SPESIASI
BAB I
Pendahuluan
Sebenarnya
sulit sekali memperoleh kriteria spesies yang universal. Hal ini disebabkan
oleh suatu spesies adalah suatu yang unik di dunia dan mempunyai karakteristik,
mekanisme dan keanekaragaman tersendiri. Bermacam-macam kategori di atas dan di
bawah spesies menunjukkan bahwa batasan yang diberikan tidak dapat mencakup
semua fenomena yang terdapat di alam. Demikian pula spesiasi adalah suatu
proses yang tidak berhenti pada suatu masa tertentu. Proses spesiasi tidak
hanya ditentukan oleh satu proses atau satu mekanisme, tetapi biasanya
ditentukan oleh sejumlah mekanisme. Interaksi antar spesies memberi warna
tersendiri dalam proses spesiasi.
Spesiasi
atau proses pembentukan spesies baru merupakan bagian penting dari proses
evolusi yang pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh interaksi individu. Ada sejumlah mekanisme
yang mengatur berhasil tidaknya perkawinan memperoleh keturunan. Bermacam-macam
barier terdapat pada suatu spesies atau kelompok spesies dan biasanya barier
yang bekerja tidak bekerja secara unik, tetapi beberapa barier bekerja
sekaligus. Proses spesiasi berlangsung sangat efektif pada pulau atau daerah
yang terisolasi, karena memang kalau ditinjau dari segi genetik, maka frekuensi
gen yang jarang di daerah yang luas akan dapat menjadi sangat efisien di daerah
yang terbatas luasnya
Spesiasi
merupakan sebuah proses evolusi munculnya spesies
baru. Spesiasi merupakan proses suatu spesies berdivergen menjadi dua
atau lebih spesies. Ia telah terpantau berkali-kali pada kondisi laboratorium
yang terkontrol maupun di alam bebas. Pada organisme yang berkembang biak
secara seksual, spesiasi dihasilkan oleh isolasi reproduksi yang diikuti dengan
divergensi genealogis.
Terdapat empat mekanisme spesiasi. Yang
paling umum terjadi pada hewan adalah spesiasi
alopatrik, yang terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara
geografis, misalnya melalui fragmentasi
habitat atau migrasi. Seleksi di bawah kondisi demikian dapat
menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan perilaku
organisme. Karena seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas pada populasi yang
terisolasi, pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan organisme yang tidak akan
dapat berkawin campur.
Salah satu contoh kejadian spesiasi ini
adalah ketika tanaman Arabidopsis thaliana dan Arabidopsis
arenosa berkawin silang, menghasilkan spesies baru Arabidopsis suecica.
Hal ini terjadi sekitar 20.000 tahun yang lalu, dan proses spesiasi ini telah
diulang dalam laboratorium, mengijinkan kajian mekanisme genetika yang terlibat
dalam proses ini. Sebenarnya, penggandaan kromosom dalam spesies merupakan
sebab utama isolasi reproduksi, karena setengah dari kromosom yang berganda
akan tidak sepadan ketika berkawin dengan organisme yang kromosomnya tidak
berganda.
1.2 Rumusan masalah
- Apa pengertian spesies dan spesiasi?
- Bagaimana mekanisme dalam pembentukan spesiasi ?
1.3 Tujuan
Untuk memahami konsep spesies dan spesiasi,
serta proses dan mekanisme didalam spesiasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Spesies
dan Spesiasi
Spesies merupakan suatu kelompok yang
saling kawin-mawin (interbreeding group)
dan berbeda dengan kelompok yang saling kawin yang lain. Ernst Mayr mendefinisikan
spesies sebagai populasi alamiah yang dapat mengadakan silang-dalam secara
potensial atau aktual, dan tidak mengadakan persilangan dengan populasi lain,
meskipun ada kesempatan untuk itu. Sedangkan spesiasi adalah proses terbentuknya spesies baru dalam
suatu populasi melalui isolasi reproduksi, yakni isolasi yang menyebabkan
tertutupnya pertukaran gen antar populasi yang mempunyai sifat – sifat genotip
yang berbeda (Izzudin, 2004).
Konsep mengenai spesies telah mengalami perubahan sepanjang sejarah. Salah
satu konsep mengatakan konsep itu statis, suatu kesatuan khusus yang mempunyai
bentuk immutable, dimana individu – individu yang satu spesies secara garis
besar menyerupai ( morfologi ). Menurut pendapat ini, variasi – variasi
individu dihasilkan dari ketidaksempurnaan terhadap individu yang ideal. Konsep
tipologi yang statis ini bertentangan dengan pandangan – pandangan evolusi. Beberapa
konsep spesies yang lain adalah :
§ Konsep spesies morfologis, menekankan
perbedaan anatomi yang dapat terukur antar spesies. Sebagian besar spesies
dapat diidentifikasi para ahli taksonomi telah dikelompokkan menjadi spesies
terpisah berdasarkan krieria morfologi.
§ Konsep spesies ekologis, menekankan pada peranan
spesies (ninche / relung), posisi dan fungsinya dalam lingkungan.
§
Konsep spesies evolusioner, menekankan pada
garis keturunan evolusi dan peranan ekologis.
Dalam pandangan modern spesies adalah suatu
golongan populasi yang alami (deme) yang tersendiri secara genetis dan memiliki
bersama suatu “gene pool “ umum.
Suatu spesies adalah unit atau kesatuan tersebar dalam populasi, didalamnya
terjadi pertukaran gen atau gene flow. Konsep modern suatu spesies sama sekali tidak
mengatakan sesuatu tentang sampai dimanakah perbedaan antara dua populasi
sehingga dianggap sebagai spesies yang terpisah. Bahwa kebanyakan dari spesies
dipisahkan dengan perbedaan – perbedaan yang nyata secara anatomi, faali atau
sifat – sifat kelakuan (waluyo, 2005 ).
Menurut Kimball (2002), spesiasi adalah
pembentukan satu atau lebih spesies turunan dari satu spesies moyang. Spesiasi adalah pembentukan spesies baru
dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam kerangka evolusi. Spesiasi dianggap
selesai, jika kedua spesies baru tersebut tidak mampu lagi melakukan kawin
silang, dan begitu seterusnya. Dapat diambil kesimpulan bahwa semua
makhluk hidup yang ada berasal dan berkembang dari moyang yang sama,
yaitu dari bentuk hidup tunggal yang pertama (bersel satu), seperti:
Virus/Bakteri -> bersel banyak -> ikan -> amphibia -> reptilia
-> mamalia rendah -> mamalia tinggi, dst.
a.
Syarat terjadinya spesiasi sebagai berikut :
·
Adanya perubahan lingkungan
·
Adanya relung, tempat hidup dan interaksi suatu
organism,yang kosong.
·
Adanya keanekaragaman suatu kelompok organisme .
Terdapat empat jenis spesiasi alami,
tergantung pada sejauh mana populasi yang berspesiasi terisolasi secara
geografis dari satu populasi ke yang lainnya. Empat jenis spesiasi alami
tersebut adalah: spesiasi alopatrik, spesiasi peripatrik, spesiasi parapatrik, dan spesiasi simpatrik.
Spesiasi juga dapat dilakukan secara buatan, melalui domestikasi
ataupun eksperimen laboratorium.
Salah satu jenis spesiasi simpatrik
melibatkan perkawinan silang dua spesies yang berkerabat, menghasilkan spesies
hibrid. Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan karena hewan hibrid bisanya
mandul. Sebaliknya, perkawinan silang umumnya terjadi pada tanaman, karena
tanaman sering menggandakan jumlah kromosomnya, membentuk poliploid.
Spesiasi terjadi
dalam 2 cara berbeda: alopatrik dan
simpatrik.
Spesiasi
alopatrik : spesiasi melalui isolasi geografik
Spesiasi
simpatrik : spesiasi tanpa isolasi geografik
Spesiasi
alopatrik Spesiasi
simpatrik
|
||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||
2.2 Hukum – Hukum Yang Mendasari Spesiasi
Teori-teori Mengenai Evolusi Organik
Banyak bukti telah ditemukan dan banyak
pendapat telah diajukan dalam usaha mendukung adanya peristiwa evolusi. Teori
pertama tentang adanya evolusi diajukan oleh Lamarck. Namun teori Lamarck ini
umumnya ditentang oleh ahli-ahli Biologi karena kurang ditunjang oleh
bukti-bukti nyata.
Teori lain tentang adanya evolusi ini dikemukakan oleh C.R
Darwin yang dikenal dengan teori seleksi alamnya. Teori seleksi alam ini didasarkan atas 5 pokok
pikiran sebagai berikut.
- Variasi selalu terjadi pada setiap organisme.
- Setiap individu mempunyai kemampuan untuk menambah banyak secara maksimal.
- Adanya perjuangan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
- Seleksi alam.
- Organisme yang dapat bertahan dapat melangsungkan kehidupannya.
Teori Darwin ini belum dapat diterima secara keseluruhan oleh
Neo-Darwinisme. Untuk menunjukkan proses terjadinya evolusi neo-Darwinisme
menitik beratkan pada peranan sel kelamin di dalam penurunan sifat suatu
organisme. Akhirnya Neo-Darwinisme ini lebih disempurnakan ke dalam sintesis
modern yang lebih menghubungkan penurunan sifat dengan pengertian genetika.
Dari teori evolusi ini dapat digaris bawahi bahwa makhluk hidup berasal dari moyang yang sama, hanya keturunannya yang menyebar mencari jalan sendiri-sendiri. Karena adanya pengaruh yang berbeda-beda maka setiap spesies dapat mengalami mutasi gen, perubahan jumlah dan struktur kromosom, rekombinasi genetik, seleksi alam atau isolasi reproduksi sehingga terbentuklah spesies-spesies yang berlainan.
Dari teori evolusi ini dapat digaris bawahi bahwa makhluk hidup berasal dari moyang yang sama, hanya keturunannya yang menyebar mencari jalan sendiri-sendiri. Karena adanya pengaruh yang berbeda-beda maka setiap spesies dapat mengalami mutasi gen, perubahan jumlah dan struktur kromosom, rekombinasi genetik, seleksi alam atau isolasi reproduksi sehingga terbentuklah spesies-spesies yang berlainan.
2.3 Mekanisme Isolasi Dalam Spesiasi
Menurut Futuyama (1981) dalam bukunya Evolutionary
Biologi, mekanisme Isolasi adalah karakteristik biologi yang
menyebabkan spesies simpatrik tetap bertahan (eksis), misalnya mempertahankan gene
pool yang terbatas yang meliputi pencegahan interbreeding (pembiakan
dengan spesies yang berbeda) melalui isolasi geografi, isolasi habitat, isolasi
musim, isolasi reproduksi dan mechanical isolation. Selain mencegah interbreeding,
juga mengurangi keberhasilan persilangan melalui isolasi gamet, isolasi
zigot, hybrid viability dan hibryd sterility.
A.
Peran isolasi geografis
Hampir semua para ahli biologi berpendapat bahwa
sebagian besar hal, factor permulaan di dalam proses spesiasi adalah pemisahan
secara geografis. Selama populasi spesies masih dalam hubungan langsung atau
tidak langsung, “gene flow “ masih dapat terjadi, meskipun berbagai populasi di
dalam system dapat menyimpang di dalam beberapa sifat dengan demikian
menyebabkan variasi intra spesies. Tetapi kalau system populasi yang semula
continue ini dipisahkan oleh sebab – sebab geografis, yang menyebabkan hambatan
bagi penyebaran spesies, maka system populasi yang terpisah ini tidak mungkin
mempertukarkan susunan gen mereka dan evolusi mereka selanjutnya akan terpisah.
Di dalam waktu yang cukup lama, kedua system populasi yang terpisah itu akan
semakin berbeda, sebab masing – masing menjalani evolusi dengan caranya masing
- masing.
Terdapat tiga alasan mengapa system populasi yang
terpisah geografis akan mengalami penyimpangan sejalan dengan waktu.
- Pertama, terdapat kemungkinan yang sangat besar bahwa kedua system populasi yang terpisah itu mempunyai frekuensi gen permulaan yang berbeda , sebab pembagian suatu system populasi menjadi dua bagian yang terpisah belum tentu membagi kedalam dua populasi yang sama secara genetis. Jadi, kalau dua populasi mencapai potensi genetis yang berbeda sejak saat pemisahannya, evolusi mendatang sudah tentu akan mengalami jalan yang berbeda sejak saat pemisahannya, evolusi mendatang sudah tentu akan melalui jalan yang berbeda.
- Kedua , populasi yang terpisah itu akan mengalami kejadian – kejadian mutasi yang berbeda. Mutasi terjadi secara random dan terdapat kemungkinan besar bahwa beberapa mutasi yang terjadi di dalam satu bagian dari populasi yang terpisah, sedangkan pada bagian lain mutasi tidak terjadi atau sebaliknya.
- Ketiga, penyimpangan pada populasi yang terpisah itu, terjadi juga karena adanya tekanan seleksi dari sekeliling yang berbeda – beda sebab mereka menempati keadaan yang berbeda – beda. Kemungkinan bahwa kedua tempat mempunyai keadaan keliling yang sama adalah kecil.
Sebagai tambahan dari ketiga alasan tersebut,
factor ke empat yang menyebabkan pergeseran susunan genetis atau genetic
drift merupakan
factor yang penting dalam populasi yang kecil. Misalnya jika beberapa individu
mulai membentuk koloni baru. Penghalang atau barier yang dapat memulai adanya
pemisahan tempat adalah bermacam – macam. Suatu barier adalah keadaan fisik atau
ekologis yang mencegah terjadinya perpindahan melewati batas tersebut, dari
suatu spesies tertentu. Suatu barier atau spesies belum tentu barier bagi spesies lain (waluyo,
2005 ).
B. Peran Isolasi reproduksi
dalam (Intrinsik ) pada spesiasi
Isolasi intrinsic mempunyai sifat – sifat
biologis yang dapat mencegah bercampurnya dua populasi atau mencegah interbreeding jika kedua populasi itu
berkumpul kembali setelah batas pemisanya lenyap. Spesiasi dimulai dengan
penghambat luar yang menjadikan dua system populasi menjadi sama sekali
alopatrik (mempunyai tempat yang berbeda), tetapi kejadian ini belum sempurna
sampai populasi mengalami proses mekanisme isolasi ntrinsik yang menjaga supaya
mereka tetap alopatrik atau gene pool
mereka tetap terpisah miskipun mereka simpatrik (mempunyai tempat yang sama).
Beberapa mekanisme
isolasi intrinsic yang mungkin timbul , yaitu seperti berikut :
- Mekanisme isolasi intrinsic
Isolasi reproduksi dapat terjadi melalui :
·
Isolasi ekologi , apabila dua
spesies simpatik yang terdapat disuatu daerah masing – masing menempati habitat
yang berbeda.
·
Isolasi musim, terjadi bila dua
spesies simpatik masing – masing memiliki pemasakan kelamin yang berbeda
·
Isolasi tingkah laku, terjadi bila
dua spesies simpatik mempunyai bentuk morfologi alat reproduksi yang berbeda
pada waktu kawin
·
Isolasi mekanik, terjadi apabila dua
spesies simpatik terdapat sel gamet jantan yang tidak mempunyai viabilitas pada
saluran kelamin betina
·
Bastar mandul, apabila dua spesises
simpatik menghasilkan keturunan mandul.
- Mekanisme yang mencegah terbentuknya hibrid setelah perkawinan
Pertukaran material genetik antara kelompok
tersebut melalui mekanisme isolasi (baik sebelum mau pun setelah perkawinan).
Isolasi sebelum perkawinan:
- Isolasi musiman atau habitat: lawan jenis tidak dapat ditemui karena matang kawin pada musim yang berbeda atau terdapat pada habitat berbeda.
- Isolasi seksual atau polalaku: kedua jenis kelamin dari dua spesies binatang mungkin terdapat pada lokasi dan waktu yang sama tetapi pola “berpasangannya” berbeda sehingga mencegah perkawinan. Misal, Drosophila melanogaster dan Drosophila simulans tidak berkawin meskipun dalam lokasi yang sama karena polalaku yang berbeda.
Isolasi setelah perkawinan:
ü Mortalitas
gametik: sperma atau telur dibinasakan karena perkawinan antara spesies. Tepung
sari tidak mampu tumbuh pada stigma dari spesies lain.
ü Mortalitas
sigotik dan inviabilitas hibrid: telur mengalami fertilisasi tetapi tidak dapat
berkembang, atau berkembang menjadi
organisme tetapi dengan viabilitas yang menurun.
ü Sterilitas
hibrid: hibrid memiliki viabilitas normal tetapi steril secara reproduktif.
c.
Mekanisme yang mencegah pertumbuhan hybrid
·
Kematian hybrid
Hybrid sering kali sangat lemah dan berbentuk
tidak baik sehingga sering mati sebelum mereka dikeluarkan dari induknya. Hal
ini berarti bahwa gene flow antara
kedua golongan induk tidak terjadi.
·
Sterilisasi hybrid
Beberapa persilangan antar spesies menghasilkan
hybrid yang kuat tetapi steril. Conto terbaik adalah persilangan antara kuda
dengan keledai yang menghasilkan hybrid
mule. Mule mempunyai sifat – sifat lebih unggul daripada kedua induknya,
tetapi mule adalah binatang
steril.
·
Eliminasi selektif dari hybrid
Dua spesies berdekatan mungkin dapat mengadakan
persilangan dan menghasilkan keturunan fertile. Keturunan yang dihasilkan
mungkin tidak sekuat orangtuanya dan adaptasinya tidak sebaik orang tua mereka.
Hal ini mengakibatkan mereka tidak mungkin lagi disebut sebagai dua spesies
yang penuh. Tetapi jika anak – anaknya dan keturunan berikutnya kurang begitu
beradaptasi, mereka segera lenyap.
Gene flow akan terjadi
antara gene pool kedua orang tua walaupun dianggap sebagai spesies yang
terpisah. Tahap berikutnya terjadinya seleksi perjodohan yang sesuai atau
melawan hal itu. Kombinasi gen yang menuju seleksi jodoh yang sesuai akan
mempunyai pertambahan frekuensi dan kombinasi yang mengarah pada seleksi yang salah
akan menurun sampai pada akhirnya hibridisasi berhenti. Keadaan dimana hanya
salah satu dari mekanisme isolasi di atas itu terjadi atau bekerja sangatlah
jarang terdapat. Biasanya dua, tiga , atauempat atau lebih hal semuanya
bekerjasama untuk menjaga kedua spesies supaya tidak bercampur, jadi terpisah.
Terbentuknya spesies baru dapat terjadi karena :
1.
Isolasi
waktu Misalnya adalah kuda. Kuda jaman eosen yaitu Eohippus – Mesohippus
– Meryhippus – Pliohippus – Equus. Dari jaman eosin hingga sekarang seorang
ahli palaentolog menduga telah terjadi 150 ribu kali mutasi yang menguntungkan
untuk setiap gen kuda. Dengan dmikian terdapat cukup banyak perbedaan antara
nenek moyang kuda dengan kuda yang kita kenal sekarang. Oleh sebab itu
kuda-kuda tersebut dinyatakan berbeda species.
- Isolasi geografis Burung Fringilidae yang mungkin terbawa badai dari pantai Equador ke kepulauan Galapagos. Karena pulas-pulau itu cukup jauh jaraknya maka perkawinan populasi satu pulau dengan pulau lainnya sangat jarang terjadi. Akibat penumpukan mutasi yang berbeda selama ratusan tahun menyebabkan kumpulan gen yang jauh berbeda pada tiap-tiap pulaunya. Dengan demikian populasi burung di tiap-tiap pulau di kepulauan Galapagos menjadi spesies yang terpisah.
- Domestikasi Hewan ternak yang dijinakkan dari hewan liar dan tanaman budi daya dari tumbuhan liar adalah contoh domestikasi. Domestikasi memindahkan makhluk-makhluk tersebut dari habitat aslinya ke dalam lingkungan yang diciptakan manusia. Hal ini mengakibatkan muncul jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki sifat menyimpang dari sifat aslinya.
- Mutasi kromosom adalah peristiwa terjadinya species baru secara cepat.
2. 4
Mekanisme Spesiasi
Terdapat empat
mekanisme spesiasi.
1. Mekanisme spesiasi alopatrik,
yang terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis, misalnya
melalui fragmentasi habitat atau migrasi. Seleksi di bawah kondisi
demikian dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan
perilaku organisme. Karena seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas
pada populasi yang terisolasi, pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan
organisme yang tidak akan dapat berkawin campur. Spesiasi alopatrik adalah terbentuknya spesies baru dalam satu wilayah
karena adanya penghalang sehingga mencegah aliran gen di antara kelompok dalam
populasi.
Spesiasi alopatrik terjadi karena adanya
penghalang fisik seperti sungai, gunung, letak geografis dan sebagainya. Penghalang ini
memisahkan sebuah populasi dari populasi induknya, yang berarti memotong aliran
gen antar kedua pupulasi tersebut. Setelah terisolasi mereka membentuk sejumlah perbedaan genetik, termasuk penghalang reproduksi
yang membedakannya dari populasi induknya. Contoh dari spesiasi alopatrik ini
adalah hasil evolusi dari populasi burung kutilang (finches) di Kepulauan
Galapagos yang terpisah dari populasi induknya di Benua Amerika bagian selatan.
2. Spesiasi peripatrik, yang
terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme menjadi terisolasi dalam
sebuah lingkungan yang baru. Ini
berbeda dengan spesiasi alopatrik dalam hal ukuran populasi yang lebih kecil
dari populasi tetua. Dalam hal ini, efek pendiri menyebabkan spesiasi cepat melalui hanyutan genetika yang cepat dan
seleksi terhadap lungkang gen yang kecil.
3.
Mekanisme spesiasi parapatrik. Ia
mirip dengan spesiasi peripatrik dalam hal ukuran populasi kecil yang masuk ke
habitat yang baru, namun berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan secara fisik
antara dua populasi. Spesiasi ini dihasilkan dari evolusi mekanisme yang
mengurangi aliran genetika antara dua populasi. Secara umum, ini terjadi ketika
terdapat perubahan drastis pada lingkungan habitat tetua spesies. Salah satu contohnya
adalah rumput Anthoxanthum odoratum,
yang dapat mengalami spesiasi parapatrik sebagai respon terhadap polusi logam
terlokalisasi yang berasal dari pertambangan. Pada kasus ini,
tanaman berevolusi menjadi resistan terhadap kadar logam yang tinggi dalam
tanah. Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan populasi tetua menghasilkan
perubahan pada waktu pembungaan, menyebabkan isolasi reproduksi. Seleksi keluar
terhadap hibrid antar dua populasi dapat menyebabkan "penguatan",
yang merupakan evolusi sifat yang mempromosikan perkawinan dalam spesies, serta
peralihan karakter, yang
terjadi ketika dua spesies menjadi lebih berbeda pada penampilannya. Isolasi geografis burung Finch
di Kepulauan Galapagos menghasilkan lebih
dari satu lusin spesies baru.Spesiasi
parapatrik terjadi pada populasi-populasi yang letaknya berdekatan. Kelompok gen mereka menjadi terpisah oleh adanya variasi
lingkungan. Sebagai contoh adalah rumput yang tumbuh di
lingkungan toksik akan mengembangkan toleransi terhadap logam berat, yang tidak
dipunyai oleh rumput di sebelahnya yang tidak terpolusi. Karena perbedaan kepekaan terhadap logam berat tersebut, dua populasi rumput ini akan mengembangkan mekanisme
yang berbeda dalam masa pembungaannya sehingga menghasilkan isolasi reproduksi.
4. Mekanisme
spesiasi simpatrik adalah terbentuknya
spesies baru dalam satu wilayah tanpa adanya penghalang (barrier). spesiasi ini
dapat terjadi karena adanya isolasi reproduksi yang mencegah aliran gen di
antara kelompok dalam populasi. spesiasi simpatrik,
di mana spesies berdivergen tanpa isolasi geografis atau perubahan pada
habitat. Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yang sedikit akan menghilangkan perbedaan genetika antara satu bagian
populasi dengan bagian populasi lainnya. Secara umum, spesiasi simpatrik pada
hewan memerlukan evolusi perbedaan genetika
dan perkawinan tak-acak, mengijinkan isolasi reproduksi berkembang.
Kasus yang menarik dari spesiasi simpatrik terjadi pada
tumbuhan sebagai hasil dari poliploidi. Poliploidi adalah
pertumbuhan jumlah set/pasangan kromosom dalam setiap sel tubuh tanaman
tersebut. Pemunculan tertraploid (4N) dari induk yang
diploid (2N) tidak biasa terjadi. Sekali terbentuk, maka
tumbuhan tetraploid tidak akan melakukan persilangan dengan anggota populasi
yang diploid karena ketidak-cocokan jumlah kromosom. Akibatnya
tumbuhan tetraploid hanya dapat menyerbuki anggota populasi yang tetraploid
juga, atau melakukan penyerbukan sendiri atau dengan reproduksi aseksual, yang
kemudian keturunanannya saling bersilang. Inilah yang
nantinya juga akan menjadi awal spesiasi. Poliploid
menjadi sangat penting dalam evolusi dan spesiasi tumbuhan. Lebih
dari 40% spesies tumbuhan berbunga yang hidup sekarang ini adalah diploid.
Dengan terjadinya spesiasi, maka akan dijumpai adanya keanekaragaman organisme.
2.5 Jenis – Jenis Spesiasi
- Spesiasi akibat poliploida
Hugo de Vries
ahli Genetika yang terkenal karena teori mutasinya, menemukan kenyataan
bahwa ada kemungkinan perubahan jumlah kromosom pada makhluk hidup, yang
sebagaimana diketahui
- Spesiasi akibat radiasi adaptif
Kenyataan yang menunjukkan bahwa dijumpai
beranekaragam spesies dewasa ini,
sedangkan fosil yang terekam menunjukkkan bahwa jumlah spesies yang ada
dahulu tidak sebanyak itu, membawa orang pada kesimpulan bahwa terjadi proses
“pembelahan evolutif spesies”. Terjadi radiasi evolusioner, yang juga dapat
disebut sebagai evolusi divergen. Proses evolusi yang terjadi sangat erat
hubungannya dengan kemampuan beradaptasi suatu spesies dilingkungan yang baru,
disamping tidak dimungkinkannya persilangan antara spesies pendatang dengan
spesies yang sudah ada, atau antara sesama spesies pendatang yang berlainan
spesies.
Contoh yang nyata dari radiasi adaptif ini
adalah burung Finch di Galapagos. Orang berteori bahwa burung Finch yang
terdapat di Galapagos berasal dari Amerika Selatan yang berjarak ± 900 km,yang
secara kebetulan terbawa angin. Keadaan yang gersang dan terpencil menyebabkan
terjadinya kompetisi pada penghuni kepulauan tersebut. Spesialisasi dalam menggunakan bahan makanan dalam
menghindarkan diri dari kekalahan berkompetisi. Dari sinilah terbentuk
bermacam-macam burung Finch. Enam spesies dikenal sebagai burung yang hidup di
pohon, sebagai pemakan biji, buah, serangga, dan madu.
Peranan isolasi dalam mekanisme evolusi yaitu:
Premating isolation dapat menyebabkan variasi genetic , hal ini terjadi karena populasi yang
semula continue dipisahkan oleh sebab-sebab geografis, iklim, habitat yang
menyebabkan hambatan bagi penyebaran spesies, maka sistem populasi yang
terpisah ini tidak mungkin terjadi perkawinan (interbreeding). Hal ini
menyebabkan tidak terjadi pertukaran susunan gen mereka dan sistem evolusi
mereka selanjutnya akan terpisah. sistem evolusi yang berbeda dalam waktu yang
relatif lama tejadi perbedaan spesies yang menyebabkan perubahan susunan
genetic, apabila pemisahan tercapai maka akan menghasilkan spesies yg
benar-benar berbeda.
Terdapat tiga alasan
mengapa sistem populasi yang terpisah geogravis akan mengalami penyimpanan
sejalan dengan waktu:
- Pertama, terdapat kemungkinan yang sangat besar bahwa kedua sistem populasi yang terpisah itu mempunyai frekuensi gen permulaan yang berbeda, sebab pembagian suatu sistem populasi menjadi dua bagian yang terpisah belum tentu membagi kedalam dua populasi yang sama secara genetis. Jadi, kalau dua populasi mencapai potensi genetis yang berbeda sejak saat pemisahannya, evolusi mendatang sudah tentu akan mengalami jalan yang berbeda saat pemisahannya, evolusi mendatang sudah tentu akan melalui jalan yang berbeda.
- Kedua, populasi yang terpisah itu akan mengalami kejadian-kejadian mutasi yang berbeda. Mutasi terjadi secara sebaran (random), dan terdapat dua kemungkinan besar bahwa beberapa mutasi yang terjadi di dalam satu bagian dari populasi yang terpisah, sedangkan pada bagian lain mutasi tidak terjadi atau sebaliknya.
- Ketiga, penyimpangan pada populasi yang terpisah itu, terjadi juga karena adanya tekanan seleksi dari sekeliling yang berbeda-beda sebab mereka menempati keadaan yang berbeda-beda. Kemungkinan bahwa kedua tempat mempunyai keadaan keliling yang sama adalah kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. (1976). Biologi
SMA 3. Jakarta:
PN Balai Pustaka. Kimball, John W. Biology
Edisi kelima, halaman 800.
Otto, James H.Albett Towle.
(1969). Modern Biology. New York: Toronto, Sydney, London:
Holt Rinehmt and Winston, Ich.
Storer, Tracy I., et-al. (1978).
General Biology. New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing
Company Ltd.
Ruse, Michael. (1982). Darwinisme Defended. California: The Benjamin/Cummings, Pub,
Comp, Inc.
Cambell, A Neil, Reece Jane. (2002).
Biology. Sixth edition. San Francisco: Pearson
Education. Inc Benyamin Cummings.
Anonymous.
2009. Peranan isolasi dalam mekanisme
evolusi . Http://zaifbio.wordpress.com/2009/12/20/peranan-isolasi-dalam-mekanisme-evolusi.html. diakses tanggal 6 november 2010.
Anonymous. 2009. http://colinsabatini.blogspot.com/2009/11/evolusi.htm
Anonymous.
2010. Spesiasi-Alopatrik-Terjadi-Karena-Adanya-Penghalang-Fisik-Seperti-Sungai.
http://www.scribd.com/doc/39792502/Spesiasi-Alopatrik-Terjadi-Karena-Adanya-Penghalang-Fisik-Seperti-Sungai
Anonymous. 2010. Evolusi . http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi
1 komentar:
Buat Anda yang Hobi bermain Judi Online, namun belum menemukan Situs Terpercaya bahkan takut hasil kemenagan tidak dibayar?
Saya ingin merekomendasikan S128Cash Situs Judi Online Terbaik dan Terpercaya.
Tidak perlu Anda ragukan lagi, seberapa besar kemenangan Anda, S128Cash pasti tetap akan membayarnya.
Sudah pastinya juga S128Cash menyediakan semua permainan Populer serta Fairplay, seperti :
- Sportsbook
- Live Casino
- Sabung Ayam Online
- IDN Poker
- Slot Games Online
- Tembak Ikan Online
- Klik4D
Berikut PROMO BONUS S128Cash :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Segera daftarkan diri Anda bersama kami !!
Untuk informasi lebih lanjut, bisa hubungi kami melalui :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Agen Judi Bola Online
Posting Komentar