Selasa, 14 Februari 2012

Guru Profesional dan Guru Enterprener


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kenyataan di lapangan mutu pendidik dan tenaga kependidikan masih memprihatinkan. Masyarakat banyak mengkritisi sebagian dari pendidik dan tenaga kependidikan, khususnya guru kurang mampu melaksanakan pembelajaran secara efektif, bermakna dan menyenangkan. Kondisi objektif di lapangan menunjukkan sebagian guru kurang memahami dan menguasai kurikulum, pelaksanaan evaluasi hasil belajar, pengembangan bahan ajar, serta keterampilan dalam menggunakan metode dan media pembelajaran.
Secara nasional, sebagian besar guru SD,SMP,SMA,SMKdan SLB masih kurang sesuai dengan kualifikasi minimal yang ditetapkan. Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) dalam jabatan (in-service training) untuk meningkatkan kualifikasi guru, program penyetaraan D2 untuk guru SD/MI dan D3 untuk guru SMT/MTs, serta diklat lainnya yang berskala luas masih memerlukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana relevansi dan pengaruhnya terhadap peningkatan mutu pendidikan di Indonesia tercinta ini.
Namun dalam kenyataanya, profesionalitas guru di Indonesia masih rendah. Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat dilihat dari kelayakan guru mengajar. Menurut Balitbang Depdiknas, guru-guru yang layak mengajar untuk tingkat SD baik negeri maupun swasta ternyata hanya 28,94%. Guru SMP negeri 54,12%, swasta 60,99%, guru SMA negeri 65,29%, swasta 64,73%, guru SMK negeri 55,91%, swasta 58,26%.
Kemudian rendahnya profesionalitas guru dalam hal mengajar yaitu penguasaan guru terhadap metode pengajaran masih berada di bawah standar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian Balitbang Depdikbud RI di antaranya menunjukkan bahwa kemampuan membaca para siswa kelas VI SD di Indonesia masih rendah. Kegagalan tersebut disebabkan pengajaran guru hanya mementingkan penguasaan huruf tanpa penguasaan makna.
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru yaitu (1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh sebagian guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan diri, baik membaca, menulis, apalagi membuka internet. (2) belum adanya standar professional guru sebagaimana tuntutan di Negara-negara maju. (3) kemungkinan adanya perguruan tinggi swasta yang mencetak guru asal jadi, ataupun setengah jadi, tanpa memperhitungkan outputnya kelak di lapangan, sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesinya. (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi.

1.2  Rumusan masalah
1.    Apakah guru professional itu?
2.    Apa saja karakteristik guru professional?
3.    Bagaimana Peningkatan guru profesional?
4.    Apa saja peran seorang guru?
5.    Apa Kompetensi dan profesionalisme guru?
6.    Bagaimana hasil observasi mengenai karakter guru professional?

1.3  Tujuan
1.    Untuk mengetahui guru profesional.
2.    Untuk mengetahui karakteristik seorang guru yang professional
3.    Untuk mengetahui bagaimana peningkatan guru professional
4.    Untuk mengetahui peran seorang guru
5.    Untuk mengetahui kompetensi dan profesionalisme guru
6.    Untuk mengetahui bagaimana karakter guru yang professional melalui observasi










BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Guru Profesional
Kata profesional berasal dari profesi yang artinya menurut Syafruddin Nurdin, diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai prangkat dasar untuk di implementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Guru profesional adalah guru yang meramu kualitas dan integritasnya. Mereka tidak hanya memberikan pembelajaran bagi peserta didiknya tapi mereka juga harus menambah pembelajaran bagi mereka sendiri karena jaman terus berubah. Ia harus terus meningkatkan kemampuan serta keterampilannya dalam berbagai bidang.
 Sedang persyaratannya menurut Uzer Usman adalah:
  1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
  2. Menemukan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
  3. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
  4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan.
  5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
  6. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
  7. Memiliki klien/objek layanan ysng tetap, seperti guru dengan muridnya.
  8. Diakui oleh masyarakat, karena memang jasanya perlu dimasyarakatkan.
Dari pengertian di atas, bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut, profesi juga memerlukan keterampilan melalui ilmu pengetahuan yang mendalam, ada jenjang pendidikan khusus yang mesti dilalui sebagai sebuah persyaratan.
Dari keterangan di atas kemudian diajukan pertanyaan “lalu apakah professional itu?” Untuk memberikan kesimpulan dari pengertian profesional sedikitnya menurut Harefa ada tiga belas indikator sehingga seseorang dikatakan sebagai profesional yaitu:
  1. Bangga pada pekerjaan, dan menunjukkan komitmen pribadi pada kualitas
  2. Berusaha meraih tanggunjawab
  3. Mengantisipasi, dan tidak menunggu perintah, mereka menunjukkan inisiatif
  4. Mengerjakan apa yang perlu dikerjakan untuk merampungkan tugas
  5. Melibatkan diri secara aktif dan tidak sekedar bertahan pada peran yang telah ditetapkan untuk mereka
  6. Selalu mencari cara untuk membuat berbagai hal menjadi lebih mudah bagi orang-orang yang mereka layani
  7. Ingin belajar sebanyak mungkin
  8.  Benar-benar mendengarkan kebutuhan orang-orang yang mereka layani
  9. Belajar memahami dan berfikir seperti orang-orang yang mereka layani sehingga bisa mewakili mereka ketika orang-orang itu tidak ada di tempat
  10. Mereka adalah pemain tim
  11. bisa dipercaya memegang rahasia;
  12.  jujur bisa dipercaya dan setia;
  13. terbuka terhadap kritik-kritik yang membangun mengenai cara meningkatkan diri
Dari indikator yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa professional itu adalah seseorang yang dipercaya memiliki kemampuan khusus untuk melakukan satu bidang kerja dengan hasil kualitas yang tinggi berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya tentang objek pekerjaannya tersebut.
Jika disandangkan kata professional kepada guru, maka menurut Danim, “guru profesional adalah guru yang memiliki kompotensi tertentu sesuai dengan persaratan yang dituntut oleh profesi keguruan”.
Kalau begitu guru profesional adalah guru yang senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar mengajar, serta senantiasa mengembangkannya kemampuannya secara berkelanjutan, baik dalam segi ilmu yang dimilikinya maupun pengalamannya. Dengan cara demikian menurut Uzer Usman
“Dia akan memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dalam intraksi belajar mengajar sehingga dengan kemampuannya baiki dalam hal metode mengajar, gaya mengajar ataupun penyampaian materi pelajaraan bisa menyukseskan intraksi belajar mengajar atau pun proses belajar mengajar”.

2.2 Karakteristik Guru Profesional
Dalam rangka mendukung terwujudnya suasana proses belajar mengajar yang berkualitas di sekolah diperlukan adanya guru yang professional. Karakteristik guru yang professional sedikitnya ada lima karakteristik dan kemampuan professional guru yang harus dikembangkan, yaitu:
  1. menguasai kurikulum
  2. menguasai materi semua mata pelajaran
  3. terampil menggunakan multi metode pembelajaran
  4. memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya
  5. memiliki kedisiplinan dalam arti yang seluas-luasnya
Di bawah ini merupakan 10 ciri yang harus dimiliki oleh guru professional, yaitu:
1.      Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.
2.      Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
3.      Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa  mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4.      Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif,  membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.
5.      Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi  panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.
6.      Punya harapan yang tinggi pada siswa nya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
7.      Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga  memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
8.      Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.
9.      Selalu memberikan yang terbaik  untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan  mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
10.  Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.

Guru harus memiliki keahlian tertentu dan distandarkan secara kode keprofesian. Bila ia tak punya keahlian menjadi guru maka tidak dapat disebut sebagai guru. Oleh karnanya tidak semua orang bisa menjadi guru.
Namun, pada kenyataannya banyak ditemui bahwa pilihan profesi guru sebagai pilihan profesi terakhir. Profesi ini dirasa kurang bonafide, dekat dengan status sosial menengah ke bawah, bergaji kecil, tidak sejahtera, dan hidup dibawah garis kemiskinan. Bahkan ada guru yang diambil dengan asal comot. Yang penting ada yang mengajar.
Padahal guru adalah operator kurikulum pendidikan. Pengentas kebodohan Ia merupakan mata rantai dan pilar peradan sekaligus benang merah kemajuan suatu masyarakat dan motor penggerak peradaban suatu bangsa.
Dapat dibayangkan bila profesi ini diamanahkan bagi mereka yang tidak profesional dan menjadikan profesi ini sebagai pilihan terakhir. Akan dibawa kemana bangsa ini?


2.3 Peningkatan Guru Profesional
Peningkatan kualitas ini tidak hanya didapat melalui ruang formal saja. Tapi juga bisa melalui pelatihan-pelatihan peningkatan kualitas guru. Diharapkan peningkatan kualitas guru ini dapat menghapus stigma akan penyakit guru dibawah ini. Agar tidak ada lagi 11 penyakit yang rentan diderita guru:
1. Tipes : Tidak punya selera
2. Mual : mutu amat lemah
3. Kudis : Kurang disipiln
4. Asma : Asal masuk kelas
5. Kusta : Kurang Strategi
6. TBC : Tidak Bisa Computer
7. KRAM : Kuram Terampil
8. Asam Urat : Asal Sampaikan materi urutan kurang akurat
9. Lesu : Lemah Sumber
10. Diare : Dikelas Anak-anak remehkan
11. Ginjal : Gajinya nihil jarang aktif dan terlambat
Profesional. Secara kata memang terdiri dari 11 huruf. Tapi bila dihayati dan diterjemahkan dalam tindakan nyata, akan tercipta hasil luar biasa.
Menjadi profesional, berarti menjadi ahli dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua Ahli dapat menjadi berkualitas. Karena menjadi berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi juga menyangkut persoalan integritas dan personality.
Kata profesional bukan hanya kata baku yang diperuntukkan bagi mereka yang kerja di kantoran. Bekerja di dalam ruang ber-AC, memakai kemeja, jas mahal, celana bahan bagi laki-lakinya, atau memakai blazer, rok mini, berkutat dengan orang-orang penting yang biasa disebut dengan istilah “meeting”. Tidak! kata professional berlaku untuk setiap profesi. Termasuk guru.
Dari permasalahan yang dialami guru tersebut, perlu dicarikan jalan keluarnya. Jangan sampai masalah tersebut menjadi common problems (permasalahan umum) yang biasa terjadi pada guru. Kalau hal tersebut dibiarkan, lonceng kemunduran pendidikan nasional tinggal menunggu waktu. Mengapa? Karena guru merupakan garda depan dalam maju atau tidaknya pendidikan di Indonesia.
Di antara jalan keluar yang dapat ditempuh adalah, pertama, ada kemauan guru untuk berubah yang lebih baik. There is a will there is a way. (di mana ada kemauan pasti ada jalan). Perubahan bagi guru profesional adalah kebutuhan. Perubahan tersebut tidak harus menunggu pengawas, melainkan dari dalam diri guru. Perubahan yang baik, guru harus cepat meresponnya dengan cepat. Jika dahulu dalam pembelajaran masih ceramah, sekarang dapat memanfaatkan media pembelajaran yang menarik. Kemudian untuk masalah kepenulisan, pengalaman penulis menyelenggarakan pelatihan kepenulisan, animo guru luar biasa. Hanya masalahnya, selesai pelatihan guru tidak dipraktikkan. Selain itu ada keyakinan bahwa soal kepenulisan adalah tidak ada bakat dalam dirinya. Padahal keyakinan tersebut tidak selamanya benar, karena faktor yang paling besar untuk bisa menulis adalah adanya kemauan.
Begitu juga dalam memenuhi kualifikasi pendidikan minimal, guru tidak terjebak dalam dataran formalitas. Bukan semata-mata mendapatkan ijazah yang didapat, tetapi betul-betul meningkatkan kualitasnya. Sebenarnya kemampuan guru setiap saat harus diupdate terus dengan pengetahuan yang terbaru. Meminjam istilahnya Andrias Harefa menjadi manusia pembelajar.
Kedua, kebijakan pemerintah yang berpihak pada peningkatan kualitas guru. Langkah konkrit yang dilakukan pemerintah adalah memberikan fasilitasi pelatihan pemanfaatan media pembelajaran bagi guru. Guru jangan hanya puas menggunakan satu media, tetapi berbagai media pembelajaran. Sehingga anak tertarik dan senang belajar. Dari berbagai penelitian ternyata siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik daripada hanya dengan ceramah. Selain itu, pemerintah membantu sarana prasarana yang berhubungan dengan media pembelajaran. Jangan hanya penambahan gedung saja, tetapi juga perlu menambah media pembelajaran.
Begitu juga dalam masalah menulis, pemerintah pusat, provinsi, dan daerah harus bersinergi untuk meningkatkan agar guru mau menulis. Apa yang dilakukan pemerintah pusat melalui Pusat Perbukuan melakukan sayembara penulisan untuk pendidik dan tenaga kependidikan adalah langkah bagus. Seharusnya di daerah juga perlu dilaksanakan lomba menulis untuk guru. Tidak kalah penting, apreasiasi kepada guru penulis harus diperhatikan. Apresiasi ini bisa dilakukan oleh sekolah atau dinas pendidikan dengan memberikan penghargaan kepada guru berupa materi maupun immateri. Tujuannya, meningkatkan semangat menulis.
Selain guru dan pemerintah, juga keterlibatan swasta untuk membantu mengatasi ketiga masalah besar yang dialami guru tersebut. Yakni dengan membantu memberikan pelatihan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dan pelatihan penulis bagi guru. Kalau ketiga pihak tersebut saling bahu membahu, guru di Indonesia akan profesional sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UUGD akan terwujud.

2.4 Peran Seorang guru
Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa.
Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat.

2.4.1 Dalam Proses Belajar Mengajar
Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru sangar signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:
1. Demonstrator
2. Manajer/pengelola kelas
3. Mediator/fasilitator
4. Evaluator

2.4.2 Dalam Pengadministrasian
Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai:
1. Pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan pendidikan
2. Wakil masyarakat
3. Ahli dalam bidang mata pelajaran
4. Penegak disiplin
5. Pelaksana administrasi pendidikan

2.4.3 Sebagai Pribadi
Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai:
1. Petugas sosial
2. Pelajar dan ilmuwan
3. Orang tua
4. Teladan
5. Pengaman

2.4.4 Secara Psikologis
Peran guru secara psikologis adalah:
1. Ahli psikologi pendidikan
2. Relationship
3. Catalytic/pembaharu
4. Ahli psikologi perkembangan

2.5 Kompetensi dan Profesionalisme Guru
Kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Profesional adalah suatu bidang pekerjaan yang memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Dengan kata lain sebuah profesi rnemerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimaI. Dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya memilki pendidikan formal tetapi juga harus menguasai berbagai‚ strategi atau teknik dalam KBM serta landasan-landasan kependidikan seperti tercantum dalam kompetensi guru dalarn uraian selanjutnya. Dalam melakukan kewenangan profesionalismenya, guru dituntut memiliki seperangkat kemampuan (kompetensi) yang beraneka ragam. Namun sebelum sampai pada pembahasan kompetensi ada beberapa syarat profesi yang harus dipahami terlebih dahulu.

2.5.1 Syarat Profesi
Mengingat tugas guru yang demikian kompleksnya, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus sebagai berikut:
1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu‚  pengetahuan yang mendalam
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
3. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupannya.
Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk memenuhi panggilan tugasnya, baik berupa in-service training (diklat/penataran) maupun pre-service training (pendidikan keguruan secara formal).

2.5.2 Jenis-Jenis Kompetensi
1. Kompentensi Pribadi
a. Mengembangkan Kepribadian‚ 
1) Bertqwa kepada Allah SWT
2) Berperan akkif dalam masyarakat
3) Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru
b. Berinteraksi dan Berkomunikasi
1) Berinteraksi dengan rekan sejawat demi pengembangan kemampuan professional
2) Berinteraksi dengan masyarakat sebagai pengemban misi pendidikan
c. Melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan
1) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar
2) Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus
d. Melaksanakan Administrasi Sekolah
1) Mengenal administrasi kegiatan sekolah
2) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah
e. Melaksanakan penelitian Sederhana Untuk Keperluan Pengajaran 
1) Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah
2) Melaksanakan penelitian sederhana
2. Kompetensi Profesional
a. Menguasai landasan kependidikan
1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional
2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.
3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
b. Menguasai bahan pengajaran
1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dari menengah
2) Menguasai bahan pengajaran.
c. Menyusun program pengajaran
1) Menetapkan tujuan pembelajaran
2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran
3) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai
4) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.
d. Melaksanakan program pengajaran
1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat‚ 
2) Mengatur ruangan belajar
3) Mengelola interaksi belajar mengajar
e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran
2) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

2.6 Hasil Observasi
Identitas
Nama                                       : Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd
Jenis kelamin                           : Laki-Laki
Nip –UMM                             : 104.8804.0080
Tempat, tanggal, lahir             : Malang, 15 september 1964
Agama                                     : Islam
Instansi                                    : Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat Rumah                        : Jl. Sarimun RT.03 RW.03 Desa Beji Kecamatan Junrejo Kota   Batu
Riwayat Jabatan

No
Jabatan
TMT
1
Asisten Ahli Madya
1 April 1990
2
Asisten Ahli
1 Juni 1994
3
Lektor Muda
1 April 1999
4
Impasing Lektor
1 Januari 2001

Riwayat Kepangkatan
No
Pangkat
Golongan
TMT
1
Golongan Capeg
-
1 April 1990
2
Pinata Muda
III-a
1 April 1991
3
Penama Muda Tingkat 1
III-b
1 April 1995
4
Pinata
III-c
1 Oktober 1999
Riwayat Pendidikan
No
Jenjang
Lembaga
Tahun Lulus
1
TK
TK Pertiwi Karangploso Kabupaten Malang
1971
2
SD
SD Negeri karangploso 1 Kabupaten Malang
1976
3
SMP
SMP Negeri 8 Malang
1980
4
SLTA
Madrasah Aliyah Negeri Malang 1
1983
5
Strata 1
Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UMM
1989
6
Strata 2
Jurusan Pendidikan Biologi IKIP Negeri Malang
1994

Jabatan di Universitas Muhammadiyah Malang
No
Jabatan
Tahun
1
Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UMM
1988-sekarang
2
Sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UMM
1989-1990
3
Kabag Penalaran Kemahasiswaan UMM
1990-1991
4
Sekretaris Direktur Program D-3 Keperawatan UMM
1994-1995
5
Wakil Direktur II Program D-3 Keperawatan UMM
1995-1997
6
Pembantu Direktur II Program D-3 Keperawatan UMM
1997-2000
7
Kepala Bagian (Kabag) Pendidikan dan Pengajaran UMM
2000-2001
8
Pembantu Dekan II Program Pendidikan Dokter (PPD) UMM
2001-2003
9
Direktur Program D-3 Keperawatan UMM
2003-2007
10
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMM
2007-2008
11
Kepala Biro Kemahasiswaan UMM
2009-Sekarang

Kegiatan Penelitian
No
Judul
Tahun
Ket
1
Inventarisasi Biota Pasang Surut Air Laut di Pantai Bama Taman Nasional Baluran Banyuwangi
1998
2000
Dana Mandiri
Dana Mandiri
2
Analisi Pelaksanaan Praktikum Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang
2002
Dana DPP UMM
3
Pencaipaian Standart Kompeten Keperawatan Mahasiswa Program Kelas Khusus RSI Aisyiyah Malang
2003
Dana Block Grand UMM
4
Penggalian Budaya Pengobatan Tradisional Untuk Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Sumenep-Madura
2004
Dana KEHATI
5
Aplikasi Pembelajran Muatan Lokal Berbasis Agropolitan di SMP se Kota Batu
2004
Dana DPP UMM
6
Pengemangan Model Pembelajaran Sains Terpadu Dengan Pendekatan Intergratif Dalam Upaya Meningkatkan PBM Sains
2006
Dana Hibah DIKTI
7
Pengembangan Model Pembelajaran Vokasional di SMA se Kota Batu
2007
Dana Hibah DIKTI
8
Analisi Kemampuan Soft Skil Kader Kesehatan Desa Siaga di Kota Batu
2008
Dana Block Grand FIKES UMM
9
Analisi Pengelolaan Praktikum Biologi di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang
2009
Dana Block Grand FKIP UMM

Kegiatan Pengabdian
No
Judul
Tahun
Ket
1
Pelatihan Membangun Kerjasama TIM Kader Kesehatan Desa Melalui Pendekatan Simulisi di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang
1998
Dana Mandiri
2
Mengenalkan Manfaat Air Bersih Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup Pada Masyarakat Tepi Sungai Brantas di Kelurahan Jodipan Kota Malang
1999
Dana Mandiri
3
Aplikasi Pembelajaran Muatan Lokal Berbasis Agropolitan di SMP se Kota Batu
2003
Dana DPP UMM
4
Peningkatan Budaya Pengonbatan Tradisional Untuk Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Sumenep-Madura
2004
Dabna Mandiri Jurusan
5
Mencegah Osteoporosis Pada Lansia di RW.05 Kelurahan Dinoyo Kota Malang
2004
Dana Mandiri
6
Pelatihan Membangun Budaya Sehat Pada Siswa SDN se Desa Beji Kecamatan Junrejo Kta Batu
2008
Dana DPP-UMM
7
Pelatihan Dokter Kecil di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Junrejo Kota Batu
2009
Dana DPP-UMM

Visi dan Misi dari Bapak Atok adalah;
1.      Sekarang harus lebih baik dari kemarin, dan besok harus lebih baik dari sekarang
2.      Jika anda ingin dihargai orang lain maka mulailah untuk menghargai orang lain
3.      Aktivitas lakukan secara total semampu kemampuan maksimal kita
4.      Memberi kemudahan pada orang sama saja membuat jalan kemudahan pada kita sendiri
Motivasi dari Bapak Atok:
1.      Ujian harus diselesaikan dengan kemampuan kita dan lebih memperkuat spiritual
2.      Ejekan dari orang lain itu dapat memperkuat pribadinya
            Sejak kecil bapak atok sudah mulai menjuarai perlombaan terutama di bidang seni. Misalnya juara Vokal Group tingkat Kabupaten, dan kemudian disusul juara MTQ. Bapak Atok sangat senang bergelut di bidang seni. Menggambar juga sangat digemarinya. Setelah masuk Universitas Muhammadiyah Malang, bapak Atok bergabung di organisasi HMJ Biologi (Himpunan Mahasiswa Jurusan) dan terpilih menjadi Ketua HMJ. Disela-sela waktunya, beliau mengisinya dengan berwirausaha. Bapak Atok sempat menjadi distributor camilan dan menitipkan barangnya di koperasi-koperasi di kampus. Setelah itu beliau beralih profesi menjadi sales karena beliau ingin menambah pengalaman dengan berhadapan langsung dengan customer, karena kelak beliau akan menjadi guru yang harus berhadapan dengan berbagai individi yang beraneka ragam.
Bapak Atok adalah 3 mahasiswa yang lulus tercepat pada waktu lulusan S1 di UMM. Setelah lulus beliau langsung diangkat menjadi dosen dan selama itu banyak prestasi atau jabatan yang telah diterima oleh Bapak Atok. Selama menjadi dosen beliau juga menemukan beberapa hambatan, misalnya minimnya referensi terbaru pada mata kuliah yang diajarkannya, ketika proses belajar mengajar tidak terjadi interaksi yang baik antara pengajar dan peserta didik, benturan jadwal antara mengajar dan acara yang incidental. Dalam proses pengajaran, beliau selalu menanamkan prinsip bahwa mengajar itu seperti kebutuhan dan tanggung jawab saya dengan melakukan pendekatan pada mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak menjadi canggung dengan dosen. Materi yang dianggap sulit oleh Bapak Atok dibuat sesederhana mungkin dan beliau selalu mengajar atau menyampaikan materi dengan menulis dan menggambar di papan tulis karena dengan hal tersebut mahasiswa akan tertarik untuk menulis sehingga otomatis akan membaca.





















KESIMPULAN

·        Guru profesional adalah guru yang memiliki kompotensi tertentu sesuai dengan persaratan yang dituntut oleh profesi keguruan.
·        Karakteristik guru yang professional sedikitnya ada lima karakteristik dan kemampuan professional guru yang harus dikembangkan, yaitu: menguasai kurikulum, menguasai materi semua mata pelajaran, terampil menggunakan multi metode pembelajaran, memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya, memiliki kedisiplinan dalam arti yang seluas-luasnya.
·        Untuk menjadi guru professional maka harus melakukan cara berikut: pertama, ada kemauan guru untuk berubah yang lebih baik. Kedua, kebijakan pemerintah yang berpihak pada peningkatan kualitas guru.
·        Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan.
·        Kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.
·        Berdasarkan hasil observasi pada Bapa Atok bahwa kesuksesan tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk mencapai kesuksesan itu perlu perjuangan keras dan pendekatan spiritual pada Yang Kuasa sehingga membuat kita lebih yakin dan optimis.












DAFTAR PUSTAKA


tanggal 23 December 2011 1.59 PM
·        http://www.sabili.co.id/aspirasi-anda/menjadi-guru-profesional di akses pada tanggal 23
December 2011 1.59 PM
pada tanggal 23 December 2011 2.26 PM
di akses pada tanggal 23 December 2011 2.26 PM
·        http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108552-pengertian-profesionalisme-guru/ diakses pada tanggal 23 December 2011 2.26 PM
pada tanggal 23 December 2011 2.26 PM


0 komentar:

Posting Komentar

TV Streaming

tutorial blogger Indonesia

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | WordPress Themes Review