BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803).
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi kewirausahaan dan definisi kewirausaan menurut para ahli?
2. Apa saja yang menjadi karakteristik seorang wirausahawan ?
3. Apa ciri-ciri seorang yang berjiwa wirausaha?
4. Bagaimana cara memulai usaha baru dalam kewirausahaan?
5. Apa saja tips menumbuhkan jiwa wirausaha?
6. Mengapa wirausahawan sukses terjun jadi wirausaha?
7. Bagaimana cara mereka membangun keberhasilan?
8. Bagaimana hasil observasi?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi kewirausahaan dan definisi kewirausaan menurut para ahli.
2. Menjelaskan karakteristik dari seorang wirausahawan.
3. Menjelaskan ciri-ciri seorang yang berjiwa wirausaha.
4. Menjelaskan cara memulai usaha baru dalam kewirausahaan.
5. Menjelaskan tips menumbuhkan jiwa wirausaha.
6. Menerangkan para wirausahawan yang telah sukses terjun jadi wirausaha.
7. Menjelaskan cara mereka membangun keberhasilan.
8. Menjelaskan hasil observasi.
1.
BAB l l
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kewirausahaan dan Definisi wirausahawan Menurut Pada Ahli
a. Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.
b. Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
c. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio
Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
d. Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
e. Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
f. Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
g. Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
h. Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk :
1) Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru.
2) Memperkenalkan metoda produksi baru.
3) Membuka pasar yang baru (new market)
4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru.
2.2 Karakteristik dari Seorang Wirausahawan.
Berikut karakter yang juga merupakan sifat dan mental dasar yang wajib dimiliki oleh seorang pengusaha :
1. Memiliki Tingkat Kreativitas yang Tinggi
Inovasi berkaitan erat dengan suatu pembaharuan. Tindakan tersebut akan membantu dalam pengembangan suatu bisnis, yaitu produk ataupun jasa yang dihasilkan tidak monoton tetapi dapat berkembang mengikuti dan berjalan selaras dengan dinamika zaman. Sehingga apapun kebutuhan konsumen dapat dipenuhi dari produk dan jasa yang kita hasilkan.
Unsur selanjutnya terkait dengan kreativitas. Tingkat kreativitas yang tinggi akan menunjang bagi kelangsungan suatu perusahaan. Kreativitas dapat terkait dengan penciptaan karya baru dan kreatif dalam menciptakan peluang. Kreativitas yang berkaitan dengan karya, ada hubungan dengan penciptaan suatu komoditas baru.
2. Mempunyai Karakter Pemimpin
Seorang pengusaha mutlak memiliki Jiwa Kepemimpinan, karena sukses tidaknya usaha yang dijalankan tergantung pada sang pemilik. Setiap tindakannya selalu berorientasi untuk menciptakan peluang bagi bisnisnyan dan komunikasi dalam hal ini amatlah penting. Ia akan membangun segala bentuk komunikasi dengan berbagai kalangan. Dengan banyaknya relasi maka akan menciptakan peluang bisnis yang banyak.
Seorang pemimpin diharapkan mampu menciptakan suatu keputusan yang tepat, yaitu tidak ragu-ragu, tetapi tidak pula tergesa-gesa. Namun, keputusan tersebut haruslah suatu keputusan yang komprehensif sehingga keputusan tersebut tidak akan merugikan perusahaan, serta keputan tersebut berorientasi bagi terciptanya target perusahaan. Dengan demikian jiwa kepemimpinan akan berperan penting. Sebab, sang pemilik akan menggerakan segala sumber daya yang ada untuk menciptakan suatu kemajuan.
3. Tidak Gentar Menghadapi Risiko
Satu hal lagi yang merupakan karakter seorang pebisnis, keberanian mengambil risiko. Keberanian mengambil risiko bukan berarti keberanian yang membabi buta. Namun, keberanian yang telah diperhitungkan tingkat risikonya. Pebisnis sadar betul tentang suatu kegagalan selalu ada. Namun, karakter seorang pebisnis selalu bekeja dalam tekanan tinggi. Pebisnis harus siap menerima kenyataan sepahit apa pun. Walau pun pebisnis menemui suatu kegagalan dalam merintis bisnis, ada suatu pelajaran dan pengalaman yang diperolehnya. Jangan jadikan kegagalan menjadi suatu kambing hitam untuk ogah berbisnis. Namun, pelajari apa yang menyebabkan kegagalannya. Dengan begitu Anda tidak akan melakukannya di masa depan.
4. Berani Mengambi Keputusan
Keputusan pemimpin perusahaan sangat berpengaruh pada kemajuan dan berkembanganya suatu perusahaan. Keputusan merupakan hasil dari proses analisa yang matang, yaitu setelah memperhitungkan resiko yang ditimbulkan bagi perusahaan maka Anda akan mampu menciptakan keputusan yang berkualitas. Sebuah keputusan merupakan gambaran riil tentang suatu peluang yang ada. Dalam hal ini peran intuisi sangat penting. Pengalaman yang dimiliki oleh seorang pemimpin akan menuntun apakah sebuah peluang tersebut menguntungkan ataupun akan merugikan perusahaan. Unsur ini terkait dengan naluri. Kemampuan seorang pemimpin dalam membuat keputusan akan memperngaruhi kemajuan suatu perusahaan.
2.3 Ciri-Ciri Seorang yang Berjiwa Wirausaha.
Menurut Geofffrey Meredith et al, dalam buku Kewirausahaan (Penerbit PPM,2002) profil seorang wirausahawan bisa dilihat dari ciri-ciri serta watak antara lain :
1. Percaya diri (misalnya watak Keyakinan, ketidak tergantungan),
2. Berorientasikan tugas dan hasil (kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba,
3. ketekunan dan ketabahan,
4. tekad kerja keras,
5. mempunyai dorongan kuat, energitic dan inisiatif),
6. Pengambil resiko (kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan),
7. Kepemimpinan (Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menanggapi kritik dan saran),
8. Orisinalitas (inovatif dan kreatif, fleksibel, serba bisa), dan Berorientasi ke masa depan (Perseptif).
Menjadi seorang wirausaha bukan berarti harus selalu keluar dari pekerjaan dan memulai berbisnis sendiri. Adapun ciri-ciri orang yang berjiwa wirausaha. Diantaranya adalah :
1. Bersikap Hemat
Dengan bersikap hemat, Anda sudah memiliki sifat-sifat seorang wirausaha sejati. Sifat hemat dalam diri seorang wirausaha bisa membuat banyak perubahan dalam strategi bisnis dan menekan pengeluaran berlebihan. "Ketika membuat rencana keuangan di kantor, biasakan untuk menghemat pengeluaran tersebut agar rencana keuangan kantor tidak terganggu," tukasnya.
2. Inovatif
Kreatif dan inovatif merupakan salah satu syarat penting yang dimiliki seorang wirausaha. Dalam dunia kantoran, inisiatif, inovasi, dan kreativitas juga sangat dibutuhkan untuk memajukan perusahaan tempat Anda bekerja.
Berjiwa kreatif dan inovatif dalam pekerjaan tidak hanya berguna untuk memupuk jiwa wirausaha dalam diri saja, tetapi juga untuk melatih kemampuan berpikir jernih dan mencari celah usaha dan memanfaatkannya dengan positif.
3. Berjiwa Besar
Setiap hal yang dilakukan tak jarang akan berakibat pada kegagalan. Namun jika Anda memiliki jiwa wirausaha, seharusnya hal ini tidak akan membuat Anda merasa kalah. Justru, semangat Anda terpacu untuk maju dan berusaha lebih baik lagi. "Ketika ide Anda ditolak, atau misalnya ada karyawan baru yang dinilai lebih aktif, maka Anda harus berjiwa besar dan justru menjadi semangat Anda untuk maju.
4. Disiplin
Setiap pekerjaan pasti menuntut kedisiplinan yang tinggi. Kemampuan disiplin diri yang tinggi akan membuat Anda sukses dalam setiap pekerjaan yang Anda lakukan.
2.4 Cara Memulai Usaha Baru Dalam Kewirausahaan.
Untuk memulai usaha dimulai dari ide dasar yang kuat, bisa diwujudkan dan penuh pertimbangan dan muncul karena kreativitas dan keinovasian. Merintis usaha baru di mulai dengan adanya ide dasar dan tidak takkut akan kegagalan.
Ide awal penyediaan produk yang sudah ada, tapi belum tersedia pasar bagi konsumen. Ide awal yang melibatkan teknologi baru, yang didasarkan bagi penyediaan produk baru pada konsumen. Ide awal yang didasarkan pada penyediaan produk yang telah di¬perbarui bagi kosumen.
Longenecker, et. all, (2001) mengungkapkan beberapa sumber ide awal pendirian usaha baru, perusahaan. Sumber ide awal tersebut dapat berasal dari:
1. Pengalaman pribadi atau pengalaman kerja terdahulu.
Pengalaman wirausaha merupakan modal dalam memulai bisnis. Pengalaman pribadi dalam kehidupan dimasa masa lalu tidak akan hilang begitu saja. Sumber kreativitas dan inovasi sebagai pendorong melakukan kegiatan usaha sangat dipengaruhi oleh memori pengalaman terdahulu. Orang yang sudah pernah bekerja dan mengalami bagimana mencari penghasilan merupakan pengalaman yang berharga. Wirausaha sering membawa pengalaman kerja terdahulu sebagai sumber ide melakukan kegiatan usaha. Pengalaman kerja dianggap terlalu berharga untuk ditinggalkan dibandingkan mencari pengalaman baru yang tidak berkaitan dengan kerja terdahulu.
2. Minat dan pendidikan
Ada berbagai motivasi orang melakukan kegiatan usaha, bisnis. Minat yang kuat akan sesuatu bidang bisnis merupakan landasan melakukan kegiatan bisnis. Pendidikan bisnis, kewirausahaan juga tidak kalah penting dalam mendorong munculnya ide melakukan bisnis. Munculnya berbagai macam pendidikan bisnis, kewirausa¬haan, manajemen merupakan bukti semakin banyaknya minat un¬tuk melakukan bisnis. Dibanyak akademi dan universitas, mata kuliah kewirausahaan semakin banyaknya diminati mahasiswa dan ada juga yang merupakan mata kuliah wajib universitas.
3. Penemuan tidak sengaja serendipitas
Wirausaha adakalanya menemukan ide secara tidak sengaja. Sekali waktu wirausaha akan meluangkan waktu untuk rekreasi, jalan-jalan bersama keluarga dan mungkin akan menemukan ide baru untuk melakukan usaha.
4. Relasi atau bisnis keluarga
Ada pepatah bisnis adalah menjaga hubungan dan memperba
nyak relasi. Relasi adakalanya menawarkan sebuah bisnis atau
kerjasama yang akan memunculkan ide melakukan usaha baik secara bersama maupun mandiri. Jika orang tua melakukan bisnis suka tidak suka, mau tidak mau, anak dan keluarga akan merasakan susah-enaknya berbisnis. Sekali waktu anak dan anggota keluarga akan menemukan ide bisnis yang kadang apabila di terapkan akan berjalan.
nyak relasi. Relasi adakalanya menawarkan sebuah bisnis atau
kerjasama yang akan memunculkan ide melakukan usaha baik secara bersama maupun mandiri. Jika orang tua melakukan bisnis suka tidak suka, mau tidak mau, anak dan keluarga akan merasakan susah-enaknya berbisnis. Sekali waktu anak dan anggota keluarga akan menemukan ide bisnis yang kadang apabila di terapkan akan berjalan.
5. Pencarian ide dengan penuh pertimbangan
Ide dapat muncul karena pencarian yang terus-menerus dan dengan pertimbangan yang matang. Ada kalanya wirausaha melakukan studi kelayakan secara terstruktur, tetapi ide lain muncul ketika studi kelayakan baru dijalankan (Anonymous, 2010).
2.5 Tips Menumbuhkan Jiwa Wirausaha
Untuk memulai usaha sendiri ada beberapa tips untuk menumbuhkan jiwa wirausaha, misalnya usaha jaket motor.Langkah awal mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan cotoh jaket motor. “A Dream Is Where It All Sarted”. Pemimpinlah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk. Begitu juga dengan cara pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata tidak bisa ataupun tidak mungkin.Cintailah Produk Anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu melewati masa sulit. Enthusiaatism and Persistence: Antusiasme dan keuletan sebagai pertanda cinta dan keyakinan akan menjadi tulang punggung keberhasilan sebuah usaha yang baru.
Ambillah risiko. Berani mengambil risiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap risiko yang akan diambil. Sebuah risiko yang diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan seorang entrepreneur (wirausaha) dengan manajer. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manajer dibutuhkan dalam mengatur perusahaan yang telah maju.
Ambillah risiko. Berani mengambil risiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap risiko yang akan diambil. Sebuah risiko yang diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan seorang entrepreneur (wirausaha) dengan manajer. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manajer dibutuhkan dalam mengatur perusahaan yang telah maju.
Langkah Terpenting Carilah nasihat dari pakarnya, tapi ikuti kata-kata kita. Entrepreneur selalu mencari nasihat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera keenamnya. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya. Dan kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengambangkan usaha pada fase itu. Langkah terpenting adalah menumbuhkan ethos kerja keras. Langkah ini sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard work and smart work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua kesuksesan butuh workaholics di langkah awalnya. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya. Pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bisnisnya misalany bisnis jaket motor.
Bertemanlah sebanyak banyaknya. Pada harga dan kualitas yang sama, orang membeli dari temannya. Pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasihat, membantu dan menolong pada masa sulit.
Jika mengalami kegagalan, hadapi kegagalan itu. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk memperkuat dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha. Setiap usaha selalu akan mempunyai risiko kegagalan dan bila itu, bersiaplah dan hadapilah! Jika Anda sudah siap memulai usaha, lakukanlah sekarang juga. Putuskan dan kerjakan sekarang, karena besok bukanlah milik kita.
Bertemanlah sebanyak banyaknya. Pada harga dan kualitas yang sama, orang membeli dari temannya. Pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasihat, membantu dan menolong pada masa sulit.
Jika mengalami kegagalan, hadapi kegagalan itu. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk memperkuat dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha. Setiap usaha selalu akan mempunyai risiko kegagalan dan bila itu, bersiaplah dan hadapilah! Jika Anda sudah siap memulai usaha, lakukanlah sekarang juga. Putuskan dan kerjakan sekarang, karena besok bukanlah milik kita.
Penulis buku terkenal Robert Kiyosaki dalam bukunya Cashflow Quandrant (Pustaka Gramedia) menyatakan bahwa pada dasarnya pekerjaan dapat dibagi dalam 4 jenis : Employee (menjadi pegawai di perusahaan atau di pemerintahan), Self Employee ( membuat pekerjaan sendiri sesuai keahlian, misalnya dokter, pengacara), Business Owner (wirausahawan, menciptakan suatu sistem dan menggaji orang lain untuk menjalankannya), dan Investor (melakukan investasi, membiarkan uang yang bekerja untuk kita). Employee dan Self Employee termasuk dalam kuadran kiri, sedang Business Owner dan Investor termasuk dalam Kuadran kanan. Menurut Kiyosaki, agar kita bisa dalam kebebasan finansial, maka kita tidak cukup berada di kuadran kiri, tapi harus berusaha masuk ke kuadran kanan. Pada kuadran kiri, pemasukan kita sepenuhnya tergantung pada usaha kita sendiri, sedang pada kuadran kanan pendapatan kita berasal dari sistim yang kita ciptakan dan uang yang kita investasikan.
Untuk masuk ke kuadran kanan sebagai Business Owner, maka diperlukan pengetahuan mengenai sifat-sifat dan watak yang diperlukan menjadi seorang pemilik usaha yang sukses. Selain itu perlu juga diketahui bagaimana latar belakang para pemilik usaha yang berhasil dan bagaimana mereka menjalankan usahanya. Tulisan singkat ini mencoba mengenali hal-hal tersebut sebagai panduan untuk yang bermaksud memulai usaha sendiri.
2.6 Para Wirausahawan Yang Telah Sukses Terjun Jadi Wirausaha.
Banyak alasan mengapa para wirausahawan sukses masuk ke dalam dunia usaha. Bagi Bob Sadino, hal itu didasari keinginan untuk Merdeka. Merdeka dalam arti bebas dari perintah orang lain dan bebas untuk menentukan rencana sendiri. Didasari keinginan untuk merdeka tersebut, Bob Sadino meninggalkan pekerjaan di PT Djakarta Loyd, dan memulai usaha menjual telur kebutuhan para ekspatriate yang tinggal di kawasan Kemang. Bob, sebagaimana anda tahum sekarang memiliki jaringan Kem’s Chick.
Bagi Sofyan Ponda, pendiri jaringan Hotel Sofyan Groups, sebagaimana dipaparkan dalam bukunya Sofyan Ponda, pendiri Hotel-hotel Kecil (1992) yang ingin dicapainya dalam bisnis adalah kepuasan. Untuk itu Sofyan rela meninggalkan jabatannya di Departemen Keuangan di akhir tahun 60-an dan memulai bisnis Hotelnya dengan menjadikan rumahnya di Jl. Gondangdia 108 menjadi Losmen (sekarang jadi Hotel Menteng).
2.7 Cara Pewirausahawan Membangun Keberhasilan.
Roma tidak dibangun dalam sehari. Analogi yang sama juga berlaku bagi sebagian besar para entrepreneur. Proses jatuh bangun membangun usaha selama puluhan tahun adalah gambaran umum wirausahawan besar. Umumnya mereka memulai dari tangga yang paling bawah dengan cucuran keringat dan air mata. Sebutlah Bob yang mulai menjual telur dari rumah ke rumah. Atau pendiri perusahaan Farmasi Konimex, Djoenaidi Josoef, yang memulai dengan menjual obat di toko ayahnya. Agung Laksono, Ketua DPR dan pemilik beberapa perusahaan seperti AN-TV, dll, memulai bisnisnya dengan mendirikan bisnis Cleaning service sebelum tamat kuliah di Fakultas Kedokteran UKI pada awal tahun 70-an. Purdi Chandra, memulai usaha bimbingan belajar Primagama dengan hanya punya dua murid pada awal tahun 80-an. Sekarang jaringan franchisee Primagama sudah tersebar di seluruh Indonesia.
Semua ini membuktikan bahwa ada proses yang panjang dan berliku yang harus dilalui sebelum tumbuh menjadi bisnis yang besar dan kuat. Dalam proses ini terdapat banyak kerikil-kerikil dan jalan yang licin dan terjal yang mesti dihadapi. Justru semua rintangan ini nampaknya menjadi suatu pemacu mereka untuk lebih giat dan matang dalam mengarungi dunia usaha.
Kembali ke pendapat Kiyosaki mengenai empat kuadran pekerjaan, tidak dapat dipungkiri bahwa kita sulit untuk berada dalam kebebasan finansial jika tetap bertahan di kuadran pertama sebagai employee. Tingkat persaingan usaha yang keras yang membuat kita senantiasa terancam kehilangan pekerjaan, tingkat inflasi dan kenaikan harga yang jauh melebihi kenaikan gaji, aneka ragam pajak yang harus kita bayar membuat pilihan berlama-lama sebagai pegawai bukan lagi pilihan yang aman. Kita harus mulai masuk ke kuadran kanan, sebagai business owner atau investor. Prosesnya bisa perlahan-lahan, tidak harus drastis. Namun yang pasti kita harus memulai. Selanjutnya, kita tinggal mengarungi suka dukanya, seperti yang sudah dijalani oleh mereka yang telah lebih dahulu berhasil.
2.8 Hasil Observasi
Hasil observasi kami kepada Bapak Nur Khozin, S.Pt. Ia seorang pengelola Experimental Farm UMM yang berada di daerah Sengkaling. Peternakan ini berada di bawah naumgan Universitas Muhammadiyah Malang. Bapak Nur Khozin lahir pada tanggal 18 Juni 1980 di Tegal Jawa Tengah. Riwayat pendidikan beliau yaitu SDN Tugu Benda, Tegal Jawa Tengah. SMPN Sirampok, Brebes Jawa Tengah. SMU Muhammadiyah Bumi Ayu Brebes, Jawa Tengah. S1 Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Sebelum beliau lulus, beliau menjabat sebagai asisten laboratorium Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. dan sejak tahun 2003 sampai sekarang beliau berjabat sebagai kepala labolatorium peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam usaha peternakan ini beliau memiliki 4 orang staf pekerja untuk membantu dalam mengurus peternakan. Keempat stafnya tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, ada yang bertanggung jawab dalam bidang pembersihan kandang, pemberian makan, pemberian vitaminuntuk menjaga kesehatan ternak, dan ada yang bertanggung jawab mengurusi distribusi.
Meskipun staf Experimental Farm hanya memiliki empat pekerja saja tetapi para staf ini juga dibantu oleh mahasiswa jurusan peternakan yang ada di Universitas Muhammadiyah Malang. dari situlah bapak Khozin mengajarkan bagaimana cara beternak dan cara berwirausaha dalam bidang peternakan.
Beliau mengajarkan mahasiswa tidak hanya dengan teori saja tetapi langsung dalam bentuk praktek yang nyata, sehingga mahasiswa dapat langsung belajar. Prinsip dari beliau ialah “Belajar Kewirausahaan Itu Tidak Hanya Berfikir Tetapi Langsung Dikerjakan dan Jangan Takut Akan kegagalan” contohnya satu gagasan seribu tindakan. Dan semua yang terjadi adalah semua yan g Anda pikirkan dan positif thinking itu harus ditingkatkan pada tiap individu agar mereka tidak merasa takut untuk melangkah.
Selain itu bapak juga memberikan motifasi pada mahasiswa untuk menghilangkan sifat malu dan takut. Seringlah mencoba untuk praktek dan jangan membayangkan kewirausahaan itu membutuhkan modal yang besar. Dan selamat mencoba.
BAB III
KESIMPULAN
- Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi dan seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
- Seorang wirausahawan harus memiliki kreatifitas tinggi, karakter pemimpin, tidak gentar dalam menghadapi resiko, berani mengambil keputusan.
- Ciri orang yang memiliki jiwa wirausaha : hemat, inovatif, berjiwa besar, disiplin, Percaya diri, Berorientasikan tugas dan hasil, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energitic dan inisiatif, Pengambil resiko, Kepemimpinan, Orisinalitas dan Berorientasi ke masa depan.
- Cara memulai usaha baru dalam kewirausahaan Untuk memulai usaha dimulai dari ide dasar yang kuat, bisa diwujudkan dan penuh pertimbangan dan muncul karena kreativitas dan keinovasian. Merintis usaha baru di mulai dengan adanya ide dasar dan tidak takkut akan kegagalan.
- Hasil observasi Beliau mengajarkan mahasiswa tidak hanya dengan teori saja tetapi langsung dalam bentuk praktek yang nyata, sehingga mahasiswa dapat langsung belajar. Prinsip dari beliau ialah “Belajar Kewirausahaan Itu Tidak Hanya Berfikir Tetapi Langsung Dikerjakan dan Jangan Takut Akan kegagalan”.
Daftar Pustaka
Candra, Purdi E. 2001. Menjadi Interpreneur Sukses, PT Grasindo:Jakarta
Kasmir, S. E, M.2006.Kewirausahaan.PT Raja Grafindo Persada:Jakarta
Anonymous.2011.Pengelolaan Kewirausahaan.http://www.scribd.com/doc/4933265/ PENGELOLAAN-KEWIRAUSAHAAN diakses tanggal 8 Desember 2011
Anonymous.2010.Ciri Ciri Wirausaha.http://www.waspada.co.id/index2.php?option= com_content&do_pdf=1&id=10450 diakses tanggal 8 Desember 2011
0 komentar:
Posting Komentar