RAS-RAS
DAN SPESIES MANUSIA SERTA MASALAH
ASAL-USUL
Homo Sapiens
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam Biologi, manusia biasanya
dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies
di muka Bumi.
Pembelajaran Biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta
ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara Biologi,
manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya sub spesies
yang tersisa dari Homo sapiens ini
adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai
satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo.
Nenek moyang primata masa kini barangkali adalah sekelompok insektivora
yang relatif tidak menarik ditinjau dari perspektif kita umat manusia atau
berbentuk seperti shrew pohon. Primata sendiri berarti “yang
terutama”, dan hal ini tidak mengherankan, sebab manusia pastilah menganggap
ordo mammalianya sebagai yang terpenting. Begitu juga halnya dengan jika
kelinci yang menyusun taksonomi, lagomorpha akan dijadikan primata. Primata
tampaknya telah mengalami suatu evolusi pada awal mulanya untuk mengembangkan jari
tidak terspesialisasi yang amat baik untuk kehidupan arboreal. Perubahan dalam
penglihatan, modifikasi pelvis, perilaku, dan perkembangan otak terjadi. Dan
pada primata modern, termasuk kita, terlihat bahwa ciri hidup terestrial dan
bukannya arboreal menandakan modernisasi primata.
Berbicara mengenai evolusi manusia dan primata, tidaklah
berarti bahwa manusia berasal dari kera. Dalam menjelaskan mengenai evolusi,
terutama mengenai evolusi manusia kita harus berhati-hati dan dapat bersikap
netral. Hal ini berarti apapun keyakinan kita mengenai asal usul manusia, kita
harus bisa mengemukakan bagaimana pendapat sekelompok orang dan bagaimana
mengenai pendapat dari kelompok yang lain dan bukan hanya pendapat kita
sendiri. Apabila memang manusia berasal dari kera sekalipun, para ahli evolusi
tidak akan dapat membuktikannya. Metode demikian kita kenal dengan metode
pendekatan. Jadi dalam membuktikan evolusi kita tidak menggunakan metode
pendekatan pembuktian.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
hingga ditemukannya kemunculan berbagia macam ras dan spesies manusia ?
2. Bagaimana
sistematika pengklasifikasia ras- ras manusia menurut beberapa ahli ?
3. Bagaimanakah
ciri yang tampak pada masing- masing ras ?
4. Bagaimanakah
kemunculan adanya data evolusi primata ?
5. Bagaimanakah
asal- usul Homo sapiens dan
permasalahannya ?
1.3
TUJUAN
1.
Mengetahui cara kemunculan
berbagia macam ras dan spesies manusia.
2. Mengetahui
sistematika pengklasifikasia ras- ras manusia menurut beberapa ahli.
3. Mengetahui
ciri yang tampak pada masing- masing ras.
4. Mengetahui
bagaimana kemunculan adanya data evolusi primate.
5. Mengetahui
asal- usul Homo sapiens dan berbagai
permasalahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 VARIASI GEN DAN FENOTIP SEBAGAI
DASAR PEMBAGIAN RAS
Variasi genetik atau
variasi pada genotip manusia terjadi karena pada saat individu baru terbentuk
dengan sel telur yang telah dibuahi (zigot), puluhan ribu gen dari pihak sel
telur dan puluhan gen dari pihak spermatozoa bergabung dalam suatu kombinasi
atau susunan pasangan gen. Dalam bentuk ciri-ciri yang tampak, variasi genetik
dibagi dalam variasi yang disebabkan oleh gen tunggal dan variasi yang
disebabkan oleh sekumpulan gen. ciri golongan darah seperti golongan A, B, AB,
dan O merupakan variasi berdasarkan gen tunggal, sedangkan warna kulit atau
tinggi badan disebabkan oleh sekumpulan gen.
Fenotip adalah hasil
interaksi lingkungan dengan genotip sejak saat pembuahan sel telur. Pengaruh
yang pertama datang dari lingkungan sekitar zigot, yaitu lingkungan kandungan.
Ciri genotip tertentu seperti golongan darah tidak terpengaruh oleh lingkungan
sepanjang hidup, tetapi banyak ciri yang lain berubah terus, sekalipun terbatas
dalam ruang lingkup kemampuan tertentu yang tidak berubah. Variasi fenotip
seperti warna kulit biasanya dipakai
sebagai dasar pembagian ras. Ras adalah suatu populasi (manusia) yang
berbeda dari populasi yang lain dalam hal frekuensi sejumlah gen tertentu.
Jumlah gen yang membawa perbedaan itu merupakan jumlah kecil dari genotip
total. Karena itu, perbedaan genotif yang kecil, semua individu populasi
manusia dari mana saja dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang subur. Ras
pada hakekatnya merupakan populasi yang berkembang baik menurtut hokum-hukum
genetika, oleh karena itu ras dalam keadaan berubah terus. Ada “ras” yang
berubah cepat, ada yang lambat, tetapi semua “change is time” atau berubah dalam periode waktu tertentu. Dengan
demikian ciri-ciri fisik merupakan landasan untuk pembagian rasiologik ini, dimasa
lampau tidak berlaku, dan dimasa yang akan datang perlu direvisi, tergantung
kecepatan perubahan genetik.
2.2 KLASIFIKASI RAS-RAS MANUSIA
Sistem klasifikasi
mengenai ras-ras manusia yang ada didunia menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
1.
Klasifikasi
ras menurut Carolus Linnaeus (1725)
Dia
mempergunakan warna kulit sebagai dasar klasifikasinya. Berdasarkan hal
tersebut ras manusia dibagi menjadi empat golongan:
a. Europeus
Albus
b. Asiaticus
Luridus
c. Amerinanus
Rufus
d. Afer
Niger
2.
Klasifikasi
ras menurut J.F. Blumenbach (1755)
Mengkombinasikan
cirri morfologi sehingga mengklasifikan menjadi ras:
a. Caucasia
b. Ethiopia
c. Mongolia
d. Amerika
e. Malaya
3.
Klasifikasi
ras menurut J. Deniker (1889)
Menggunakan
warna dan bentuk rambut sebagai ciri pembeda terpenting dalam sistem
klasifikasinya.
4.
Klasifikasi
ras menurut A.L. Kroeber
Klasifikasi
menurut Kroeber adalah:
a.
Australoid,
penduduk asli Australia
b. Mongoloid,
antara lain:
·
Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia
tengah, dan Asia Timur).
·
Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Kep.
Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk asli Taiwan).
·
American Mongoloid (penduduk asli
Amerika Utara dan America selatan, Eskimo di Amerika Utara, penduduk Terradel
Fuego di Amerika Selatan).
c. Caucasoid,
antara lain:
·
Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik).
·
Alpin (Eropa Tengah dan Eropa Timur).
·
Mediteranian (penduduk sekitar Laut Tengah,
Africa, Armenia, Arab dan Iran).
·
Indic (Pakistan, India, Bangladesh, dan
Sri Lanka).
d. Negroid,
antara lain:
·
African Negroid (Benua Afrika).
·
Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung
Melayu, Filipina).
·
Melanisian (Melanisi Irian).
e. Ras-ras khusus
Ras-ras ini merupakan ras yang
tidak dapat diklasifikasikan kedalam kelompok diatas, antara lain:
·
Bushman (penduduk daerah Gurun Kalahari
di Afrika Selatan).
·
Veddoid (penduduk di pedalamn Sri lanka
dan Sulawesi Selatan).
·
Polynesian (penduduk di Kep. Mikronesia
dan Polinesia).
·
Ainu (penduduk di Pulau Karafuto dan
Hokkaido di Jepang Utara).
5.
Klasifikasi
ras menurut Litton
Menurutnya
istilah, ras kurang jelas batasan-batasannya dan sebagai gantinya dia
mengusulkan penggunaan istilah breed,
rase, dan stock. Berdasarkan konsepsinya,
Litton membagi menjadi tiga stock,
yaitu:
Ø Stock Caucasoid,
terpecah menjadi lima ras, yakni:
·
Ras Nordic
- Terdapat
di Eropa Utara.
- Ciri-cirinya:
kepala panjang dan pigmentasinya putih.
·
Ras Alpine
-
Terdapat di Eropa Tengah.
-
Ciri-cirinya: kepala bulat, bentuk
pendek, warna mata dan rambut coklat.
·
Ras Mediteranian
- Terdapat
di Eropa Selatan.
-
Ciri-cirinya: kepala panjang, bentuk
badan medium sampai pendek, pigmentasi hitam, warna rambut dan mata hitam.
·
Ras Amenoid
- Terdapat
di Eropa Tenggara Timur.
-
Ciri-cirinya: pigmentasi hitam, warna
rambut dan mata hitam.
·
Ras Hindi
-
Terdapat di India.
-
Cirinya seperti sub ras Mediteranian.
Ø Old
World Mongoloid
·
New World Mongoloid (berada di benua
Amerika, yakni ras Tionghoa dan ras Malaya).
Ø Stock Negroid,
terpecah menjadi beberapa ras, yakni:
·
Ras Negro Nelotic
·
Ras Negro Hotan
·
Ras Negro Pigmeis
·
Ras Negrito
·
Ras Negro Oceanic
·
Ras Bushman Hottentot
6.
Klasifikasi
Ras menurut Lewontin (1972)
Dia
membuat daftar populasi hasil penyelidikan genetic sebagai berikut:
Ø Kaukasia,
meliputi:
Arab, Armewnia, Basque, Belgia,
Bulgaria, Ceko, Denmark, Belanda, Mesir, Inggris, Estonia, Finlandia, Perancis,
Georgia, Jerman, Yunani, Gipsi, Hongaria, Eslandia, India, Italia, Iran,
Norwegia, Yahudi, Oriental, Pakistan, Polandia, Portudis, Rusia, Spanyol,
Swedia, Swiss, Syiria, Tristan, Wales, dan Cucha.
Ø Afrika Hitam,
meliputi:
Chania, Hobe, Hottentut, Hututu,
Ibo, Iraki, Kenya, Kikuyu, Liberia, Luo, Abesinia, Bantu, Burundi, Batutsi,
Bush, Congol, Ewe, Fulani, Gambia, Msutu, Madagaskar, Muzambik, Nigeria, Pigmi,
Senghala Shona, Shomali, Sudan, Tanganyika, Tutsi, Uganda, Kulit Hitam Amerika
Serikat, Afrika Barat, Xoma, dan Zulu.
Ø Mongoloid,
meliputi:
Ainu, Bhutan, Bogobos, Brunei,
China, Daya, Filipina, Ghasghai, Indonesia, Jepang, Jawa, Kirghiz, Korea, Lapp,
Malaya, Senoy, Siam, Taiwan, Tartar, Thailand, Turki.
Ø Pribumi (Aborigin) Asia Tenggara,
meliputi:
Andaman, Badagas, Chenchu, Irula,
Maratha, Naiar, Onge, Oraon, Tamil, dan Toda.
Ø Amerin,
meliputi:
Alacaluf, Aleuf, Apache, Atacameno,
“Athabasca”, Ayamara, Baroko, Kaki Hitam (Black Feet), “ Indian Brazilia”,
Chippewa, Caingang, Choco, Cousshatta, Cuna, Diegueno, Eskimo, Fltheat,
Huastco, Ica, Kwakiutl, Labrador, Lacandon, Mapuche, Maya, “Indian Meksiko”,
Navaho, Nez Perce, Paez, Pehuenche, Pueblo, Quechua, Seminole, Shoshone, Toba,
Utes, “ Indian Venezuela”, Xavante.
Ø Oceania,
meliputi:
Bangsa-bangsa di kepulauan Admiral,
Caroline, Easter, Ellice, Fiji, Gilbert, Guamia, Hawaii, Kapingas, Maori,
Marshall, Melanaua, “Melanesia”, “ Micronesia”, New Briton, New Caledonia, New
Hebride, Palaua, Papua, “ Polinesia”, Saipan, Samoa, Solomon,Tonga, Truke, dan
Yape.
Ø Pribumi Australia (Aborigin)
7.
Klasifikasi
Ras menurut Eickstedt
Suatu
pembagian oleh Eickstedt (1934) dan dikembangkan oleh Beals (1959), urutan
berdasarkan abjad untuk rumpun-rumpun, yakni:
Ø Rumpun induk “ Caucasoid”
· Caucasoid
purba:
-
Ainu
-
Australoid
-
Dravida
-
Weda
· Caucasoid
utama:
-
Alpine
-
Armenoid
-
Mediteran
-
Nordik
Ø Rumpun induk Negroid:
· Negroid
utara:
-
Suku-suku Negroid
-
Afrika Barat
-
Negrito
· Negroid
campuran:
-
Bushman-Hottentot
-
Negro Nilotik
-
Negro Melanisia
2.3
CIRI PADA MASING- MASING RAS
Ø Ras Caucasoid
Ras Caucasoid dapat ditemui di daerah timur sampai dekat
dengan Eropa, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Kulit
putih
- Rambut
berombak sampai lurus
- Warna
rambut pirang sampai hitam
- Hidung
sempit, panjang, dan mancung
- Garis
rambut tidak lebih dari dahi
- Perawakan
sedang sampai tinggi
Ø Ras Mongoloid
Ciri-ciri umum ras
Mongoloid adalah:
-
Kulit berkisar dari kuning langsat
sampai sawo matang.
-
Bulu badannya sedikit, tetapi rambutnya
lebat dan panjang, lurus, kaku dan kasar
dengan diameter lebih kurang 100 mikron.
-
Dahi banyak yang curam dan keningnya
datar.
-
Bola mata kecil, hidungnya tidak mancung
dengan akar datar dan batang cekung atau lurus, ujung hidung membulat dan
lebarnya sedang.
-
Bibir umumnya sedang.
-
Perawakan pendek sampai tinggi dan kecil.
-
Tubuh panjang dan bidang dengan bahu
lebar dan pinggul sempit.
Fosil-fosil
pendukung Ras Mongoloid:
-
Pithecanthropus modjokertensis dan Megathropus palaeojavanicus (usia ± 0,4
juta tahun yang lalu, ditemukan dilapisan tertua).
-
Pithecanthropus soloensis
(usia ± 200 juta tahun yang lalu dan hidup dizaman es).
-
Pithecanthropus erectus
(usia ± 500.000-700.000 tahun yang lalu dan berasal dari Gunung Muria).
-
Manusia wajak (usia ± 5.000-40.000 tahun
yang lalu dan ditemukan di Wajak).
Ø Ras Australoid
Ras Australoid
memiliki ciri-ciri umum yakni:
- Warna
kulit coklat tua sampai hitam.
- Bulu
badan banyak.
- Rambutnya
keriting sampai spiral, kasar dan berwarna hitam sampai coklat tua.
- Kepala
sedang sampai lonjong.
- Dahinya
miring sampai sempit, keningnya nyata, belakang kepala miring.
- Muka
oval panjang menonjol.
- Bola
mata dan celah matanya sempit dengan warna mata coklat tua sampai hitam.
- Perawakan
sedang sampai tinggi.
- Tubuh
lebih tinggi dan tegap.
-
Bibir sedang sampai tebal.
Fosil-fosil pendukung Ras Australoid
- Manusia
Hill (hidup diperkirakan 8.000-15.000 tahun yang lalu).
- Manusia
Mungo (hidup diperkirakan 30.000 tahun yang lalu).
Ø Ras Indian Amerika
Ras
India secara genetik berbeda dengan penduduk sebagian Asia. Ada perbedaan
frekuensi gen yang jelas antara Indian Amerika Selatan, India Amerika Utara, dan
Eskimo. Ciri fisik ras ini adalah kulit kuning, rambut hitam, dan perawakan
sedang.
Ø Ras Negroid
Orang-orang
ras Negroid memiliki ciri-ciri yang dijadikan dasar diskriminasi rasial. Ciri
paling utama adalah warna kulit hitam atau gelap. Ras Negroid dianggap
mempunyai kemampuan intelektual yang rendah, berevolusi belakangan, dan berdisiplin
kurang. Hitam dianggap kotor, cemar, dan primitif. Ciri-ciri lain dari ras
Negroid yaitu:
- Rambut
keriting (sering dianggap sebagai penunjuk darah Negroid).
- Warna
rambut hitam.
- Garis
rambut yang lebih rendah dari pada dahi (sering masih dihubungkan dengan ciri
mental yang jelek).
- Bulu
muka sedikit.
- Hidung
lebar, pendek dan pesek, sehingga membentuk segitiga samasisi pada beberapa
populasi.
- Lengan,
tangan dan jari-jari yang panjang, serta jempol yang pendek.
- Memiliki
tumit yang panjang, otot betis panjang.
Fosil-fosil pendukungditemukannya ras
Negroid:
- Ada
dua kota di Afrika Selatan tempat ditemukannya fosil, yakni Klasies River Mouth
(KRM) dan Kwazula. Fosil yang ditemukan diidentifikasi sebagaii Homo sapiens.
- Fosil
dari Afrika Timur (khususnya di Ethiopia, yang dinamakan Omo 1).
- Fosil
dari Afrika Utara
Negara
di Afrika Utara, yakni Moroko (kota Safi dan Marrakech) ditemukan fosil yang
dinamakan Homo erectus. Manusia purba
ini mulai timbul di Afrika kemudian
segera menyebar ke seluruh Asia (diwakili oleh manusia Jawa dan manusia Peking).
Penyebaran Homo erectus di Afrika,
Asia dan Timur Dekat membuat sejumlah lengkang gen menjadi agak terisoler.
2.4 DATA FOSIL EVOLUSI PRIMATA
Bermacam-macam fosil primata seperti Mesopithecus,
Miopithecus,dan Aegyptophitecus dari lapisan Oligosen; Parapithecus,
Propliopithecus yang berbentuk seperti bajing, diperkirakan tidak
mempunyai hubungan kekerabatan yang cukup dengan manusia. Fosil primata yang
paling tua dan masih termasuk famili Homonidae adalah Dryopithecus,
Limnopithecus, Brahmapithecus, Sivapithecus, Pliopithecus, Oreopithecus, dan
Proconsul yang dikenal sejak zaman Miosen.
Dryopithecus dianggap berkerabat dengan bangsa beruk
dan kera, sedangkan Proconsul merupakan fosil Hominid tertua yang
diduga berkerabat dengan gorilla dan simpanse. Fosil Brahmapithecus dan
Sivapithecus belum diketahaui kerabat dekatnya. Kemudian kita mengenal
fosil Hominid yang lebih muda yakni Ramapithecus yang dianggap sebagai
fosil yang erat hubungannya dengan manusia. Fosil ini pada mulanya hanya sebuah
tulang rahang. Namun kini pandangan tersebut berubah, karena penemuan baru
telah meberikan pandangan yang lebih baik. Fosil ini ternyata identik dengan Dropithecus.
Fosil berikutnya adalah Kenyapithecus.
Fosil Homo mungkin pula telah ada, namun data yang ada belum
meyakinkan. Baru kemudian, pada lapisan yang lebih muda, mulai dijumpai Paraustralopithecus
aethiopicus, yang kemudian oleh para ahli yang beraliran progresif sekaran
disebut Homo aethiopicus, Australopithecus (A. africanus, A. afarensis),
Homo, Meganthropus palaeojavanicus (Homo mojokertoensis), dan Paranthropus
(P. boisei, P. robustus). Kedua marga fosil terakhir dan
Gigantopithecus adalah fosil manusia atau kera berukuran besar dan mungkin
pantas dinamakan raksasa. Fosil-fosil yang menempati lapisan lebih atas adalah Zinjanthropus,
Homo habilis, Homo ergaster, Homo rudolfensis. Baru kemudian kita mengenal
manusia purba, Homo erectus (Sinatropus, Pithecanthropus, Atlanthropus,
Telanthropus, Eoanthropus dan Homo heidelbergensis). Fosil-fosil
Hominid yang paling muda semuanya sudah dianggap sebagai Homo-sapiens (Swancombe,
Steinheim, Cro-Magnon) dan Homo sapiens neaderthalensis (Homo
soloensis, Homo rhodosiensis).
Pendekatan molekuler dilakukan oleh sekelompok peneliti dari
Universitas California di Berkeley. Tahun 1987 mereka mengemukakan hasil
analisis ADN mitokondria yang menunjukkan bahwa ADN mitokondria manusia yang
paling primitif (wanita, karena ADN mitokondria diturunkan dari pihak ibu)
terdapat di Afrika. Bila dikaji mengenai kecepatan mutasi ADN mitokondria, dan
dikaitkan dengan perubahan yang terjadi, maka dapat disimpulkan bahwa manusia
yang paling primitif harus sudah berada di muka bumi sekitar 200.000 tahun yang
lalu. Hal ini menimbulkan kontroversi dengan data fosil, karena menurut fosil, Homo
sapiens pertama berumur paling sedikit sekitar 250.000 – 1.000.000 tahun
yang lalu. Apalagi bila kita membaca buku yang lebih tua, maka dapat kita menemukan bahwa
perkiraan manusia pertama adalah sekitar 15.000.000 tahun yang lalu.
Namun bukti ilmiah
membuktikan bahwa Lucy bukan nenek moyang manusia modern, karena secara genetis
berbeda dengan manusia sekarang. Para ahli Paeontropologi memiliki hipotesis
bahwa asal muasal manusia modern dari wanita yang hidup di Afrika (Hawa) 100.000-300.000 tahun yang lalu. Hawa
membawa salah satu tipe ADN mitokondria. Tipe ADN ini sebagai pabrik energi
dalam sel yang memasok 90% energi agar sel, jaringan dan organ serta sistem
tubuh yang meneruskan faktor keturunan dari sel induk kepada sel turunan.
Kesimpulannya, kita berasal dari keturunan nenek moyang wanita “Hawa”.
Penelitian tadinya
dilakukan oleh kelompok lain dengan menggunakan analisis ADN kromosom Y
menunjukkan bahwa pria pertama berasal dari daerah Aka Afrika, di tempat suku
Pygmee berada. Pendekatan tersebut di atas, meskipun mengarah kepada Afrika
sebagai daerah asal manusia, sangat didukung oleh data fosil. Meskipun data
molekuler sangat cocok dengan data fosil, namun data yang masih ada belum cukup
memastikan asal usul manusia. Teori lain menyatakan bahwa manusia pertama
mungkin adalah suatu hybrid antara manusia primitif (Homo erectus
dengan Homo habilis dan Homo neaderthalensis) dan dihasilkan
manusia modern yang hidup sekarang. Pendapat lain mengatakan bahwa asal usul
manusia terjadi di Afrika dan Asia. Ada pula kemungkinan yang jauh lebih kecil
yakni di Eropa dan Australia. Pendapat ini didasarkan pada fosil Homo
erectus dan fosil Homo sapiens.
2.5 ASAL USUL MANUSIA
2.5.1 Asal-Usul Homo Sapiens Berdasarkan Data Fosil
Semua manusia termasuk satu jenis,
yakni Homo sapiens, yang artinya
adalah manusia berakal. Penamaan Homo
sapiens pertama kali diberikan Carolus Linnaeus (1707-1778). Kata latin “Homo” berarti manusia, Homo sapiens diperkirakan muncul di muka
bumi sejak 5.000 tahun yang lalu. Genus Homo selain Homo sapiens yang telah punah adalah Homo neanderthalensis. Secara anatomis, Homo neanderthalensis paling dekat dengan Homo sapiens, hidup kira-kira 5.000-150 tahun yang lalu.
Golongan
Pithecanthropus memiliki bentuk fisik manusia primitif. Tengkoraknya berukuran
lebih kecil, dan jelas memperlihatkan tanda-tanda mirip kera dengan atap
tengkorak yang mendatar tanpa dahi yang berarti, dan tidak ada dagu yang
menonjol. Tetapi pithecanthropus sudah dapat berjalan tegak sekalipun agak
bengkok dan tangan-tangannya digunakan hampir sama dengan manusia sekarang.
Kata lain pithecan, artinya kera; anthropus artinya manusia, sehingga
pithecanthropus berarti manusia kera.
Makhluk
yang jauh lebih primitif dari Pithecanthopus adalah makhluk-makhluk yang
tergolong pra-manusia. Makhluk jenis kera purba diduga mengadakan differensiasi
menjadi beberapa makhluk mengarah ciri-ciri manusia. Perkembangan ini berlanjut
sampi menjadi kera-kera berderajat lebih tinggi yang telah memfosil yakni
Australopithecus. Kata lain dari australis
artinya selatan, pithecus artinya kera,
artinya secara umum kera dari Afrika Selatan. Pada Australopithecus adalah
makhluk ini serupa kera, kecuali otaknya yang lebih besar, tulang pinggul,
tulang paha, dan tulang-tulang kakinya serupa manusia serta giginya lebih dekat
pada gigi manusia.
Melihat urut-urutan besar tengkorak ada sementara,
orang segera menarik kesimpulan Australopithecus nenek moyang pithecanthropus,
dan pithecanthropus nenek moyang Homo
neanderthalensis. Alasannya, makhluk-makhluk yang sudah berjalan tegak
berangsur-angsur mengalami evolusi pembesaran otak, bahkan ada yang mengira Homo neanderthalensis benar-benar nenek
moyang manusia sekarang.
Bila
kita mengikuti teori evolusi biologi, bahwa makhluk hidup berkembang dari
makhluk hidup yang lebih sederhana. Tetapi tidak berarti semua makhluk hidup
sederhana menjadi nenek moyang makhluk yang lebih tinggi tingkatannya.
Gambar
2. Asal-usul Homo sapiens berdasarkan
data fosil
2.5.2 Asal Manusia Menurut Teori Evolusi
Organik
Manusia sekarang ini (Homo sapiens) telah berasal dari makhluk-makhluk
yang telah memfosil. Jenis-jenis makhluk yang telah memfosil pernah berkembang
dari jenis makhluk yang sama dalam perjalanan evolusinya dahulu, tetapi pada
jalan perkembangan ke arah jurusan yang tidak sama. Bila kita mengikuti teori
evolusi biologi bahwa makhluk hidup berkembang dari mahkluk hidup yang lebih
sederhana. Tetapi tidak berarti semua mahkluk hidup sederhana menjadi nenek
moyang mahkluk yang lebih tinggi tingkatannya.
Teori evolusi biologi hanya
menyimpulkan kera-kera yang masih hidup di waktu ini dan manusia telah
berkembang pada jalan perkembangan yang berbeda, sekalipun mungkin berasal dari
perkermbangan evolusi makhluk hidup pra-sejarah yang sama.
Homo
sapiens dalam evolusi biologi tidak dikecualikan dari makhluk hidup lain, konsekuensinya
manusia tentu juga keturunan atau telah berkembang dari makhluk hidup jenis
lain yang lebih rendah derajatnya. Masalah-masalah yang musykil masih belum
terjawab, yakni mengenai berasal dari spesies pra-manusia yang manakah Homo sapiens itu, serta dimanakah Homo sapiens muncul pertama kali dibumi
sebagai mata rantai yang paling sempurna dari evolusi makhluk-makhluk hidup.
Charles Darwin menekankan bahwa kita
bukan harus mencari nenek moyang itu antara any
living ape or monkey, karena hewan-hewan itu dahulu berasal dari nenek
moyang yang menurunkan manusia, hanya perubahan evolusinya ke arah yang
berlainan.
Pada akhir bukunya “ The Origin of
Species “, 1859, Darwin hanya mengatakan, “Much light will be thrown on the
origin of man and his history”, dan
dalam bukunya kemudian “The Descent of
Man“, 1871, Charles Darwin benar-benar tidak dapat menjelaskan dengan pasti
nenek moyang manusia, dan hingga kini sebenarnya asal-usul manusia belum jelas
benar sebagaimana kebanyakan dikirakan orang.
2.5.3
Asal
Usul Manusia Menurut Al-Quran
Pemciptaan
manusia sanagat jelas dibahas dalam Al-Quran. Kitab suci Al-Quran menyebutkan
manusia dengan tiga macam istilah yakni insan
(QS. As-sadajah:7), basyar (QS.
Rum:20) dan bani Adam (QS. Al-isra:
70). Dua istilah pertama menunjukkan fitrah atau naluri manusia, yaitu “pelupa”
dan “yang mempunyai perasaan atau emosi”, sedangkan istilah ketiga menunjukkan
asal usul manusia yang pertama kali diciptakan oleh Tuhan, yakni Adam. Allah
SWT membimbing kita dengan jelas dan nasihat untuk mencari dan belajar lebih
lanjut terhadap pokok permasalahan penciptaan terhadap kita sebagai mana
tercantum dalam Al-Quran, yaitu pada QS. Al-Ankabut ayat 19-20:
Selanjutnya pada
Al-Quran surat Al-Mu’minun (23) ayat 12-13:
Tanah mengandung tujuh komponen yaitu; zat pembakar
(oksigen), zat arang (karbonium), zat lemas (nitrogenium), atom zat air
(hidrogenium), zat besi (ferum), unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam
tanah atau zat-zat anorganik, dan lumpur hitam. Komponen tersebut merupakan
komponen utama yang digunakan Allah untuk menciptakan manusia pertama (Adam).
Ayat berikut ini akan menjelaskan lagi tentang petunuk
yang jelas mengenai evolusi manusia, tetapi kita semua masih belum memahami
bagaimana manusia melaju hingga bentuk sekarang ini. Seperti pada Al-Quran
surat Nuh (71):14 yangt maknanya: “padahal dia sesungguhnya telah menciptakan
padahal dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan jadian”.
Selanjutnya Al-Quran surat Nuh (71):17 yang maknanya: “dan Allah telah
menumbuhkan nenek moyang mu dari tanah lalu memperkembangbiakkan kami bagai
tanaman juga”.
Itulah sebabnya
manusia telah dibuat dengan proses evolusi yang teratur. Proses itu melewati
tahap-tahap tertentu yang teratur dan rapi dalam pengembangannya, sehingga dia
mengetahui pula tentang bagaimana seluruh mineral, sayuran, tumbuhan, binatang,
dan semua makhuk hidup, sebagaimana manusia mampu menemukan kembali berbagai
macam mineral dan sejenisnya yang terkandung dalam perut bumi.
Dalam Al-Quran tertulis jelas bahwa nenek moyang semua
manusia dimuka bumi adalah nabi adam dan hawa. Adam menurut Widodo (1992), Adam
adalah makhluk yang sudah dapat berfikir pda taraf konsepsi, mempunyai
kemampuan berfikir abstrak dan memiliki bahasa. Adam dan keturunannya adalah
makhluk manusia yang sadar akan dirinya, dapat dibebani pertanggung jawaban
moral dan spiritual. Bila dikaitkan dengan teori evolosi biologi, tingkatan ini
mencapai tingkatan manusia yang berakal (Homo
sapiens).
Selanjutnya dalam Al-quran surat Qaaf ayat (50): 15 yang
maknanya: “apakah Kami letih dengan penciptaan yang petama itu? Sebenarnya
mereka ragu-ragu tentang penciptaan yang baru.” Dalam surat Al-Insan (76):28
Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah (2):30, Allah berfirman
kepada malaikat
Ayat diatas memberikan petunjuk sebelum Adam, malaikat
sudah pernah melihat adanya manusia lain yang ditempatkan di bumi yang memiliki
sifat suka berbuat onar dan menumpahkan darah. Karena itu, yang dimaksudkan
khalifah-Nya di bumi adalah Adam dan kaumnya yang telah dilengkapi kemampuan
berpikir dan bernalar.
2.6 MASALAH ASAL- USUL Homo sapiens
Asal- usulyang paling banyak
diperdebatkan : Manusia atau Kera, Nenek Moyang Kita.
Sejarah asal mula
manusia menurut Islam dan teori evolusi menurut para ahli. Begitu banyak
penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi masih ada
satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh
manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul
kejadian manusia.
Ø
Subyek
yang terus diperdebatkan
Pembahasan tentang asal- usul manusia tidak terelakkan
lagi. Banyak para peneliti modern merasa terdorong teori lama dengan dengan
argumen- argumen ilmiah, yang memberikan semacam pembaharuan yang sesuai dengan
selera masa kini. Bahwasannya manusia merupakan perwujutan atau hasil perubahan
dari kera. Apabila kera dan manusia
diteliti terdapat perbedaan yang sangat jelas berbeda. Sebagian besar orang
mengatakan bahwa Pongid dan Hominid mempunyai nenek moyang yang sama. Tetapi
tidak terdapat dalam satu pertemuan pun yang dapat membuktikan kebenaran
tersebut.Tak seorangpun menemukan bentuk yang memberikan mata rantai antara dua
silsilah keturunan.
Ø
Kesamaan-
kesamaan dan perbedaan- perbedan antara ciri anatomis manusia dan ker.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Ekspresi
gen dari variasi genotip digunakan para ahli untuk menentukan dasar
penggolongan ras-ras manusia di seluruh dunia. Evolusi pra- Homo sapiens yang telah di uraikan di atas hanya didasarkan pada
penemuan fosil-fosil. Teori evolusi biologi menyebutkan bahwa makhluk hidup
berkembang dari makhluk hidup yang lebih sederhana, akan tetapi tidak berarti
semua makhluk hidup sederhana menjadi nenek moyang makhluk yang lebih tinggi
tingkatannya. Dalam hal ini Homo sapiens
tidak dikecualikan dari makhluk hidup lain, sehingga konsekuensinya manusia
tentu juga keturunan atau telah berkembang dari makhluk hidup jenis lain yang
lebih rendah derajatnya. Pada akhirnya kita tetap berpegang teguh pada Al-Quran
sebagai pedoman hidup kita dan tetap menghargai teori-teori evolusi manusia
yang telah dikemukakan oleh para ahli sebagai ilmu pengetahuan.
3.2
SARAN
Demikian makalah
ini disusun beserta masalah-masalah sosial yang sering terjadi di masyarakat. Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini kurang baik dan masih terdapat banyak
kekurangan, sehingga kritik dan saran membangun dari pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aizid, Rizem. 2010. Misteri
Alam Rahim. Diva Press: Malang.
Anonim.
2010. DNA Manusia Purba X-Woman Ditemukan
Di Pegunungan Siberia. (online). http://www.tribunnews.com/2010/03/25/dna-manusia-purba-x-woman-ditemukan-di-pegunungan-siberia.
Diakses tanggal 25 November 2010.
Anonim.
2010. Evolusi Homo sapiens. (online).
http://history1978.wordpress.com/2009/09/06/ evolusi-homo-sapiens/. Diakses
tanggal 25 November 2010.
Hamid,
Huzaifah. 2010. Evolusi, Teori Evolusi,
dan Teori Darwin. (online). zaifbio.wordpress.com. Diakses 29 Oktober 2010.
Waluyo,
Lud. 2006. Evolusi Organik. UMM
Press: Malang
Waluyo,
Lud. 2010. Miskonsepsi dan Kontroversi
Teori Evolusi Organik. UMM Press: Malang
0 komentar:
Posting Komentar