demikian, asupan nutrisi pada atlet disiapkan berdasarkan pengetahuan tentang dominasi energi yang digunakan, peran sumber nutrisi tertentu pada proses penyediaan energi. Dalam  hal ini termasuk pula tentang pemberian suplemen dan usaha khusus berupa modifikasi yang diperlukan terhadapa asupan nutrisi pada waktu tertentu sebagai upaya peningkatan mutu pada atlet.
2.2  Macam – Macam Gizi Pada Atlet
A.   Makronutrition
·         Karbohidrat
Sumber energi utama pada berbagai tingkat dan jenis aktivitas fisik berasal dari karbohidrat, lemak, dan  protein yang berfungsi untuk mempertahankan aktivitas fungsional tubuh. Dikenal 2  jenis karbohidrat yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks. Glukosa adalah salah satu  karbohidrat sederhana yang digunakan secara langsung sebagai sumber energi oleh sel – sel tubuh, namun bila jumlahnya berlebihan akan dikonvensi menjadi cadangan glikogen dihati dan otot. Dan bila masih berlebihan akan disimpan dalam bentuk lemak dijaringan adiposa. Kabohidrat kompleks adalah karbohidrat yang berantai panjang yang merupakan gabungan dari 3 atau lebih molekul glukosa. Selain itu dikenal juga bentuk lain dari karbohidrat yaitu serat ( antara lain serulose ) yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Pada manusia yang mempunyai gizi normal ditemukan 375 – 475 gram karbohidrat sebagai cadangan energi, kurang lebih 325 gram diotot dan 90 – 100 gram dihati dalam bentuk glikogen dan hanya 15 – 20 gram beredar di dalam darah. Setiap gram glikogen mengadung 4 kalori energi, dengan demikian 1500 – 2000 kalori dikandung oleh karbohidrat dalam tubuh. Selama berolahraga glikogen pada otot yang aktif meupakan sumber energi setelah melalui proses glikogenesis. Glikogenesis hati di konversi menjadi glukosa terlebih dahulum lalu diangkut darah ke otot yang aktif. Bila jumlah glikogn di hati dan otot habis maka glukosa akan dibentuk melalui proses glikoneogenesis dari sumber energy lain seperti protein.  Pada proses penyedian energy tubuh, diperlukan hormon insulin dan glukagon sebagai pengetur keseimbangan kadar glukosa darah. Jumlah glikogen relative kecil untuk digunakan atlet selama latian beret atau pada pertandingan dalam waktu yang lama, sehingga perlu dilakukan modifikasi melalui diet rendah kalori, jumlah kalori tubuh akan sangat berkurang Salah satu cara untuk mempertahankan kadar cadangan karbohidrat tubuh adalah dengan mengonsumsi diet karbohidrat tinggi selama beberapa hari.
Beberapa Fungsi Karbohidrat   :
1.    Sumber eneregi
Fungsi utama karbohidrat di dalam tubuh adalah sebagai sumber energi. Energi yang diperoleh dari metabolisme glukosa akan digunakan oleh otot yang aktif selain  untuk aktivitas biologik tubuh lainnya. Saat kemampuan sel untuk menyimpan glikogen sudah maksimal, glukosa yang berkebian akan dikonversikan menjadi lemak dan disimpan sebagai cadangan makanan energy.
2.    Protein
Mempunyai peran penting yaitu mengganti sel yang rusak dan untuk pertumbuhan jaringan tubuh. Selain itu protein di manfaatkan sebagai sumber energi. Protein digunakan sebagai sumber energi saat tubuh kekurangan karbohidrat dan lemak, akibat asupan karbohidrat rendah, misalnya pada diet rendah karbohidrat atau setelah melakukan latihan endurans berat. Asam amino dapat diubah menjadi glukosa melalui glukoneogensis dihati. Hal ini dapat dicermati oleh atlet yang melakukan latihan berat konsumsi karbohidrat rendah secara berkepanjangan bertolak belakang dengan tujuan latihan itu sendiri ( untuk membesarkan massa otot ) dan dapat pula menyebabkan gangguan pada proses penyediaan energi tubuh sebab proses ini terjadi di dalam sel – sel tubuh terutama di otot.
3.    Bahan metabolisme utama
Pada metabolisme lemak diperlukan asam oksaloasetat untuk memfasilitasi pembentukan energi dari lemak. Oleh karena itu pada keadaan kadar glikogen tubuh rendah akibat asupan karbohidrat yang rendah atau akibat olahraga yang berkepanjangan, tubuh tidak dapat menyediakan energi dengan hanya menggunakan lemak sebagai sumber energy.
4.   Sumber energi utama otak  
Karbohidrat sangat penting sebagai sebagai sumber energi bagi otak sehingga pada keadaan kadar glukosa darah rendah ( hiplogikemik ) maka akan timbul keluhan kelaparan, lemas dan pusing. Keadaan ini akan mengakibatkan gangguan pada kinerja atau penampilan atlet. Mengingat fungsi karbohidrat sangat penting, asupan nutrisi pada atlet sangat perlu diawasi dengan baik, dan ini sangat berkaitan dengan jenis olahraga, intensitas, durasi, tingkat kualitas fisik, status nutrisi pada atlet, usia atau adanya gangguan atau penyakit yang diderita oleh atlet. Dinegara maju kebutuhan karbohdrat bagi orang aktif atau atlet yang melakukan latihan berat, adalah 60 % dari kebutan sehari ( 400 – 600 gram ) yang diberikan dalam bentuk karbohidrat kompleks. Pada olahraga berat, suber energi utama adalah glikogen otot yang mempunyai pera pada menit – menit awal ( saat melakukan sprint ) badan selama berolahraga dengan intensitas tinggi. Hampir seluruh energi yang digunakan pada masa transisi dari istirahat dan saat akan melakukan olahraga submaksimal ( intensitas sedang, dengan waku yang lama ) berasal dari cadangan glikogen otot yang aktif. Selanjutnya setelah 20 menit akan digunakan energy yang berasal dari pemecaha glikogen otot dan hati yang kira – kira 40 – 50 % kebuuhan energy. Bila masa berolahraga semakin panjang, terjadilah penggeseran penggunaan sumber energy dominan dari karbohidrat ke lemak. Sebenarnya gula darah adalah sebagai sumber energi utama, namun pada saat suplei glukosa dari hati tidak sesuai dengan pengguanaan otot yang aktif, kadar glukosa darah akan turun. Kelelahan dapat terjadi saat cadangan glikogen dihati dan otot rendah, meskipun oksigen dan lemak yang ada tidak terbatas, kelelahan pada atlet endurans disebabkan oleh kekurangan karbohidrat pada olahraga submaksimal yang berkepanjangan.
·         Protein
Struktur kimia protein kurang lebih sama dengan karbohidrat dan lemak, mengandung karbon, oksigen dan hidogen. Namun protein juga mengandung zat lain yaitu nitrogen, sulfur, fosfor dan besi. Molekul dasar dari protein adalah asam amino, asam amino dapat bergabung dengan satu sama lain melalui ikatan peptide. Gabungan dari 2 asam amino daisebut dengan dipeptida dan bila 3 disebut sebagai tripeptida. Tubuh manusia memerlukan 20 jenis asam amino yang berbeda, ada 9 asam amino yang tidak dapat disintesis dalam jumlah yang cukup oleh tubuh disebut asam amino non esensial, dan terdapat 12 yang dapat dibuat oleh tubuh disebut asam amino esensial. Protein dapat di oksidasi untuk selanjutnya digunakan sebagai sumber energi. Protein merupakan senyawa utama untuk sintesis komponen seluler dalam pembentukan jaringan yang baru. Protein yang dikandung oleh sel tidak selalu tetap jumlahnya. Jumlah protein pada sel otot skelet adalah 65 % dari jumlah protein tubuh dan jumlah ini dapat meningkat lebih banyak dengan latihan beban. Selain digunakan dalam membesarkan otot, protein diperlukan juga untuk pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Fungsi buffer ini penting selama atlet melakukan olahraga berat, yaitu saat tubuh atlet mengahsilkan produk metabolisme asam dalam jumlah besar. Protein yang ada didalam darah seperti globumin dan albumin akan mempertahankan tekanan osmotik dalam sirkulasi darah. Hal ini akan mempertahankan serum agar tetap berada didalam pembuluh darah, tidak keluar ke jaringan sekitarnya oleh tekanan darah arteri yang tinggi. Namun konsumsi protein dalam jumlah besar tidak berarti akan memperbesarkan otot, bahkan hal ini sangat berbahaya sebab kelebihan nutien ini akan diubah menjadi lemak tubuh. Bila kelebihan berlangsung lama akan menyebabkan kelebihan gangguan pada fungsi ginjal dan hati. Banyak atlet angkat besi dan atlet power lainnya mengonsumsi cairan, larutan, pil atau bubuk protein sebagai supleman. Namun dari beberapa penelitian tidak ditemukan manfaat asupan protein yang berlebih melebihi angka kecukupan gizi (AKG) yang sudah ditetapkan, bahkan akan dapat menyebabkan timbulnya berbagai keluhan seperti diare dan kehilangan kalsium berlebihan. AKG protein bagi atlet telah ditetapkan oleh para ahli lebih tinggi dan dianggap cukup aman untuk meyediakan energi bagi atlet selama berolahraga dan untuk resintesis protein setelah berolahraga. Pada saat tubuh menggunakan protein sebagai sumber energi, akan ditemukan ekskresi nitrogen yang meningkat bersama keringat, dan keadaan ini ditemukan bila seseorang berolahraga hingga tingkat suatu cadangan glikogen habis. Disini jelas pentignya peran karbohidat sebelum protein digunakan sebagai sumber energi. Hal ini merupakan faktor penting untuk diperhatikan pada atlet yang melaukan olahraga endurans lama atau pada atlet yang sering melakukan latihan berat saat jumlah cadangan glikogen sangat berkurang. Atlet yang melakukan latihan lama dan berat akan menggunakan protein sebagai sumber energi dan berarti akan menekan sintesis protein. Oleh karena itu atlet yang melakukan beban untk membesarkan otot akan menghindari latihan endurans yang lama. Tidak semua protein dalam tubuh tersedia sebagai sumber energy, namun protein otot sangat mudah dikonversi pada saat dibutuhkan, khususnya pada olahraga lama. Asam amino diotot akan diubah menjadi alanin kemudian diangkut dari otot yang aktif kehati untuk dideaminasi. Energi yang berasal dari siklus alanin glukosa akan mengsuplai 10 – 15 % energi total yang diperluka selama latihan atau 60 % dari glukosa hati.
B.   Mikronutrition
Hingga saat ini disadari peran penting sejumlah kecil vitamin dan mineral bagi efektivitas metabolisme penyediaan energi tubuh. Sebenarnya bila konsumsi makanan cukup dan bervariasi ( sesuai yang dianjurkan ), tambahan vitamin dan mineral tidak diperlukan. Bagaimana dengan atlet ? Terdapat kecenderungan pada atlet akan merasa sehat dan mantap apabila mengonsumsi berbagai macam vitamin dan mineral ataupun supleman lainnya. Namun asupan vitamin dan mineral yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai gangguan pada pembentukan tulang. Secara umum fungsi vitamin  adalah sebagai regulator pada saat metabolisme pembentukan energi, pada sintesis jaringan dan aktivitas biologik lainnya. Vitamin yang larut dalam air berperan sebagai bagian koenzim pada reaksi pembentukan energi yang terjadi didalam sel. Pada kenyataannya vitamin dapat digunakann berulang pada reaksi metabolisme energi, sehingga bagi mereka yang aktif atau atlet tidak diperlukan vitamin yang banyak dari pada mereka yang kurang aktif, selama asupan makanan seimbang. Sebanyak kurang lebih 4 % masa tubuh terdiri dari mineral, yang terdapat didalam enzim, hormon dan vitamin. Mineral dalam bentuk yang lebih kompleks dapat ditemukan diberbagai jaringan seperti kalsium fosfat di dalam tulang atau bentuk kalsium bebas didalam cairan intraseluler. Dikenal 2 jenis mineral yaitu yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit ( < 100mg > minor ) dan mineral utama ( major ).
Mineral turut menjadi bagian dari senyawa kimia yang terlibat pada proses metabolisme pembentukan energi. Terdapa 3 peran utama mineral dalam tubuh :
a.    Merupakan bagian dari struktur tulang dan gigi
b.  Berperan secara fungsional untuk mempertahankan irama jantung normal, kontraks otot, konduksi saraf dan keseimbangan asam basa tubuh.
Berperan sebagai regulator pada metabolisme seluler dan sebagai bagian dari enzim dan hormon yang mengendalikan berbagai aktivitas seluler.



·         Kalsium
Mineral yang digunakan untuk kontraksi otot, transmisi impuls, mengaktifkan enzim, pembentukan darah dan pergerakan cairan melewati membrane plasma. Lebih dari 99 % kalsium tubuh total terdapat di dalam tulang. Bila kadar kalsium darah rendah akibat asupan yang kurang, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang terutama bila keadaan demikian berkepanjangan. Pelari jarak jauh seperti pelari jarak 10 km dan marathon sering mengalami osteoporosis akibat latihan berat yang berkepanjangan, terutama bila asupan makanan tidak seimbangang yang dapat menyebabkan presentasi lemak tubuh menjadi sangat rendah dan stress berat akibat latihan akan menghambat produksi esteron. Untuk masyarakat umum, terutama pada lansia, olahraga dengan intensitas rendah merupakan pemicu untuk mempertahankan dan meningkatkan masa tulang.
·         Natrium, Kalium dan Klor
Peran mineral ini adalah untuk mempertahankan zat gizi dan produk sisa metabolisme antara sel dengan cairan ekstra sel. Natrium dan klor merupakan mineral utama didalam plasma darah sedangkan kalium adalah mineral utama di dalam sel. Fungsi lainnya adalah memantapkan pergerakan listrik melewati membrane sel. Perbedaan listrik antara bagian dalam dengan luar sel diperlukan antara lain untuk transmisi impuls saraf dan pemicu konstraksi otot.
·         Besi
Telah jelas pada mereka yang tidak cukup mengonsumsi besi dalam asupan makan akan mengalami kekurangan hemoglobin dan hal ini dapat menimbulkan keluhan kurang nafsu makan, kemampuan fisik menurun bahkan unuk latian ringan lama sekalipun. Bila hal ini terjadi, pemberian suplemen dapat mengatasi berbagai keluan tersebut. Kekurangan besi dan feritin sering ditemukan pada atlet wanita. Absorpsi besi dapat ditingkatkan bila konsumsinya bersama dengan daging atau makanan yang kaya vitamin C. Namun perlu diwaspadai, kelebihan besi akan berdampak yang negatif. Kekurangan besi pada atlet dapat disebabkan oleh ekspansi volume  plasma yang besar akibat latihan berat, kehilangan molekul keringat pada olahraga berat.
·         Radikal bebas dan antioksidan
Minimal terdapat 2 hal yang menyebabkan radikal bebas dapat diproduksi oleh tubuh pada saat berolahraga, yaitu :
1.    Sebagai akibat kebocoran electron dalam mitokondria
2.   Setela terjadinya iskemia akibat olahraga berat. Kerusakan akibat radikal bebas terjadi terdapat gangguan keseimbangan antara radikal bebas yang terbentuk dengan antioksidan yang ada.  Radikal bebas dapat merusak setiap komponen sel terutama membrane bilayer asam lemak. Kerusakan akibat olahraga berat tergantung pada intensitas dan tingkat latihan yang dilakukan. Latihan berat pada orang yang tiada terlatih akan memproduksi radikal bebas lebih banyak, dan lebih sering di temukan di otot dari pada didalam darah.
·         Air
Fungsi air bagi tubuh adalah  sangat penting, sehingga bila terjadi kekurangan cairan pada tubuh seseorang terutama bagi atlet maka akan mengganggu penampilan atlet tersebut. Air diperoleh dari cairan, makanan dan proses metabolisme tubuh. Dalam sehari biasanya seseorang minum air sebanyak 1200 ml dan akan meningkat saat seorang melakukan aktivitas fisik dan akan lebih meningkat lagi bila olahraga dilakukan dilingkungan yang panas. Suhu tubuh akan meningkat diatas batas normal. Hal ini dapat terjadi pada atlet yang berolahraga dalam waktu yang lama pada suhu panas. Setiap perubahan berat badan sebelum dan sesudah olahraga merupakan petunjuk adanya kehilangan cairan tubuh selama berolahraga. Pada keadaan seperti ini sangat diperlukan penggantian cairan tubuh. Pemberian cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama berolahraga perlu memperhatikan hal berikut :
1.  Pengosongan lambung air dengan suhu dingin (5oC) akan lebih cepat meninggalkan lambung
2.  Larutan kental pengosongan lambung akan lebih lambat bila cairan yang diminum mengandung elektrolit atau glukosa.

2. 3 Kebutuhan Gizi Pada Setiap Kegiatan Atlet
1.    Latihan  ( Training )
Kebutuhan nutrisi atlet perlu diperhatikan mengingat kebutuhan energy tubuhnya lebih dibandingkan non atlet. Kebutuhan nutrisi ang memadai dibutuhkan tidak hanyak saat bertanding tetapi juga ada waktu latihan. Tidak ada yang khusus dalam asupan makanan atau diet saat latihan namun ada beberapa hal yang perlu diawasi, yaitu : Makanan sebaiknya bervariasi, jumlah lemak dan karbohidrat disesuaian dengan kebutuhan atlet. Sealain itu juga perlu diperhatikan asupan serat yang membantu kelancaran system pencernaan dan minum air yang cukup agar tidak timbul keluhan yang tidak diinginkan terutama bila dilakukan penghitungan IMT ( Indeks Masa Tubuh ) dan pengukuran presentasi lemak tubuh atlet secara berkala.
2.     Bertanding ( Kompetisi )
 Setiap atlet biasanya mempersiapkan diri sebaik – baiknya untuk menghadapi suatu pertandingan, termasuk mempersiapkan asupan makanan yang harus dikonsumsi pada saat  bertanding agar kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi. Kelelahan yang timbul saat bertanding umumya tergantung dari jenis dan durasi olahraga, namun faktor lingkungan perlu pula pertimbangan. Kelebihan pada saat bertanding dapat disebabkan oleh diplesi cadangan karbohidrat akibat kadar glukosa darah rendah, dehidrasi dan akibat keseimbangan natrium darah. Gangguan keseimbangan natrium ini ditemukan pada atlet yang berolahraga antara 6 jam atau lebih misalnya atlet trialton dan minum air putih sebagai pengganti cairan yang hilang. Untuk menghindari adanya ganguan pada kinerja atlet, sebelum pertandingan perlu diopersiapkan beberapa hal, yaitu :
1.   Pastikan cadangan glikogen tubuh penuh bak dihati maupun otot. Keadaan ini     dapat dicapai dengan karbohidrat.
2.  Padaolahraga angkat besi pastikan bahwa pencapaian berat badan dilakukan tanpa melalui cara – cara yang dapat mengorbankan kinerja otot.
3.    Cairan tubuh cukup.
4.    Hindari gangguan timbulnya masalah pada saluran pencernaan
5.    Perhatikan makanan sebelum bertanding
6.  Minum dan makan saat bertanding pada olahraga lama, namun tidak boleh menggangu pada pengosongan cairan dari lambung serta dapat menyebabkan timbulnya keluhan sakit perut.

3.      Pemulihan
Atlet dari beberapa cabang olahraga tertentu dapat bertandinng lebih dari satu kali dalam sehari. Agar kinerja atlet tetap optimal pada saat bertanding, dapat dilakukan berbagai cara antara lain pemijatan, tidur dan dari aspek nutrisi perlu diperhatikan :
-          Penggantian cairan yang hilang melalui keringat
-          Menggannti cadangan glikogen yang habis digunakan selama berolahraga
-          Memberi supleman yang diperlukan untuk pemulihan dan penggantian sel – sel yang rusak.

2. 4   Kebutuhan Protein Bagi Atlet
Kebutuhan akan prtein bervariasi antara atlet. Menurut angka kecukupan konsumsi zat – zat gizi, seseorang membutuhkan 1 gram protein per kg berat badan, tetapi ada atlet yang membutuhkan lebih banyak, misalnya seorang pelari yang sedang berlari intensif, atau seorang yang lagi berdiet yang mengonsumsi lebih rendah kalori, atau seorang pemulah yang baru mulai berlatih. Dibawah ini diilustraskan anjuran konsumsi protein :
-          Atlet berlatih ringan : 1,0 gram protein / kg berat badan
-          Atlet yang rutin berlatih : 1,2 gram protein / kg berat badan
-          Atlet remaja : 1,5 gram protein / kg berat badan
-          Atlet yang memerlukan otot : 1,5 gram protein / kg berat badan
Untuk menghitung beberapa banayak protein yang dibtuhkan sangat mudah. Mula –  mula anda mengidentifikasi diri termasuk golongan atlet yang misalnya termasuk atlet yang secara rutin berlatih. Umur ada 25 tahun, barat badan 70 kg. Maka anda setiap hari sesunguhnya membutuhkan sebanyak 79 x 1,2 gram protein = 84 gram protein.
Kemudian anda membuat lis makanan dan minuman selama 24 jam, misalnya melalui anda bangun pagi hari sampai pagi hari berikunya dicatat jennisnya, komposisi, dan banyaknya makanan ( DKBM ) anda mengetahui jumlah protein yang dikonsumsi dalam sehari. Kemudian dibandingkan dengan anjuran, apakah kurang atau lebih banyak dari yang direkomendasikan.
a.    Masalah terlau banyak proteinnya
Setiap akan terlalu banyak menonsumsi protein, akan lebih sering kencing karena didalam badan dicerna menjadi urea, suatu senyawa dalam bentuk sisa yang harus dibuang melalui urine. Terlalu sering ke toilet akan kurang menyenangkan karena menggangu latihan, apalagi kalau sedang dalam kompetisi. Terlalu banyak  atau sering kencing merupakan pula beban berat ginjal dan meningkatkan resiko terhadap dehidrasi atau kekurangan cairan buat atlet.
Bahan makanan protein tinggi, misalnya daging, ayam, ikan dan lain – lain harga relatife mahal. Kalau bahan makanan ini dikurangi, dan anda makan lebih banyak sereal, sayur dan buah berarti aka nada penghematan karena harga bahan – bahan pangan yang tersebut terahir ini lebih murah.
Selain itu, bahan makanan tinggi protein biasanya mengandung  tinggi lemak. Untuk kesehatan jantung, pencegahan kegemukan, dan peningkatan performa, anda sebaiknya tidak makan banyak lemak, terutama lemak hewani yang sering kali terdapat banyak dalam bahan makanan berprotein tinggi.
b.   Suplemen berprotein
Adventensi sering memberikan harapan yang muluk – muluk, tetapi andai lebih baik tidak mempercayainya atau paling sedikit, lebih biaksana menginter prestasikan. Menurut adventasi, protein powder asam amino powder seperti argine dan asam amono bebas adalah esensial untuk pembentukan otot. Adventasi tersebut direkomendasikan jika ingin mendapatkan pembentukan otot yang optimal.
Jika anda menginginkan otot yang besar dan kuat, maka anda akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dari pada mengonsusi suplemen, bila anda memahami keterangan berikut :
1.   Lathan, bukan protein yang berperan membuat otot lebh besar dan kuat
2.   Jika anda mengonsusmsi  cukup kalori dari karbohidrat, maka kelebihan kalori yang dikonsumsi akan dikonversi atau disimpan alam bentuk lemak badan. Sehingga badan akan bertambah gemuk dan prestasi optimal tidak akan tercapai
3.   Jumlah uang yang dikeluarkan lebih banyak ari pada uang yang dibelanjakan untuk mendapatkan makanan yang bergizi sama.


2.5   Gangguan Makanan Pada Atlet
 Gangguan makanan dapat bermacam – macam tetapi yangmerupakan sindrom klinik anorexia dan bulimia nervosa yang mungkin ditemui dalam dunia olahraga, sedangkan pica / regurgitasi makanan tidak merupakan masalah dalam dunia olahraga.
 Banyak atlet terutama atlet putri yang mempraktekan pengontrolan berat badan secara salah sehingga membahayakan. Biasanya hal ini ditemui dalam atlet yang penampilannya perlu tampak ramping tetapi berlatih banyak dan berat sehingga menjadi kurus sekali namun tetap ingin mempertahankan berat badan itu. Cara yang digunakan termasuk merangsang muntah, berpuasa, menggunakan diuretika atau obat pencahar.
1.   Anorexia nervosa
-   Menolak mempertahankan berat badan minimal yang masih dianggap normal sesuai usia dan berat badan
-    Sangat takut terhadap kegemukan meskipun berat badannya sangat kurang
-   Orangnya mengeluh merasa gemuk meskipun sebenarnya sudah sangat kurus atau merasa bahwa suatu bagian tubuhnya terlihat gemuk.
-   Pada wanita minimal 3 kali berturut – turut tidak mendapat haid ( wanita dianggap aminore haidnya hanya timbul setelah diberikan hormone ).
Anorexia nervosa terutama ditemukan pada wanita ( sampai 95 % ) mulainya biasanya pada waktu remaja tetapi dapat pula sampai dewasa ( usia 30an ). Ada kecenderungan pola keluarga dan mulainya sering brhubungan dengan keadaan stress.
2.   Bulimia Nervosa
-     Peluang makan cepat, lahap dan banyak dalam waktu tertentu.
-     Kurang dapat mengontrol perilaku makan selama manak dengan lahap
-   Secara teratur orangnya akan muntahkan kembai makanannya, menggunakan obat pencahar atau diretikum, berdiet ketat atau berpuasa.
-   Evaluasi diri sangat dipengaruhi perhatian berlebihan akan bentuk dan berat badan.
Umumnya orang tersebut makan memuntahkannya kembali secara bersembunyi – sembunyi. Muntah menghilangkan rasa tidak enak diperut sehingga bila dia mau, dia dapat melanjutkan kembali makannya. Biasanya bulimia ditemui pada saat remaja atau dewasa muda.
Akibat kelainan perilaku makan
-          Defisiensi nutrient seperti anemenia gizi
-          Berkurangnya masa otot dan menurunya masa otot
-          Cadangan glikogen menurun
-          Depresi
-          Tolerans terhadap hawa dingin menurun

Kelainan  perilaku makan pada wanita dapat menyebabkan minore yang dapat mengakibatkan menurunnya densitas dan meningkatnya kelainan mineral tulang, merupakan trias penyakit.
Pada atlet pria juga terjadi penekanan produksi hormon tosteseron. Penggunaan obat pencahar, obat pengurus badan dapat mengakibatkan gangguan elektrolit defisiensi mineral sehingga dapat timbul gangguan jantung dan saluran cerna seperti sembelit.

·         Penyebab Gangguan Makan Pada Atlet

1.   Vegtarian

Banyak atlet menggunakan diet vegetarian, tidak mau menggunakan bahan akan hewani karena percaya diet vegetarian lebih menyehatkan, memberikan lebih banyak energi dan tidak membuat gemuk. Ada atlet yang berusaha keras untuk tetap langsung seperti misalnya binaragawan, pelari, pesenam. Umumya atlet menghindari bahan makanan hewani tetapi tidak menggunakan bahan penggantinya. Bisa dikatakan merupakan vegetarian jenis baru, bukan benar vegetarian.

2.   Terlalu Banyak serat

Diet rendah kaloi itu biasanya tidak dapat memenuhi kebutuhan energi dan nutrion lainnya seperti besi, kalsium, dan seng. Masukan energy yang dapat mengakibatkan hilangnya kebugaran dan kinerja latihan.Hilangnya berat badan yang cepat pada diet rendah kalori disebabkan oleh menurunya cadangan glikogen, sehingga hilangya cairan dan masa otot oleh glukoneogenesis.
Dengan demikian maka timbul resiko turunnya kinerja disebabkan oleh cadangan energy yang tidak cukup dan dalam jangka panjang akan terjadi penurunan kekuatan otot  dan endurance akibat penurunan masa otot. Setelah beberapa waktu berat badan mungkin tidak turun lagi tetapi mungkin telah terjadi perubahan komposisi tubuh.






BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan

 Memperhatikan pola makan adalah hal yang sangat penting dalam mendapakan gizi yang mencukupi setiap harinya. Karena tubuh kita kita memerlukan asupan gizi yang cukup agar keselarasan tubuh kita dapat terjaga dan tetap sehat.Gizi pada seorang atletadalah sangat penting agar prestasi olahraganya dapat tercapai bila kecukupan gizi tubuhnya terpenuhi. Gizi pada atlet seharusnya tetap mengikuti anjuran yang baku sesuai dengan umur, jenis kelamin, baerat dan lamanya aktivitas fisik yang dilakukan. Namun pada pemberian makanan, tetap perlu diperhatikan fungsi masing – masing bahan makanan.
 Bagi jenis olahraga atlet, apakah jenis olahraga endurans atau latihan beban dan apakah untuk aktivitas fisik yang berat atau lama akan berkepanjangan. Pemmberian suplemen tidak perlu dilakukan pada atlet yang dapat mengonsumsi makanan seimbang. Kondisi hidrasi atlet merupakan hal yang tidak bisa diabaikan, sebab bila terjadi kekeurangan cairan tubuh maka akan sangat enggangu kinerja atlet. Ahli gizi atau pelatih perlu menitik beratkan perhatian pada pemberian nutrisi yang tepat selama masa latihan, saat kompetisi dan pada saat pemulihan.
3.2   Saran
 Untuk menjamin prestasi optimal bagi atlet, kebutuhan akan gizi pada atlet perlu terpenuhi, tetapi tidak boleh terlalu berlebihan.



DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Ma’ruf,2005. Studi Sekresi Leptin Sebagai Dasar Diet Penrunan Berat Bada Secara Fisologis. Diunduh dari http//and.lib.unair.ac.id.29 november 2007
Budiyanto. MAK. 2005. Dasar - dasar Ilmu Gizi. UMM Press Malang.
Depkes. 2003. Data Tentang Obesitas Di Indonesia. Erlangga : Jakarta
Depkes, RI, 1996. Survey Indes Massa Tubuh ( IMT ) Pengumpulan Status Gizi Orang Dewasa Berdasarkan IMT di DKI Jakarta. Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Hadi, supriadi. 2005. Kandungan Gizi. Bumi Aksara: Jakarta
Irawani, s.2000. penelitian masalah gizi. PT Trubus Agriwidya. Jakarta
Moehyi,1997. Sehat Dengan Menu Berserat. Intan Pariwara: Jakarta
Rimbawan dan Siyagiyan.2008.Tata Cara Menjaga Kesehatan Tubuh.     PT.Rineka: Jakarta
Hartasi c,dkk. 1999. Gizi atlet. EGC; Jakarta
Yin ,G, dkk. 1999. Pola makan sehat. Gramedia:jakarata
Anonimous, 2004. Obesitas di Indonsia. www. Obesitas.web.id
Anonymous.2000.Pola makan apa atlet.Bumi Aksara: Jakarta
Anonymous. 2005. Serat Untuk Tubuh. (http//:www. Wikipedia. Com). Diakses
       tanggl 24 April 2009
Anonymous.2008. Obesitas (Kegemukan).http://id. Wikipedia.org/obesitas.htm.
      diakses tanggal 24 April 2009

0 komentar:

Posting Komentar

TV Streaming

tutorial blogger Indonesia

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | WordPress Themes Review