Jumat, 08 Februari 2013

SPESIASI


SPESIASI
BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar belakang
Sebenarnya sulit sekali memperoleh kriteria spesies yang universal. Hal ini disebabkan oleh suatu spesies adalah suatu yang unik di dunia dan mempunyai karakteristik, mekanisme dan keanekaragaman tersendiri. Bermacam-macam kategori di atas dan di bawah spesies menunjukkan bahwa batasan yang diberikan tidak dapat mencakup semua fenomena yang terdapat di alam. Demikian pula spesiasi adalah suatu proses yang tidak berhenti pada suatu masa tertentu. Proses spesiasi tidak hanya ditentukan oleh satu proses atau satu mekanisme, tetapi biasanya ditentukan oleh sejumlah mekanisme. Interaksi antar spesies memberi warna tersendiri dalam proses spesiasi.
Spesiasi atau proses pembentukan spesies baru merupakan bagian penting dari proses evolusi yang pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh interaksi individu. Ada sejumlah mekanisme yang mengatur berhasil tidaknya perkawinan memperoleh keturunan. Bermacam-macam barier terdapat pada suatu spesies atau kelompok spesies dan biasanya barier yang bekerja tidak bekerja secara unik, tetapi beberapa barier bekerja sekaligus. Proses spesiasi berlangsung sangat efektif pada pulau atau daerah yang terisolasi, karena memang kalau ditinjau dari segi genetik, maka frekuensi gen yang jarang di daerah yang luas akan dapat menjadi sangat efisien di daerah yang terbatas luasnya
Spesiasi merupakan sebuah proses evolusi munculnya spesies baru. Spesiasi merupakan  proses suatu spesies berdivergen menjadi dua atau lebih spesies. Ia telah terpantau berkali-kali pada kondisi laboratorium yang terkontrol maupun di alam bebas. Pada organisme yang berkembang biak secara seksual, spesiasi dihasilkan oleh isolasi reproduksi yang diikuti dengan divergensi genealogis.
Terdapat empat mekanisme spesiasi. Yang paling umum terjadi pada hewan adalah spesiasi alopatrik, yang terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis, misalnya melalui fragmentasi habitat atau migrasi. Seleksi di bawah kondisi demikian dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan perilaku organisme. Karena seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas pada populasi yang terisolasi, pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan organisme yang tidak akan dapat berkawin campur.
Salah satu contoh kejadian spesiasi ini adalah ketika tanaman Arabidopsis thaliana dan Arabidopsis arenosa berkawin silang, menghasilkan spesies baru Arabidopsis suecica. Hal ini terjadi sekitar 20.000 tahun yang lalu, dan proses spesiasi ini telah diulang dalam laboratorium, mengijinkan kajian mekanisme genetika yang terlibat dalam proses ini. Sebenarnya, penggandaan kromosom dalam spesies merupakan sebab utama isolasi reproduksi, karena setengah dari kromosom yang berganda akan tidak sepadan ketika berkawin dengan organisme yang kromosomnya tidak berganda.

1.2  Rumusan masalah
  1. Apa pengertian spesies dan spesiasi?
  2. Bagaimana mekanisme dalam pembentukan spesiasi ?

1.3  Tujuan
Untuk memahami konsep spesies dan spesiasi, serta proses dan mekanisme didalam spesiasi.












BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Spesies dan Spesiasi
Spesies merupakan suatu kelompok yang saling kawin-mawin (interbreeding group) dan berbeda dengan kelompok yang saling kawin yang  lain.  Ernst Mayr mendefinisikan spesies sebagai populasi alamiah yang dapat mengadakan silang-dalam secara potensial atau aktual, dan tidak mengadakan persilangan dengan populasi lain, meskipun ada kesempatan untuk itu. Sedangkan spesiasi adalah proses terbentuknya spesies baru dalam suatu populasi melalui isolasi reproduksi, yakni isolasi yang menyebabkan tertutupnya pertukaran gen antar populasi yang mempunyai sifat – sifat genotip yang berbeda (Izzudin, 2004).
Konsep mengenai spesies telah mengalami perubahan sepanjang sejarah. Salah satu konsep mengatakan konsep itu statis, suatu kesatuan khusus yang mempunyai bentuk immutable, dimana individu – individu yang satu spesies secara garis besar menyerupai ( morfologi ). Menurut pendapat ini, variasi – variasi individu dihasilkan dari ketidaksempurnaan terhadap individu yang ideal. Konsep tipologi yang statis ini bertentangan dengan pandangan – pandangan evolusi. Beberapa konsep spesies yang lain adalah :
§  Konsep spesies morfologis, menekankan perbedaan anatomi yang dapat terukur antar spesies. Sebagian besar spesies dapat diidentifikasi para ahli taksonomi telah dikelompokkan menjadi spesies terpisah berdasarkan krieria morfologi.
§  Konsep spesies ekologis, menekankan pada peranan spesies (ninche / relung), posisi dan fungsinya dalam lingkungan.
§  Konsep spesies evolusioner, menekankan pada garis keturunan evolusi dan peranan ekologis.
Dalam pandangan modern spesies adalah suatu golongan populasi yang alami (deme) yang tersendiri secara genetis dan memiliki bersama suatu “gene pool “ umum. Suatu spesies adalah unit atau kesatuan tersebar dalam populasi, didalamnya terjadi pertukaran gen atau gene flow.  Konsep modern suatu spesies sama sekali tidak mengatakan sesuatu tentang sampai dimanakah perbedaan antara dua populasi sehingga dianggap sebagai spesies yang terpisah. Bahwa kebanyakan dari spesies dipisahkan dengan perbedaan – perbedaan yang nyata secara anatomi, faali atau sifat – sifat kelakuan  (waluyo, 2005 ).
Menurut Kimball (2002), spesiasi adalah pembentukan satu atau lebih spesies turunan dari satu spesies moyang. Spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam kerangka evolusi. Spesiasi dianggap selesai, jika kedua spesies baru tersebut tidak mampu lagi melakukan kawin silang, dan begitu seterusnya. Dapat diambil kesimpulan bahwa semua makhluk hidup yang ada berasal dan berkembang dari  moyang yang sama, yaitu dari bentuk hidup tunggal yang pertama (bersel satu), seperti: Virus/Bakteri -> bersel banyak -> ikan -> amphibia -> reptilia -> mamalia rendah -> mamalia tinggi, dst.
a.       Syarat terjadinya spesiasi sebagai berikut :
·         Adanya perubahan lingkungan
·         Adanya relung, tempat hidup dan interaksi suatu organism,yang kosong.
·         Adanya keanekaragaman suatu kelompok organisme .
 Terdapat empat jenis spesiasi alami, tergantung pada sejauh mana populasi yang berspesiasi terisolasi secara geografis dari satu populasi ke yang lainnya. Empat jenis spesiasi alami tersebut adalah: spesiasi alopatrik, spesiasi peripatrik, spesiasi parapatrik, dan spesiasi simpatrik. Spesiasi juga dapat dilakukan secara buatan, melalui domestikasi ataupun eksperimen laboratorium.
Salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang dua spesies yang berkerabat, menghasilkan spesies hibrid. Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan karena hewan hibrid bisanya mandul. Sebaliknya, perkawinan silang umumnya terjadi pada tanaman, karena tanaman sering menggandakan jumlah kromosomnya, membentuk poliploid.
Spesiasi terjadi dalam 2 cara berbeda: alopatrik  dan simpatrik.
Spesiasi alopatrik : spesiasi melalui isolasi geografik
Spesiasi simpatrik : spesiasi tanpa isolasi geografik

Spesiasi alopatrik                                                                    Spesiasi simpatrik































Satu populasi saling kawin
 





Spesies B
 


Spesies A
 









Isolasi geografis atau ekologis di antara populasi
 





Zona ekologi baru
 











Peningkatan divergensi genetik
 















 





























2.2  Hukum – Hukum Yang Mendasari Spesiasi
Teori-teori Mengenai Evolusi Organik 
Banyak bukti telah ditemukan dan banyak pendapat telah diajukan dalam usaha mendukung adanya peristiwa evolusi. Teori pertama tentang adanya evolusi diajukan oleh Lamarck. Namun teori Lamarck ini umumnya ditentang oleh ahli-ahli Biologi karena kurang ditunjang oleh bukti-bukti nyata.
Teori lain tentang adanya evolusi ini dikemukakan oleh C.R Darwin yang dikenal dengan teori seleksi alamnya. Teori seleksi alam ini didasarkan atas 5 pokok pikiran sebagai berikut. 
  1. Variasi selalu terjadi pada setiap organisme. 
  2. Setiap individu mempunyai kemampuan untuk menambah banyak secara maksimal. 
  3. Adanya perjuangan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
  4. Seleksi alam.
  5. Organisme yang dapat bertahan dapat melangsungkan kehidupannya.
Teori Darwin ini belum dapat diterima secara keseluruhan oleh Neo-Darwinisme. Untuk menunjukkan proses terjadinya evolusi neo-Darwinisme menitik beratkan pada peranan sel kelamin di dalam penurunan sifat suatu organisme. Akhirnya Neo-Darwinisme ini lebih disempurnakan ke dalam sintesis modern yang lebih menghubungkan penurunan sifat dengan pengertian genetika.
Dari teori evolusi ini dapat digaris bawahi bahwa makhluk hidup berasal dari moyang yang sama, hanya keturunannya yang menyebar mencari jalan sendiri-sendiri. Karena adanya pengaruh yang berbeda-beda maka setiap spesies dapat mengalami mutasi gen, perubahan jumlah dan struktur kromosom, rekombinasi genetik, seleksi alam atau isolasi reproduksi sehingga terbentuklah spesies-spesies yang berlainan.
     
2.3  Mekanisme Isolasi Dalam Spesiasi
Menurut Futuyama (1981) dalam bukunya Evolutionary Biologi, mekanisme Isolasi adalah karakteristik biologi yang menyebabkan spesies simpatrik tetap bertahan (eksis), misalnya mempertahankan gene pool yang terbatas yang meliputi pencegahan interbreeding (pembiakan dengan spesies yang berbeda) melalui isolasi geografi, isolasi habitat, isolasi musim, isolasi reproduksi dan mechanical isolation. Selain mencegah interbreeding, juga mengurangi keberhasilan persilangan melalui isolasi gamet, isolasi zigot, hybrid viability dan hibryd sterility.

A.                Peran isolasi geografis
Hampir semua para ahli biologi berpendapat bahwa sebagian besar hal, factor permulaan di dalam proses spesiasi adalah pemisahan secara geografis. Selama populasi spesies masih dalam hubungan langsung atau tidak langsung, “gene flow “ masih dapat terjadi, meskipun berbagai populasi di dalam system dapat menyimpang di dalam beberapa sifat dengan demikian menyebabkan variasi intra spesies. Tetapi kalau system populasi yang semula continue ini dipisahkan oleh sebab – sebab geografis, yang menyebabkan hambatan bagi penyebaran spesies, maka system populasi yang terpisah ini tidak mungkin mempertukarkan susunan gen mereka dan evolusi mereka selanjutnya akan terpisah. Di dalam waktu yang cukup lama, kedua system populasi yang terpisah itu akan semakin berbeda, sebab masing – masing menjalani evolusi dengan caranya masing - masing.
Terdapat tiga alasan mengapa system populasi yang terpisah geografis akan mengalami penyimpangan sejalan dengan waktu.
  • Pertama, terdapat kemungkinan yang sangat besar bahwa kedua system populasi yang terpisah itu mempunyai frekuensi gen permulaan yang berbeda , sebab pembagian suatu system populasi menjadi dua bagian yang terpisah belum tentu membagi kedalam dua populasi yang sama secara genetis. Jadi, kalau dua populasi mencapai potensi genetis yang berbeda sejak saat pemisahannya, evolusi mendatang sudah tentu akan mengalami jalan yang berbeda sejak saat pemisahannya, evolusi mendatang sudah tentu akan melalui jalan yang berbeda.
  • Kedua , populasi yang terpisah itu akan mengalami kejadian – kejadian mutasi yang berbeda. Mutasi terjadi secara random dan terdapat kemungkinan besar bahwa beberapa mutasi yang terjadi di dalam satu bagian dari populasi yang terpisah, sedangkan pada bagian lain mutasi tidak terjadi atau sebaliknya.
  • Ketiga, penyimpangan pada populasi yang terpisah itu, terjadi juga karena adanya tekanan seleksi dari sekeliling yang berbeda – beda sebab mereka menempati keadaan yang berbeda – beda. Kemungkinan bahwa kedua tempat mempunyai keadaan keliling yang sama adalah kecil.
Sebagai tambahan dari ketiga alasan tersebut, factor ke empat yang menyebabkan pergeseran susunan genetis atau genetic drift merupakan factor yang penting dalam populasi yang kecil. Misalnya jika beberapa individu mulai membentuk koloni baru. Penghalang atau barier yang dapat memulai adanya pemisahan tempat adalah bermacam – macam. Suatu barier adalah keadaan fisik atau ekologis yang mencegah terjadinya perpindahan melewati batas tersebut, dari suatu spesies tertentu. Suatu barier atau spesies belum tentu barier bagi spesies lain (waluyo, 2005 ).

B.     Peran Isolasi reproduksi dalam (Intrinsik ) pada spesiasi
Isolasi intrinsic mempunyai sifat – sifat biologis yang dapat mencegah bercampurnya dua populasi atau mencegah interbreeding jika kedua populasi itu berkumpul kembali setelah batas pemisanya lenyap. Spesiasi dimulai dengan penghambat luar yang menjadikan dua system populasi menjadi sama sekali alopatrik (mempunyai tempat yang berbeda), tetapi kejadian ini belum sempurna sampai populasi mengalami proses mekanisme isolasi ntrinsik yang menjaga supaya mereka tetap alopatrik atau gene pool mereka tetap terpisah miskipun mereka simpatrik (mempunyai tempat yang sama).
Beberapa mekanisme isolasi intrinsic yang mungkin timbul , yaitu seperti berikut :
  1. Mekanisme isolasi intrinsic
Isolasi reproduksi dapat terjadi melalui :
·         Isolasi ekologi , apabila dua spesies simpatik yang terdapat disuatu daerah masing – masing menempati habitat yang berbeda.
·         Isolasi musim, terjadi bila dua spesies simpatik masing – masing memiliki pemasakan kelamin yang berbeda
·         Isolasi tingkah laku, terjadi bila dua spesies simpatik mempunyai bentuk morfologi alat reproduksi yang berbeda pada waktu kawin
·         Isolasi mekanik, terjadi apabila dua spesies simpatik terdapat sel gamet jantan yang tidak mempunyai viabilitas pada saluran kelamin betina
·         Bastar mandul, apabila dua spesises simpatik menghasilkan keturunan mandul.

  1. Mekanisme yang mencegah terbentuknya hibrid setelah perkawinan
Pertukaran material genetik antara kelompok tersebut melalui mekanisme isolasi (baik sebelum mau pun setelah perkawinan).
Isolasi sebelum perkawinan:
  • Isolasi musiman atau habitat:  lawan jenis tidak dapat  ditemui karena matang kawin pada musim yang berbeda atau terdapat pada habitat berbeda.
  • Isolasi seksual atau polalaku:  kedua jenis kelamin dari dua spesies binatang mungkin terdapat pada lokasi dan waktu yang sama tetapi pola “berpasangannya” berbeda sehingga mencegah perkawinan.  Misal, Drosophila melanogaster dan Drosophila simulans tidak berkawin meskipun dalam lokasi yang sama karena polalaku yang berbeda.
Isolasi setelah perkawinan:
ü  Mortalitas gametik: sperma atau telur dibinasakan karena perkawinan antara spesies. Tepung sari tidak mampu tumbuh pada stigma dari spesies lain.
ü  Mortalitas sigotik dan inviabilitas hibrid: telur mengalami fertilisasi tetapi tidak dapat berkembang,  atau berkembang menjadi organisme tetapi dengan viabilitas yang menurun.
ü  Sterilitas hibrid: hibrid memiliki viabilitas normal tetapi steril secara reproduktif.

c.    Mekanisme yang mencegah pertumbuhan hybrid
·      Kematian hybrid
Hybrid sering kali sangat lemah dan berbentuk tidak baik sehingga sering mati sebelum mereka dikeluarkan dari induknya. Hal ini berarti bahwa gene flow antara kedua golongan induk tidak terjadi.
·      Sterilisasi hybrid
Beberapa persilangan antar spesies menghasilkan hybrid yang kuat tetapi steril. Conto terbaik adalah persilangan antara kuda dengan keledai yang menghasilkan hybrid mule. Mule mempunyai sifat – sifat lebih unggul daripada kedua induknya, tetapi mule adalah binatang steril. 
·      Eliminasi selektif dari hybrid
Dua spesies berdekatan mungkin dapat mengadakan persilangan dan menghasilkan keturunan fertile. Keturunan yang dihasilkan mungkin tidak sekuat orangtuanya dan adaptasinya tidak sebaik orang tua mereka. Hal ini mengakibatkan mereka tidak mungkin lagi disebut sebagai dua spesies yang penuh. Tetapi jika anak – anaknya dan keturunan berikutnya kurang begitu beradaptasi, mereka segera lenyap.
Gene flow akan terjadi antara gene pool kedua orang tua walaupun dianggap sebagai spesies yang terpisah. Tahap berikutnya terjadinya seleksi perjodohan yang sesuai atau melawan hal itu. Kombinasi gen yang menuju seleksi jodoh yang sesuai akan mempunyai pertambahan frekuensi dan kombinasi yang mengarah pada seleksi yang salah akan menurun sampai pada akhirnya hibridisasi berhenti. Keadaan dimana hanya salah satu dari mekanisme isolasi di atas itu terjadi atau bekerja sangatlah jarang terdapat. Biasanya dua, tiga , atauempat atau lebih hal semuanya bekerjasama untuk menjaga kedua spesies supaya tidak bercampur, jadi terpisah.




Terbentuknya spesies baru dapat terjadi karena :
1.      Isolasi waktu Misalnya adalah kuda. Kuda jaman eosen yaitu Eohippus – Mesohippus – Meryhippus – Pliohippus – Equus. Dari jaman eosin hingga sekarang seorang ahli palaentolog menduga telah terjadi 150 ribu kali mutasi yang menguntungkan untuk setiap gen kuda. Dengan dmikian terdapat cukup banyak perbedaan antara nenek moyang kuda dengan kuda yang kita kenal sekarang. Oleh sebab itu kuda-kuda tersebut dinyatakan berbeda species.
  1. Isolasi geografis Burung Fringilidae yang mungkin terbawa badai dari pantai Equador ke kepulauan Galapagos. Karena pulas-pulau itu cukup jauh jaraknya maka perkawinan populasi satu pulau dengan pulau lainnya sangat jarang terjadi. Akibat penumpukan mutasi yang berbeda selama ratusan tahun menyebabkan kumpulan gen yang jauh berbeda pada tiap-tiap pulaunya. Dengan demikian populasi burung di tiap-tiap pulau di kepulauan Galapagos menjadi spesies yang terpisah.
  2. Domestikasi Hewan ternak yang dijinakkan dari hewan liar dan tanaman budi daya dari tumbuhan liar adalah contoh domestikasi. Domestikasi memindahkan makhluk-makhluk tersebut dari habitat aslinya ke dalam lingkungan yang diciptakan manusia. Hal ini mengakibatkan muncul jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki sifat menyimpang dari sifat aslinya.
  3. Mutasi kromosom adalah peristiwa terjadinya species baru secara cepat.
2. 4  Mekanisme  Spesiasi
Terdapat empat mekanisme spesiasi.
1.   Mekanisme spesiasi alopatrik, yang terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis, misalnya melalui fragmentasi habitat atau migrasi. Seleksi di bawah kondisi demikian dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan perilaku organisme. Karena seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas pada populasi yang terisolasi, pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan organisme yang tidak akan dapat berkawin campur. Spesiasi alopatrik adalah terbentuknya spesies baru dalam satu wilayah karena adanya penghalang sehingga mencegah aliran gen di antara kelompok dalam populasi.
Spesiasi alopatrik terjadi karena adanya penghalang fisik seperti sungai, gunung, letak geografis dan sebagainya. Penghalang ini memisahkan sebuah populasi dari populasi induknya, yang berarti memotong aliran gen antar kedua pupulasi tersebut. Setelah terisolasi mereka membentuk sejumlah perbedaan genetik, termasuk penghalang reproduksi yang membedakannya dari populasi induknya. Contoh dari spesiasi alopatrik ini adalah hasil evolusi dari populasi burung kutilang (finches) di Kepulauan Galapagos yang terpisah dari populasi induknya di Benua Amerika bagian selatan.

2.   Spesiasi peripatrik, yang terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme menjadi terisolasi dalam sebuah lingkungan yang baru. Ini berbeda dengan spesiasi alopatrik dalam hal ukuran populasi yang lebih kecil dari populasi tetua. Dalam hal ini, efek pendiri menyebabkan spesiasi cepat melalui hanyutan genetika yang cepat dan seleksi terhadap lungkang gen yang kecil.

3.   Mekanisme spesiasi parapatrik. Ia mirip dengan spesiasi peripatrik dalam hal ukuran populasi kecil yang masuk ke habitat yang baru, namun berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan secara fisik antara dua populasi. Spesiasi ini dihasilkan dari evolusi mekanisme yang mengurangi aliran genetika antara dua populasi. Secara umum, ini terjadi ketika terdapat perubahan drastis pada lingkungan habitat tetua spesies. Salah satu contohnya adalah rumput Anthoxanthum odoratum, yang dapat mengalami spesiasi parapatrik sebagai respon terhadap polusi logam terlokalisasi yang berasal dari pertambangan. Pada kasus ini, tanaman berevolusi menjadi resistan terhadap kadar logam yang tinggi dalam tanah. Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan populasi tetua menghasilkan perubahan pada waktu pembungaan, menyebabkan isolasi reproduksi. Seleksi keluar terhadap hibrid antar dua populasi dapat menyebabkan "penguatan", yang merupakan evolusi sifat yang mempromosikan perkawinan dalam spesies, serta peralihan karakter, yang terjadi ketika dua spesies menjadi lebih berbeda pada penampilannya. Isolasi geografis burung Finch di Kepulauan Galapagos menghasilkan lebih dari satu lusin spesies baru.Spesiasi parapatrik terjadi pada populasi-populasi yang letaknya berdekatan. Kelompok gen mereka menjadi terpisah oleh adanya variasi lingkungan. Sebagai contoh adalah rumput yang tumbuh di lingkungan toksik akan mengembangkan toleransi terhadap logam berat, yang tidak dipunyai oleh rumput di sebelahnya yang tidak terpolusi. Karena perbedaan kepekaan terhadap logam berat tersebut, dua populasi rumput ini akan mengembangkan mekanisme yang berbeda dalam masa pembungaannya sehingga menghasilkan isolasi reproduksi.


 


















4.      Mekanisme spesiasi simpatrik adalah terbentuknya spesies baru dalam satu wilayah tanpa adanya penghalang (barrier). spesiasi ini dapat terjadi karena adanya isolasi reproduksi yang mencegah aliran gen di antara kelompok dalam populasi. spesiasi simpatrik, di mana spesies berdivergen tanpa isolasi geografis atau perubahan pada habitat. Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yang sedikit akan menghilangkan perbedaan genetika antara satu bagian populasi dengan bagian populasi lainnya. Secara umum, spesiasi simpatrik pada hewan memerlukan evolusi perbedaan genetika dan perkawinan tak-acak, mengijinkan isolasi reproduksi berkembang.
Kasus yang menarik dari spesiasi simpatrik terjadi pada tumbuhan sebagai hasil dari poliploidi. Poliploidi adalah pertumbuhan jumlah set/pasangan kromosom dalam setiap sel tubuh tanaman tersebut. Pemunculan tertraploid (4N) dari induk yang diploid (2N) tidak biasa terjadi. Sekali terbentuk, maka tumbuhan tetraploid tidak akan melakukan persilangan dengan anggota populasi yang diploid karena ketidak-cocokan jumlah kromosom. Akibatnya tumbuhan tetraploid hanya dapat menyerbuki anggota populasi yang tetraploid juga, atau melakukan penyerbukan sendiri atau dengan reproduksi aseksual, yang kemudian keturunanannya saling bersilang. Inilah yang nantinya juga akan menjadi awal spesiasi. Poliploid menjadi sangat penting dalam evolusi dan spesiasi tumbuhan. Lebih dari 40% spesies tumbuhan berbunga yang hidup sekarang ini adalah diploid. Dengan terjadinya spesiasi, maka akan dijumpai adanya keanekaragaman organisme.





2.5 Jenis – Jenis Spesiasi
  1. Spesiasi akibat poliploida
Hugo de Vries  ahli Genetika yang terkenal karena teori mutasinya, menemukan kenyataan bahwa ada kemungkinan perubahan jumlah kromosom pada makhluk hidup, yang sebagaimana diketahui
  1. Spesiasi akibat radiasi adaptif
Kenyataan yang menunjukkan bahwa dijumpai beranekaragam spesies dewasa ini,  sedangkan fosil yang terekam menunjukkkan bahwa jumlah spesies yang ada dahulu tidak sebanyak itu, membawa orang pada kesimpulan bahwa terjadi proses “pembelahan evolutif spesies”. Terjadi radiasi evolusioner, yang juga dapat disebut sebagai evolusi divergen. Proses evolusi yang terjadi sangat erat hubungannya dengan kemampuan beradaptasi suatu spesies dilingkungan yang baru, disamping tidak dimungkinkannya persilangan antara spesies pendatang dengan spesies yang sudah ada, atau antara sesama spesies pendatang yang berlainan spesies.
Contoh yang nyata dari radiasi adaptif ini adalah burung Finch di Galapagos. Orang berteori bahwa burung Finch yang terdapat di Galapagos berasal dari Amerika Selatan yang berjarak ± 900 km,yang secara kebetulan terbawa angin. Keadaan yang gersang dan terpencil menyebabkan terjadinya kompetisi pada penghuni kepulauan tersebut. Spesialisasi dalam menggunakan bahan makanan dalam menghindarkan diri dari kekalahan berkompetisi. Dari sinilah terbentuk bermacam-macam burung Finch. Enam spesies dikenal sebagai burung yang hidup di pohon, sebagai pemakan biji, buah, serangga, dan madu.
Peranan isolasi dalam mekanisme evolusi yaitu:
Premating isolation dapat menyebabkan variasi genetic , hal ini terjadi karena populasi yang semula continue dipisahkan oleh sebab-sebab geografis, iklim, habitat yang menyebabkan hambatan bagi penyebaran spesies, maka sistem populasi yang terpisah ini tidak mungkin terjadi perkawinan (interbreeding). Hal ini menyebabkan tidak terjadi pertukaran susunan gen mereka dan sistem evolusi mereka selanjutnya akan terpisah. sistem evolusi yang berbeda dalam waktu yang relatif lama tejadi perbedaan spesies yang menyebabkan perubahan susunan genetic, apabila pemisahan tercapai maka akan menghasilkan spesies yg benar-benar berbeda.
Terdapat tiga alasan mengapa sistem populasi yang terpisah geogravis akan mengalami penyimpanan sejalan dengan waktu:
  • Pertama, terdapat kemungkinan yang sangat besar bahwa kedua sistem populasi yang terpisah itu mempunyai frekuensi gen permulaan yang berbeda, sebab pembagian suatu sistem populasi menjadi dua bagian yang terpisah belum tentu membagi kedalam dua populasi yang sama secara genetis. Jadi, kalau dua populasi mencapai potensi genetis yang berbeda sejak saat pemisahannya, evolusi mendatang sudah tentu akan mengalami jalan yang berbeda saat pemisahannya, evolusi mendatang sudah tentu akan melalui jalan yang berbeda.
  • Kedua, populasi yang terpisah itu akan mengalami kejadian-kejadian mutasi yang berbeda. Mutasi terjadi secara sebaran (random), dan terdapat dua kemungkinan besar bahwa beberapa mutasi yang terjadi di dalam satu bagian dari populasi yang terpisah, sedangkan pada bagian lain mutasi tidak terjadi atau sebaliknya.
  • Ketiga, penyimpangan pada populasi yang terpisah itu, terjadi juga karena adanya tekanan seleksi dari sekeliling yang berbeda-beda sebab mereka menempati keadaan yang berbeda-beda. Kemungkinan bahwa kedua tempat mempunyai keadaan keliling yang sama adalah kecil.
 
DAFTAR PUSTAKA 

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1976). Biologi SMA 3. Jakarta: PN Balai Pustaka. Kimball, John W. Biology Edisi kelima, halaman 800.

Otto, James H.Albett Towle. (1969). Modern Biology. New York: Toronto, Sydney, London: Holt Rinehmt and Winston, Ich.

Storer, Tracy I., et-al. (1978). General Biology. New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd.

Ruse, Michael. (1982). Darwinisme Defended. California: The Benjamin/Cummings, Pub, Comp, Inc.

Cambell, A Neil, Reece Jane. (2002). Biology. Sixth edition. San Francisco: Pearson Education. Inc Benyamin Cummings.

Anonymous. 2009. Peranan isolasi dalam mekanisme evolusi . Http://zaifbio.wordpress.com/2009/12/20/peranan-isolasi-dalam-mekanisme-evolusi.html. diakses tanggal 6 november 2010.
Anonymous. 2009. http://colinsabatini.blogspot.com/2009/11/evolusi.htm
Anonymous. 2010. Spesiasi-Alopatrik-Terjadi-Karena-Adanya-Penghalang-Fisik-Seperti-Sungai. http://www.scribd.com/doc/39792502/Spesiasi-Alopatrik-Terjadi-Karena-Adanya-Penghalang-Fisik-Seperti-Sungai

Anonymous. 2010. Evolusi . http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi



1 komentar:

Sisil Chintya mengatakan...

Buat Anda yang Hobi bermain Judi Online, namun belum menemukan Situs Terpercaya bahkan takut hasil kemenagan tidak dibayar?
Saya ingin merekomendasikan S128Cash Situs Judi Online Terbaik dan Terpercaya.
Tidak perlu Anda ragukan lagi, seberapa besar kemenangan Anda, S128Cash pasti tetap akan membayarnya.
Sudah pastinya juga S128Cash menyediakan semua permainan Populer serta Fairplay, seperti :
- Sportsbook
- Live Casino
- Sabung Ayam Online
- IDN Poker
- Slot Games Online
- Tembak Ikan Online
- Klik4D

Berikut PROMO BONUS S128Cash :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!

Segera daftarkan diri Anda bersama kami !!
Untuk informasi lebih lanjut, bisa hubungi kami melalui :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031

Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz

Judi Bola

Agen Judi Bola Online

Posting Komentar

TV Streaming

tutorial blogger Indonesia

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | WordPress Themes Review